Pregnant

146 10 2
                                    

Arghi Pov

Setelah keluar dari ruangannya aku mencoba fokus dengan pekerjaanku lagi dan setelah jam pulang kantor nanti aku akan meminta maaf langsung padanya karena aku merasa sudah kelewatan terhadapnya. Saat hendak bangkit menuju ruangan Aruna aku melihat dia membuka pintu penghubung dengan muka yang begitu pucat. Aku pun langsung berjalan kearahnya, namun tiba-tiba dia terhuyung ke depan dan terjatuh.

"Arunaa.. kamu kenapa?" ucapku sedikit berteriak dan langsung menggendong Aruna untuk segera membawanya kerumah sakit.

Mukanya begitu pucat, badannya hangat. Apa Aruna sakit? Dan betapa bodohnya aku malah memarahinya tanpa mau mendengar penjelasannya dahulu. Aku menyesal telah memarahinya. Aku terlalu terbawa emosi sampai gak bisa kendaliin emosiku.

Begitu sampai dirumah sakit aku langsung memanggil suster dan Aruna langsung dibawa ke UGD. Tak lama menunggu, sang dokter keluar dengan Aruna yang akan dibawa keruang inap.

"permisi, saya ingin bicara dengan suami pasien." Kata dokter itu.

"saya suaminya dok." Jawabku langsung.

"bisa kita bicara diruangan saya pak? Ada yang mau saya jelaskan." Ucap sang dokter dan aku mengikutinya dari belakang.

"gimana keadaan Aruna dok?" tanyaku langsung begitu kami duduk diruangan sang dokter.

"ibu Aruna dan anak bapak baik-baik aja. Syukurlah sang janin kuat." Ucap sang dokter.

"janin?" kataku sedikit bingung.

"iya pak, saat ini ibu Aruna sedang mengandung 4 minggu. Sang janin masih sangat rentan, untunglah sang janin kuat."

"tadi ibu Aruna pingsan karena belum ada asupan makanan yang cukup. Saya rasa mungkin ibu Aruna sedang mengalami morning sickness, pada trimester pertama memang ibu hamil mengalami morning sickness, tapi kalau sudah melewati trimester pertama mualnya akan berkurang. Apa ibu Aruna bekerja pak?" tanya sang dokter.

[Morning sickness adalah mual muntah yang terjadi saat hamil.]

"iya dok Aruna bekerja."

"saya harap ibu Aruna gak usah bekerja dulu pak. Karena janinnya masih sangat rentan. Alangkah baiknya jika ibu Aruna bedrest total sampai kondisinya benar-benar pulih."

"baik dok. Makasih banyak dok." Kataku langsung meninggalkan ruangan sang dokter.

Setelah mendengar penjelasan sang dokter, aku langsung menuju ruang rawat Aruna. Sampainya disana, ternyata Aruna sudah bangun. Aku pun melangkah masuk dan duduk tepat disampingnya.

o000o

"m-maaf ya Gi.." kataku langsung membuka suara saat Arghi sudah duduk disampingku.

"gak Na, aku yang seharusnya minta maaf. Maafin aku ya. Maaf aku gak bisa kontrol emosi aku. Maafin Papa ya nak." Kata Arghi sambil memeluk dan mengelus pelan perut rataku.

"Papa?"

"iya Na, anak kita." Kata Arghi sambil mengusap perutku lagi.

"hah!? A-aku.. aku-" ucapku sambil menutup mulutku.

"iya Na, kamu hamil." Kata Arghi. setelahnya aku pun langsung memeluk Arghi dengan sangat erat dan menangis disana. Perasaanku sangat campur aduk. Bener-bener bahagia banget. Penantianku dan Arghi selama hampir 2 tahun akhirnya tiba juga. Sehat-sehat ya nak. Batinku sambil mengusap-usap perutku yang masih rata.

"usianya baru 4 minggu Na, kata dokter juga kamu gak usah kerja dulu. Kamu harus bedrest total." Katanya yang langsung ku angguki.

"makasih ya Na. Makasih banyak." Kata Arghi sambil mencium keningku lama.

SWEET 21 || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang