New House

79 10 0
                                    

Tak terasa sudah menginjak satu tahun pernikahanku dengan Arghi. Dan hari ini adalah hari syukuran atas rumah baruku dan Arghi yang baru kami tempati kurang dari satu bulan yang lalu.

Hari ini kami mengadakan acara sederhana, pengajian oleh ibu-ibu pengajian disekitar komplek dan makan-makan bersama keluarga terdekat sebagai syukuran atas rumah baru kami.

Rumah ini berlantai dua dengan memiliki 4 kamar tidur, 3 kamar berada diatas yang setiap kamarnya terdapat kamar mandi. Sedangkan 1 kamar dibawah untuk kamar tidur ART. Ada ruang keluarga, ruang tamu, perpustakaan sekaligus ruang kerja, dapur, kolam renang yang tidak terlalu besar dan taman mini dibelakang rumah.

Arghi memperkerjakan seorang ART. Namun untuk urusan memasak tetap aku yang akan turun tangan seperti Bunda.

Setelah acara pengajian selesai, para ibu-ibu pengajian pun sudah pulang. Para saudara yang rumahnya jauh pun sudah pada pulang. Sekarang tinggalah kedua sahabatku beserta kekasihnya, kedua sahabat Arghi, keluargaku dan keluarga Arghi. Mereka semua duduk diruang keluarga yang didesign sangat nyaman. obrolan yang dipenuhi dengan canda dan tawa dan tentang pekerjaan.

Aku, Luna, Sena, ka Alza, Ara dan Gista memutuskan ke lantai atas untuk beristirahat sekalian ka Alza ingin meniduri Ela.

"gimana kuliah kalian berdua? Lancar?" tanyaku pada Ara dan juga Gista setelah sampai dikamar tamu. Sedangkan ka Alza masuk ke dalam kamar tamu satu lagi untuk meniduri Ela disana.

"lancar kak." Jawab Gista.

"jangan pacaran mulu lo." Celetukku ke Ara yang langsung dibalas tatapan sengit darinya.

"bawel lo kak." Jawabnya acuh tak acuh.

"kuliah dulu yang bener, baru pacaran." Jawabku lagi. Yang dibilangi hanya berdeham singkat.

"Gista kata Arghi lagi deket sama Farel ya." Ledekku.

"Farel sahabatnya Arghi Na?" tanya Sena. Aku pun langsung mengangguk.

"h-hmm, e-enggak kok kak." Jawab Gista terbata-bata. Aku dan yang lainnya pun tertawa karena perubahan raut wajah Gista yang menjadi salah tingkah.

"ih Gista, gpp kali. Farel ganteng lohh." Sahut Luna.

"kalo yang ganteng cepet banget mbak." Celetuk Sena. Lagi-lagi aku dan yang lainnya tertawa.

"ka Farel ni lemes banget mulutnya.." kata Gista dengan senyum malu-malu.

"sebenernya ada yang cintanya bertepuk sebelah tangan loh kak." Sambung Gista.

"siapa?" bukan aku. Tapi Luna yang menjawab. Gista menunjuk Ara dengan dagunya.

"reseh lo." Celetuk Ara cepat.

"sama siapa?" tanyaku sekarang yang mulai kepo.

"ka Arnesh." Jawab Gista cepat. Aku yang mendengar jawaban dari Gista pun langsung membulatkan mataku. Tidak percaya bahwa adikku mengalami hal yang tidak mengenakan dalam percintaannya.

"kok bisaa?" tanya Sena yang tak kalah kepo.

"udah punya pacar." Jawab Ara cuek.

"dan udah mau tunangan bulan depan." Sambung Gista. Aku pun langsung melihat ke arah Ara lalu tertawa terbahak-bahak sampai perutku rasanya keram.

"Gista lo sahabat gue bukan sih!?" gerutunya.

"lagi lo kenapa bisa kecantol Arnesh deh Ra?" tanyaku yang masih ingin tahu.

"gak tau."

"ka Aruna lupa ya. Kan Ara sering main kerumah. Nah semenjak ka Arghi pulang ke Indonesia, ka Farel sama ka Arnesh sering kerumah juga. Nah selalu ketemu deh disitu. Trus juga emang ka Arnesh orangnya lembut banget sih, baper deh tuh si Ara jadinya." Jelas Gista.

"utuk utuk, kasian adeknya kakak. Sini peluk." Kataku mendekat ke Ara.

"ih kak, apaan sih, geliii." Sahut Ara sambil menjauh dariku. Lagi dan lagi, kami semua tertawa.

"terus kalo kamu kok bisa sama Farel?" tanya Luna yang masih penasaran dengan kisah dua anak remaja yang sedang beranjak dewasa ini.

"musuh jadi cinta ka Lun.." jawab Ara. "ka Farel kan usil nya udah tingkat dewa. Demen banget usilin Gista yang tukang emosian." Sambungnya lagi. aku, Sena dan Luna pun hanya ber-oh ria.

Benar. Walaupun aku bisa dibilang baru mengenal kedua sahabat Arghi itu, tapi Arnesh memang mempunya sifat yang lembut. Udah mempunyai wajah yang tampan ditambah mempunyai kepribadian yang lembut, siapa yang gak baper coba kan? Dan memang Farel itu sangat-sangat jahil. Jahilnya sudah tingkat dewa. Bahkan Arnesh pun pernah ngamuk karena dijahilin oleh Farel. Terus juga Farel memang friendly banget orangnya. Dijamin deh, siapapun yang baru pertama kali ketemu dengan Farel akan merasa sudah berteman lama dengannya.

Karena hari semakin lama semakin sore, satu persatu tamu dirumah sudah pamit pulang. Bahkan keluargaku dan keluarga Arghi sudah pulang lebih dulu. Lalu disusul oleh sahabatku dan sahabat Arghi. jadi tinggalah, kami berdua dirumah ini.

"kami mandi aja dulu Gi." Ucapku begitu sampai dikamar. Arghi langsung masuk ke kamar mandi dan aku menyiapkan pakaian untuknya. Lalu aku memilih untuk berdiri didepan balkon kamar. Menikmati sejuknya cuaca malam, indahnya gemerlap dari lampu di malam hari. Tiba-tiba ada tangan yang memelukku dari belakang.

"kamu gak dingin disini?" tanyanya yang semakin mengeratkan pelukannya. Aku pun langsung menggeleng.

"kamu suka disini?" tanyanya lagi yang aku jawab dengan anggukan kepala.

"makasih ya Gi." Kataku sambil memutar tubuhku menghadap Arghi.

"untuk?" tanya Arghi.

"untuk semuanya. Makasih untuk semua yang kamu udah kasih ke aku. Rasa sayang kamu, perhatian kamu, semuanya yang udah kita lewatin bareng-bareng. Makasih yah." Kataku langsung memeluk tubuhnya yang lebih tinggi dariku.

"iya sayang." Katanya sambil mengecup bibirku lembut lalu membawa diriku kedalam pelukannya lagi.

" Katanya sambil mengecup bibirku lembut lalu membawa diriku kedalam pelukannya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

New House, Arghi & Aruna

New House, Arghi & Aruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SWEET 21 || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang