Sudah seminggu Qila koma dan sampai sekarang belum juga ada perubahan, masanya menjadi seorng relawan disini masih lama, begitu pun dengan Efan
Pagi ini Efan sedang berada dimarkasnya. Sekarang yang menjaga Qila dirumah sakit yaitu Vanesa dan Vera. Efan dipaksa oleh Vanesa untuk kembali saja dulu ke markas, setelah itu baru siangnya Efan kembali kerumah sakit
*************
"Ver"panggil Vanesa
"Iya do- eh maksudnya mbak Vanesa, ada ap?"
"Kapan Qila sadar ya? Ak kangen ama ambekannya, cerewetannya, malu2nya"
"Saya juga gk tau mbak, saya juga kangen ama mbak Qila yang selalu ngomel kalo saya manggil dia dokter"
"Kamu juga gak usah formal amat dong, pakek ak kamu aj, kalo lo gue, kesanny nggk sopan"
"Eh iya mbak, maaf, blm kebiasa"jwb Vera yang dibalas anggukan oleh Vanesa
Sret....
Atensi kedua perempuan itu pun beralih pada pintu ruangan ini
"Efan, udh kesini aj"ujar Vanesa saat melihat Efan lah yang membuka pintu tersebut
"Udh lah, masa mau lama2"jwb Efan datar
"Udh kalian balik lagi aj, biar saya yg jaga Qila"
Kedua perempuan itu hanya menganggukan kepalanya dengan wajah masam. Pasalnua, setiap mereka kesini, mereka hanya diberi wakti sebentar saja seperti saat ini
Efan pov
Ku genggam tangan mungil nan halus ini
Rindu
Itu lah yg ku rasakan saat ini
Kuelus kepalanya yg terbalut ileh hijab instan tersebut
"Bangun dong sayang, kamu gak kangen sama ak, hubungan kita baru membaik loh, tapi kamu malah asik aj tidur. Apa tidur mu lebih indah dari kehidupanmu. Maaf kan ak karena udh menyianyiakan wanita sebaik dan secantik kamu" celotehku
Ak berbicara sembari menelungkupkan wajahnya pada kasur yg masih tersisa itu. Tak lama, ak merasakan ada yang menggenggam tanganku, ku angkat kepala ku. Dan betapa kaget ny ak saat kulihat Qila yang sudah membuka matanya, tapi masih terlihat lemas. Dgn segera ak memanggil dokter
*********
"Keadaan nona Qila sudah sidikit membaik, jangan biarkan ia tidak makan dan jgn biarkan ia banyak bergerak dulu, jika ingin duduk, sebaiknya jgn kelamaan"ujar dokter yang di anggukin oleh ku, setelah ak mengucapkan terima kasih
Kubuka pintu ruangan itu. Tampak Qila yang sedang melihat kearah luar jendela
"Hay, gimana keadaan kamu?"tanya ku yg sudah berada tepat disampingnya
"Alhamdulillah udh baikan kok kak"jwbnya sambil tersenyum. Jujur senyumannya iu dpt mengingatkan ak pada sikapku yg selama ini sangat tidak baik padanya
Setelah menjawab pertanyaan ku, Qila kembali melihat kearah jendela
"Maaf ya kak, ak selalu aj buat kakak susah"ujarnya dgn suara kecil, tapi ak ttp bisa mendengarnya
"Eh, jgn bilang gitu, ak gak ngerasa susah kok"
"Aku siap kok kalo kakak mau ceraiin ak"katanya dengan akhir kalimat yg dikecilkan
"Hey, denger ak, ak gk pernah merasa disusahkan sam kamu, kamu itu tanggung jawab ak, dan ak gak mau denger ato pun ada kata cerai diantara kita, kamu itu yg pertama dan terakhir bagi ak. Jadi jgn bilang kayak tadi lagi ya?" ucapku sambil memegang pipinya dan mengarahkannya pada ki, biar dia melihat mataku, jujur ak sakit mendengar ucapannya tadi, ak tw ak salah, mangkanya ak ingin memperbaikinya sekarang
Mendengar ucapan ku membuat Qila menangis, dengan segera ak membawanya dalam dekapanku
"Maaf"lirih Qila
Ak membiarkannya merasakan kenyamanan di dekapanku, ak tak ingin berpisah darinya, sekarang ak sudah nyakin dengan perasaanku, ak cinta dengannya, sangat sangat sangat dan sangat cinta
****************
Author povKeesokan harinya
Brak...
Masuk lah Vanesa dan Vera yg disusul oleh Tio dibelakangnya
Ya, yg membuka pintu secara kasar tadi itu ia lh Vanesa, sidokter bar2
Vanesa masuk dan langsung memeluk Qila erat
"Ya allah Qil, kamu tw gak, ak tuh kangen banget ama kamoh"alay Vanesa
"Alay banget sih"jwb Qila sembari terkekeh
"Mbak, gimana, udh baikan, Vera kangen ih ama mbak"
"Aduh kamu juga ketularan alaynya si Vanesa ya kayaknya" ujar Qila yg dibalas cengengesan oleh Vanesa juga Vera
"Gimana nih buk dokter, udh baikan, pastinya udh lh ya, kan dijagain ama pak kaoten yg gantengnya seantoro ini"goda Tio yg langsung digeplak ama Efan
"Kayaknya bukan Vera aja yg ketularan tapi dirimu juga" balas tajam Efan kepada Tio yg mengundang tawa semuanya kecuali Efan dgn muka datrny dan Tio dengan cengengesannya
"Eh Qil, tau gak, selama kamu koma ada cowok yg katanya sih dia kapten, nah cowok itu selalu nungguin kamu, ngajak ngobrol kamu, genggam tangan kamu, tangisin kamu selama kamu koma, bahkan ya kami mau jeguk kamu aja cmn dibolehin sebentar, parah gak tu" sindir Vanesa sembari menatap Efan dengan tatapan kesalnya
Qila hanya membalasnya dengan tersenyum, idh lama dia gk liat Vanesa ngoceh, jadi iyain aj, biar dia seneng
"Ye biarin aja, istri2 sapa, kok anda yg sewot ya"jwb Efan datar
Mendengar jawaban Efan membuat pipi Qila memerah dengan kata 'istri' yg di ucapkan oleh Efan
"Eh mbak Qila, kok pipinya merah, mbak sakit?"tanya Vera polos
"Aduh katanya suster, tapi lolanya melebihi ank bayi"ujar Tio yg sedari tadi hanya diam
"Udh si, Vera kan folos, se folos hidupku yg tak ada pengisinya"jwb Vanesa tanpa sadar
"Ekhem... Kode keras nih"ujar Efan
Sementara itu Vanesa hanya dpt menahan malu setelah menyadari ucapannya, sedangkan Tio hanya senyum2 gak jelas menatap Vanesa
"Kayaknya cuman saya yg jomblo ya"kata Vera memecahkan keheningan
"MANGKANYA CARI"jwb semja orng yg ada diruangan kecuali Vera yg hanha mendengus sebal mendengar ucaoan mereka
Hay hay hay
Jgn lupa vote ya
Coment juga kalo bisaSemangat ya yg sedang puasa
Semoga kuat ya:-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentara I Love U
General Fictiontidak selamanya perjodohan itu buruk, apalagi kalau dijodohinnya sama tentara. "Gk mungkin kita akan selamanya seperti ini"Efan "Mungkin suatu saat nanti akan ad keajaiban untuk kita berdua"Qila