Setelah sarapan pagi, aku dan Arghi memutuskan untuk bersiap-siap cek out dari hotel dan bergegas menuju rumah orang tua Arghi.
Sampainya kami disini, kami langsung disambut oleh Bunda Vina yang sedang bersantai diruang keluarga bersama Gista.
"Assalamualaikum Bun." Kataku dan Arghi barengan, dan langsung menyalim tangan Bunda.
"Waalaikumsalam." Jawab Bunda dan Gista juga bersamaan.
"Bunda berdua aja sama Gista?" tanyaku pada Bunda sambil ikut duduk disamping Bunda.
"iya sayang, kalian udah makan?"
"udah Bun, tadi dihotel sebelum cek out." Jawab Arghi.
"loh Ayah kemana Bun?" tanyaku lagi. Karena memang sedari tadi, aku belum melihat Ayah.
"Ayah ke kantor ada urusan mendadak. Kan gantiin Arghi juga selama cuti." Jawab Bunda yang langsung ku hadiahi anggukan kecil.
"Bun, rencananya aku sama Aruna mau langsung pindah ke apartement." Kata Arghi.
"loh kamu gak nginep dulu disini?" tanya Bunda.
"gak Bun langsung aja ke apartement sekalian beres-beres, gpp kan Bun?" tanya Arghi.
"ya Bunda gpp sih. Tapi nanti kalian harus sering-sering main kesini ya." Pinta Bunda yang langsung dihadiahi anggukan oleh Arghi.
"yaudah Bun, Arghi sama Aruna beres-beres dulu ya." Kata Arghi sambil menggandeng tanganku menuju kamar Arghi dilantai dua.
Sesampainya kami dikamar Arghi, aku langsung menanyakan perihal kepindahan kami ke apartement pada Arghi. Karena memang aku tidak tau menau tentang aku dan Arghi akan tinggal di apartementnya.
"kita tinggal di apartement Gi?" tanyaku langsung setelah berhasil duduk diatas kasurnya.
"iya Na, kamu gpp kan?"
"y-yaa gpp sih aku. Cuma aku fikir kita bakal tinggal disini." Kataku.
"aku mau kita mandiri Na, aku gak mau ada campur tangan dari orang tua kita. Makanya aku mutusin untuk kita tinggal berdua di apartemen. Kamu bener gpp kan?" tanya Arghi lagi memastikan. Takut-takutnya Aruna keberatan dan merasa tidak nyaman.
"iya Arghi, aku gpp." Arghi pun tersenyum sambil mengusap surai rambutku pelan.
"ini kamu pegang, kalau ada apa-apa pakai ini." Katanya sambil memberikan 1 kartu ATM dan 1 kartu Kredit kepadaku.
"buat apa? Gak usah Gi, kamu aja yang pegang." Tolakku langsung.
"aku ada. kamu juga harus pegang. Kamu itu kan sekarang udah jadi tanggung jawab aku Na, aku sekarang yang akan menafkahi kamu." Jelasnya. Akhirnya mau tak mau aku terima juga kartu itu dari tangan Arghi dan langsung memasukan nya ke dalam dompetku.
"makasih yaah." Kataku menatap matanya sambil tersenyum yang langsung dibalas senyuman juga olehnya.
Setelah selesai beres-beres, aku dan Arghi langsung turun ke bawah dan berpamitan kepada Bunda.
"Bun aku sama Aruna berangkat ya.." pamit Arghi pada Bunda.
"iya udah, kalian hati-hati ya. Nanti Bunda yang bilang ke Ayah." Kata Bunda sambil memelukku.
"iya Bun, Assalamualaikum." Ucap ku dan Arghi berbarengan.
"Waalaikumsalam. Jangan lupa ya kalian sering-sering main kesini." Pinta Bunda.
Setelahnya kami langsung bergegas berangkat menggunakan mobil Arghi. Mobil yang dikendarai Arghi pun meninggalkan kediaman Bunda. Sekitar 45 menit akhirnya kami berdua sampai di apartemen milik Arghi. Arghi menggenggam tanganku dan satu tangannya lagi memegang koper milik kami berdua.
Ting!!!
Lift terbuka. Kami pun langsung masuk ke dalam apartement. Apartement Arghi tidak terlalu besar namun cukup untuk kami berdua tinggali. Apartement ini berisi dari ruang tamu, ruang kerja, dapur dan 2 kamar tidur. Disamping dapur ada ruangan minimalis untuk washing room. Memiliki 2 kamar mandi, 1 didekat dapur dan 1 lagi didalam kamar utama.
"Na, aku mau ngecek berkas-berkas kantor sebentar ya. Kamu istirahat dulu aja sana dikamar." Katanya. Aku pun mengangguk dan segera masuk ke dalam kamar utama. Kamar yang akan aku dan Arghi tempatkan.
Aku lebih memilih untuk merapikan baju-baju kami daripada beristirahat. Aku pun membuka lemari yang kosong dan tanpa sengaja aku menemukan sebuah foto. Aku langsung mengambil dan betapa kagetnya aku saat melihat foto itu.
Mendadak bibirku kelu, dan aku merasakan ada yang hancur didalam sini. Entah mengapa, melihat foto itu rasanya aku sangat ingin menangis.
Foto itu ...
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET 21 || NA JAEMIN
Teen Fiction[END] [COMPLETE] Aruna Candramaya. Seorang perempuan berusia 21 tahun. Terlahir dari sang Ayah yang bekerja sebagai dokter jantung dan sang Ibu seorang ibu rumah tangga. Memiliki wajah oval dengan hidung mancung yang mempercantik wajahnya. Diperind...