27

3.1K 175 29
                                    

Sarapan hanya dihiasi oleh keheningan. Tak ada yang berniat untuk membuka suara

Sampai saatnya Qila ingin pamit Efanpun berbicara

"Tadi malam aku liat mata kami sembab, kamu habis nangis?"tanya Efan sembari menatap Qila lekat

Pertanyaan bodoh yg keluar dari mulut Efan membuat Qila ingin sekali tertawa miris didalam hati, ingin sekali Qila mengungkapkan semuany, tapi ia ingat bahwa sekarang yg ada dihadapannya ini adalah suaminya.

"Gak papa kok kak, yaudh aku kerumah sakit dulu ya"kata Qila seraya mencium tangan Efan

Efan melihat pergerakan Qila hingga hilang dari arah pintu

"Maaf Qila, aku tau aku salah, tapi aku sekarang lagi dilanda dilema"ucap Efan lirih

___________________

Efan sampai dikodim dengan selamat. Saat diparkiran ia bertemu dengan Tio dan Bryan. Melihat itu Efan berniat untuk menghampiri Tio dan Bryan

"Hey Tio Bryan"

"Yan, lo masuk ajah duluan, gw mau ngomong ama Efan dulu"

Mendengar ucapan Tio yg terdengar serius membuat Bryan mengerti bahwa ada hal yg harus mereka bicarakan empat mata

____________________

"Jadi? "

"Gw mohon ama lo Tio, gw bingung harus gemana"

Mendengarnya membuat Tio tersenyum sinis

"Bingung? Kalau gw jadi lo, gw pasti akan lebih memilih dan mementingkan orang yang benar2 sudah ada didepan mata, yg Setia juga sabar"

Terdiam. Itu lah yg Efan lakukan sekarang

"Udah lah Fan, lo itu sadar, Qila istri SAH lo"

Masih dengan keadaan terdiam Efan mencerna ucapan itu

"Zahra yg lo tunggu2 yang lo Cinta in sampe saat ini itu cuman masa lalu elo Efan, sekarang yg sudah pasti itu istri lo Qila"

"Tapi gw Cinta sama Zahra"

"Lo bego Fan, mana jiwa Kapten lo? Mana kepintaran lo? Mana kecerdasan lo? Hilang hanya karena Cinta? Heh, gw gak nyangka lo bakal jadi sebodoh ini"

Setelah mengucapkan itu Tio bergegas meninggalkan Efan yang masih terdiam

_________________

Hari ini Qila sangat tidak fokus dengan pekerjaannya. Yg ada dipikirannya saat ini hanya lah tentang rumah tangganya yg mungkin berangsur angsur akan runtuh

"Qil lo kenapa sih? Ada masalah? Cerita ama aku"

Perlahan Qila menatap wajah sahabatnya itu. Sekarang mereka sedang berada dicafe terdekat rumah sakit

"Aku boleh nanya gak Van?"

"Ya boleh lah, pake nanya segala boleh apa nggak, biasanya langsung nyerocos"

"Enak ajah"
"Ini semisal kau udah berumah tangga ya. Gemana sikap dan perlakuan kamu saat kamu mengetahui suami mu bermesraan dengan teman kantor istrinya sendiri?"

Vanesa menatap Qila penuh dengan tatapan intimidasi

"Ya kalo aku sih bakal minta dia buat ceraikan aku ajah, karena dalam suatu hubungan itu harus didasari oleh kepercayaan, sedangkan kepercayaan itu aja mulai perlahan luntur karena berangsur angsurnya hilang kesetiaan"

"Gituh ya"ujar Qila lirih

Mendengar jawaban dari Qila membuat Vanesa semakin menatap Qila dengan tatapan mengintimidasi

"Itu bukan pertanyaan asal pertanyaan kan? Itu sepertinya.... Emm... Terjadi ama kamu kan Qil?"

















DEG...












DEG...












DEG...












Qila mematung mendengar perkataan Vanesa. Ingin sekali Qila menjawab iya, tapi mungkin itu adalah jawaban tergila buat Vanesa

"Ya nggak lah Van, aku tuh cuman baca cerita yg  konfliknya kayak begitu"

"Ohh.... Gitu yah...."jawab Vanesa dengan ragu karena belum yakin dengan jawaban Qila

Entah lah firasat Vanesa saat adalah Qila sedang ada masalah. Semua firasat itu juga didukung dengan perbuatan Qila mulai dari ketidak fokusan Qila dalam bekerja, sering melamun juga dengan pertanyaan Qila yg menurut Vanesa aneh

Entah aku yang terlalu bodoh atau aku yang terlalu naif sampe gak bisa ngelakuin apa2-batin Qila lirih



Hallo semua:)
Jangan lupa vote and comment:)

Tentara I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang