31

1.9K 138 29
                                    

Tak... Tuk... Tak... Tuk....

"Qila, kamu ga papa"ucap Efan

Qila yang terkejut denan pertanyaan yang tiba-tiba itu pun refleks langsung berdiri.

"Aku gak papa, tapi... Zahra"jawab Qila dengan nada pelan

"Zahra? Dimana dia sekarang?"dapat Qila lihat raut wajahnya lebih khawatir saat mendengar nama Zahra dibanding dengan raut wajahnya sewaktu datang tadi

Tanpa menunggu jawaban dari Qila, Efan pun langsung membuka pintu ruangan yg ada disampingnya, enth mengapa firasatnya menyuruh untuk keruangan itu.

Pintu ruang rawat pun tertutup. Qila sedari tadi tidak berniat untuk masuk. Qila hanya ingin melindungi hatinya. Meskipun begitu, ia tak dapat memungkiri kalau ia inhin melihat apa yg dilakukan suaminya didalam.

Miris sekali, Qila yg hanya melihat dari luar ruangan pun tau seberapa khawatirnya Efan. Lagi-lagi Qila tidak bisa menjaga hatinya. Tak tahan bila hatus terus melihay kejadian ini, Qila memutuskan untuk pulang. Lagi pula sudah ada Efan disini yg bisa menjaga Zahra.

Sepanjang perjalanan Qila hanya dapat menangis. Ia tak peduli tentang apa yang akan dipikirkan oleh supir taksi yang mengantarnya kali ini.

Sakit kak... Aku udh gak tahan-batin Qila

_____________

"Jadi gemana keadaan dia dok?"tanya Efan

"Kondisinya sudah cukup baik, tapi tetap saja kita harus menunggu sampai pasien siuman utuk mengetahui lebih lanjutny. Ngomong-ngomong kok saya gk liat mbak yg datang bersama pasien ini ya?"kata Dokter

Sial! Ia sampe lupa tentang Qila.

"O-oh itu dia pamit pulang sebentar tadi. Em Dok, kalo saya pulang dulu sebentar bisa tidak?"tanya Efan

"Tentu saja, karena sekarang kami sudah tahu siapa keluarga pasien, jadi kalau terjadi sesuatu bisa langsung mengabari kepada pihak keluarga."jawab Dokter

Setelah berbicara dengan Dokter ia pun langsung berlari menuju parkiran.

Qila... Maaf kamu harus merasakan sakit karena aku-batin Efan

Pintu rumah dibukanya dengan kasar. Hati Efan sudah tidak tenang sedari tadi dijalan.

Langkahnya terhenti saat melihat orang yg ia cemaskan sedang duduk disofa dengan muka sembab.

"Gemana keadaan Zahra kak? Dia udh siuman?"tanya Qila tanpa melihat ke arah Efan sedikit pun

Situasi ini lbh menakutkan daripada menghadapi musuh diluar sana.

"Dia... Belum siuman. Tap--"

"Kenapa kakak malah pulang? Zahra lagi butuh kakak sekarang"potong Qila

Perlahan Efan berjalan mendekati tempat Qila duduk.

Efan bingung dengan hatinya ini. Ia mengkui kalau orng yang dcintanya adalah Zahra. Tapi mengapa sakit sekali melihat wajah Qila yg perlahan terlihat semakin jelas kacaunya.

"Qila... Ini gak seperti apa yang kamu piki---"

"Enggak seperti kakak bilang? Haha, ternyata betul, kakak selama ini menganggap aku ini hanya orang bodoh yang bebas kakak sakiti, iya? gitu kan?"tangis Qila

Runtuh sudah semua pertahanan Qila. Ia sudah tidak dapat menahan rasa sakit ini lagi. Ia muak dengan semuanya.

Efan kaget, ini... Tidak seperti Qila yang biasanya. Dimana istrinya yang lemah lembut dan penuh kasih sayang? Sekarang yang ia lihat hanyalah tatapan kebencian yang sudah melebihi kapasitas.

"Qila aku bisa jelasin semuanya"kata Efan

"Jelasin? Kenapa baru sekarang kak? Hiks... Kenapa baru sekarang kakak mau ngejelasin? Aku capek kak"lirih Qila

Mulut Efan terasa kelu. Ia tak dapat mengeluarkan suara. Ia tak menyangka akan sesulit ini jadinya. Hatinya benar-benar sakit melihat Qila menangis.

"Aku.... Mau kita cerai"ucap Qila dengan mantap

Haloo para readers
Author up lagi nihhh...

Jangan lupa vote and coment ya....

Jangan lupa juga baca cerita author yang lainn....

Byeeee😘



Tentara I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang