Introduction

244 31 3
                                    

ARUNA CANDRAMAYA

Namaku Aruna Candramaya. Anak dari seorang dokter jantung sekaligus pemilik dari salah satu rumah sakit jantung swasta terbesar di Indonesia. Aku mantan Ketua ekskul Karate saat masih sekolah dulu. Dan sekarang aku menjadi pelatih Karate di SMA Danadyaksa.

Aku seorang perempuan yang berusia 21 tahun. Terlahir dari Ayah yang bekerja sebagai seorang dokter jantung yang bernama Adhiwijaya Candra dan Bunda seorang ibu rumah tangga yang bernama Ratika Maya. Memiliki wajah oval ditambah dengan hidung mancung yang memperindah wajahku. Diperindah dengan kulit berwarna putih dan rambut panjang menjuntai.

Mempunyai keluarga yang menurutku sempurna dan harmonis. Aku mempunyai kakak yang bernama Aleeza Candramaya  dan adik yang bernama Aera Candramaya. Ditambah lagi dengan Kairav Aezar Davanka yang tak lain tak bukan adalah kakak iparku.

Selama ini hidupku menyenangkan. Terlahir dari keluarga yang mampu dan dapat mencukupi seluruh kemauanku, mempunyai keluarga yang sangat harmonis dan sangat menyayangiku. Tapi semua berakhir hari ini. Iya, semenjak Ayah dan Bunda mengatakan bahwa aku akan dijodohkan dengan seseorang.

"apa Bun? Dijodohin?" tanyaku pada Bunda.

"iya sayang." Jawab Bunda singkat.

"Ayah sama Bunda kok tega banget sih sama Una? Una kan masih mau nikmatin masa muda Una dulu." Ucapku ngotot kepada Ayah dan Bunda.

"Una tenang dulu sayang biar Ayah jelasin semuanya." Ucap Ayah.

"gimana mau tenang, Yah? Una mau dijodohin masa tenang-tenang aja. Lagi pula Una kan masih 21 tahun Yah, Bun. Masih mau menikmati masa muda dulu, kuliah pun belum selesai, Una masih mau kerja, masih mau senang-senang dulu bukannya menikah." Ucapku sambil duduk disofa ruang keluarga.

"bukan begitu yang Ayah sama Bunda maksud sayang, Ayah dan Bunda udah berjanji kepada keluarga Danadyaksa untuk menjodohkan anaknya dengan anak kami. Sedangkan dikeluarga kita itu yang memungkinkan untuk dijodohkan hanya kamu. Gak mungkin kan kalau kakak kamu, kan jelas-jelas kakak mu sudah menikah. Dan lebih gak mungkin lagi kalau adik kamu. Dia kan masih jauh dibawah kamu usianya." Jawab Bunda.

"Maksud Bunda aku dijodohin sama anaknya om Reza?" tanyaku memastikan.

"iya sayang anaknya om Reza. Arghi Danadyaksa." Jawab Bunda.

"Bun aku gak mau dijodohin sama Arghi, gak mau Bunda.." rengekku pada Bunda.

"husss gak boleh kayak gitu. Lagi pula Arghi itu baik kok, cerdas, ramah dan ganteng pula. Bunda yakin kamu gak akan nyesel nikah sama Arghi. Percaya sama Ayah dan Bunda." Ucap Bunda penuh penekanan. Aku pun langsung meninggalkan kedua orang tuaku diruang keluarga menuju ke kamar.

o000o

Aku merebahkan diriku dikasur kesayanganku, menenggelamkan pikiranku tentang perjodohan dengan Arghi Danadyaksa.

Terbesit rasa bingungku terhadap sikap kedua orang tuaku. Bagaimana bisa mereka menjodohkan putri mereka yang masih berusia 21 tahun kepada anaknya om Reza yang jelas-jelas usianya hanya berbeda 1 tahun denganku?

Arghi Danadyaksa

Aku terlahir dari keluarga Danadyaksa. Ayah Korea-Indonesia dan Bunda, Indonesia. CEO dari Danadyaksa Company. Tampan dan workaholic, itulah sifatku. Dan menurut Bunda sifat itu menurun dari sifat Ayah semasa muda dulu. Memiliki seorang adik perempuan bernama Gistara Danadyaksa. Yang memiliki sifat berbanding terbalik denganku. Bawel, ceroboh, itulah sifatnya.

Saat SMA aku mengambil kelas akselerasi, jadi aku lulus sekolah saat aku berusia 16 tahun. Di usia 20 tahun aku sudah lulus dari salah satu Universitas terbaik di Korea Selatan yaitu Seoul National University. Dan di usia yang sekarang aku diberi tanggung jawab oleh Ayah untuk menjadi CEO.

SWEET 21 || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang