Epilog

174 10 4
                                    

Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian pedih waktu itu. Kini telah diganti oleh kebahagiaan keluarga mereka. Setiap hari hanya dipenuhi oleh gelak tawa dan suka cita yang tercipta.

Saat Aruna tersadar dari koma, Arghi langsung memutuskan untuk tidak memiliki buah hati lagi. Trauma - itulah alasannya. Wajahnya begitu menunjukkan raut ketakutan saat mengungkapkan semuanya. Aruna memutuskan untuk mengiyakan ucapan Arghi. Lagipula mereka sudah memiliki tiga buah hati yang sangat menggemaskan. Dan itu sudah cukup bagi mereka berdua.

Setiap harinya mereka merawat ketiga anaknya, tanpa bantuan babysitter. Walaupun awalnya mereka berdua dibuat kelimpungan oleh ketiga buah hatinya, tapi mereka melakukannya dengan senang dan bersyukur. Sampai tidak terasa bahwa ternyata sekarang buah cinta mereka sudah bisa berjalan dengan sendirinya.

Sepulangnya Aruna dari rumah sakit, Aruna dikejutkan dengan Luna dan Mark yang pindah rumah tepat disamping rumah-nya. Begitu pula dengan Sena dan Rei yang ikut-ikutan membeli rumah persis didepan rumah Aruna. Luna - Mark, Sena - Reivan, mereka semua sudah menikah. Pernikahan mereka berempat hanya berbeda 5 bulan saja. Dan sekarang, Luna dan juga Sena sama-sama tengah mengandung.

Saat ini Arnav, Celo dan Sagara sudah menginjak usia 3 tahun. Keadaan dimana mereka kini menjadi anak yang begitu aktif. Mereka sudah bisa berbicara dengan lancar walau terkadang masih kurang jelas. Bahkan mereka juga sudah bisa berhitung dari satu sampai sepuluh.

Aruna sangat bersyukur dengan semua yang telah Allah berikan kepada-nya. Allah begitu baik kepadanya yang memberikannya banyak kebahagiaan.

Pagi ini Aruna dan keluarga kecilnya berencana akan pergi ke kediaman orang tua Aruna. Karena disana semuanya sedang berkumpul dalam rangka arisan keluarga.

Setelah selesai mempersiapkan peralatan ketiga anaknya dan meletakkan ke dalam tas mereka, Aruna langsung bergegas menuju garasi, yang dimana sudah ada Arghi beserta ketiga anaknya yang sedang menunggu Aruna didalam mobil.

"loh kok pada manyun gitu? Kenapa sayangnya Mama?" tanya Aruna pada ketiga anaknya yang terduduk dibelakang dan sudah dipasangkan seatbelt oleh Arghi.

"Mama lama." Sahut Sagara, si bontot.

"maafin Mama yah sayang. Tadi Mama kan siapin peralatan kalian dulu. Nih Mama udah bawain robot star wars punya abang, kakak sama adek." Ucap Aruna sambil mengeluarkan mainan mereka.

"Yeyyy.." teriak mereka bertiga barengan.

"tepet dong Papa alan nanti telat te uma nenek na." ucap Celo.

"iya-iya. Ayo sekarang kita berangkat yah.." jawab Arghi langsung menginjak pedal gas mobilnya.

Mereka berlima pun berangkat menuju kediaman Bunda Tika. Selama diperjalanan tiada henti-hentinya Arnav, Celo dan Sagara berbicara yang membuat Aruna dan Arghi saling tatap-tatapan dan tersenyum bahagia.

o000o

Kututup kisah cintaku bersamanya. Biarlah kini kami menjalani kehidupan bahagia bersama keluarga kecil kami. Berharap hanya Allah yang mampu memisahkan kami hingga akhir hayat.

Ku mulai kisah ini diusia 21 tahun. Sebuah angka yang menurutku memiliki arti mendalam.

Sweet 21 itu angka sakral bagi Aruna.

Diusia yang masih muda, Aruna menikah dengan seorang laki-laki yang mana dulu adalah temannya semasa kecil lalu berpisah saat mereka berdua menginjak di bangku SMA. Laki-laki yang sangat mengerti Aruna. Laki-laki yang dengan sangat sabar menghadapi segala lika-liku pernikahan kami.

Ku akhiri kisah bahagiaku bersamanya. Biarlah kini kami menjalani dan merawat ketiga anak kami. Membiarkan semuanya mengalir dengan cinta yang tumbuh ditengahnya.

SWEET 21 || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang