Di foto itu terlihat dengan jelas raut kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka berdua. Iya itu, foto Arghi dengan seorang perempuan. Aku gak tau siapa perempuan yang ada didalam foto itu bersama Arghi. Aku terlalu asing dengan wajahnya.
Aku masih memperhatikan foto itu, dan kemudian tanpa sengaja aku mebaliknya. Disana ada sebuah tulisan tangan yang ku yakini itu adalah tulisan tangan Arghi.
Love you my Selena♡
Kalau boleh berkata jujur, hatiku rasanya sakit. Kepercayaanku runtuh. Rasanya baru kemarin aku merasakan bahagia dengan status baruku. Tapi hari ini, Allah sudah memberiku ujian. Apa itu pacarnya Arghi? Tapi kenapa dia malah menerima perjodohan ini? batinku.
Otakku udah gak mampu lagi untuk berfikir jernih. Semua pikiran negatif aku coba hilangkan tapi hasilnya nihil. Aku terus-terusan berfikir kalau aku adalah orang jahat yang memisahkan mereka berdua. Bagaimana nasibnya Selena sekarang?
Namun, tiba-tiba aku teringat kata-kata Bunda "kalian berdua harus saling percaya dan terbuka satu sama lain. Kalau ada masalah diselesaikan dengan kepala dingin, gak boleh ada emosi sedikitpun."
Tetes demi tetes air mata terus keluar tanpa bisa ku cegah. Entah kenapa kesedihanku sangat berlarut. Apa aku sudah mulai menyayangi Arghi?
Aku memutuskan untuk menghilangkan pikiran negatif yang berkecamuk di otakku. Dan menghapus sisa-sisa air mata dipelupuk mataku. Aku menghiraukan segalanya, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"Na.." panggil Arghi dari balik pintu.
"udah selesai?" tanyaku saat Arghi sudah berada tepat disampingku turut ikut merapikan baju.
Arghi mengangguk. "kamu kenapa?" tanya Arghi setelah mata kami tidak sengaja saling bersitatap.
"emang aku kenapa? aku gpp kok." Kataku cepat.
"bener gpp?" tanyanya lagi padaku.
"iya Arghi, aku gpp." Kataku sambil tersenyum berusaha menyembunyikan kesedihanku.
Mungkin aku salah, karena tidak berkata jujur kepada Arghi. Namun, aku juga tidak punya keberanian untuk bertanya langsung kepadanya.
"aku laper deh Na, kamu gak laper?" tanyanya sambil berbaring dikasur.
"laper sih. Yaudah tunggu, aku masak dulu ya." Kataku langsung bergegas keluar kamar dan menuju dapur untuk memasak.
o000o
Selesai makan bersama, aku langsung membereskan meja makan lalu mencuci piring kotor. Arghi sudah lebih dulu berlalu meninggalkan dapur. Aku menyuruhnya untuk langsung beristirahat saja, sudah dipastikan dia lelah. Karena sampainya kami disini, Arghi langsung mengurus pekerjannya. Setelahnya aku langsung masuk ke dalam kamar yang ternyata Arghi sedang duduk dipinggir kasur sambil menonton tv. Aku pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum pergi tidur.
Begitu keluar dari kamar mandi aku langsung merebahkan tubuhku diatas kasur tepat disamping Arghi.
"Na.." panggil Arghi.
"ada yang kamu sembunyiin ya dari aku?" tanyanya langsung. Aku pun langsung merubah posisiku menjadi duduk. Dan entah mengapa aku merasa lebih baik untuk bertanya sekarang kepada Arghi, karena hal itu sangat mengganggu pikiranku, membuatku jadi gak nyaman. Aku membuka laci yang berada disampingku lalu mengeluarkan foto tersebut dan memberikannya ke Arghi.
Aku bisa liat raut wajah Arghi berubah setelah melihat foto yang aku berikan padanya barusan. Dari tatapan matanya ada sesuatu yang memang dia sembunyikan dariku. Mungkin juga memang benar tentang masa lalunya.
"kalau kamu belum siap cerita gpp Gi." Kataku memegang tangan Arghi lembut. Namun, Arghi menggeleng. Menandakan kalau dia memang siap untuk berbagi ceritanya denganku.
"dia Selena. Pacar aku sewaktu kuliah di Korea. Tapi, sekarang dia udah pergi ke tempat yang jauh." Kata Arghi.
"kemana? Kamu kenapa gak ngejar dia? Apa karna perjodohan kita Gi?" kataku memberanikan diri untuk bertanya.
"kalau emang iya, aku minta maaf. Seharusnya dari awal aku tetep kekeh buat menolak perjodohan kita Gi. Biar kamu dan Selena bisa bahagia." Sambungku lagi.
Lagi-lagi Arghi menggeleng. Kali ini, dia sambil memperlihatkan senyum kecilnya.
"bukan karena kamu Ra. Tapi karena takdir." Jawabnya sambil mengusap surai kepalaku lembut.
"m-maksudnya?"
"waktu itu ada kecelakaan beruntun di Korea yang merenggut 4 nyawa sekaligus. Dan diantara 4 nyawa itu, Selena juga termasuk." Katanya dengan susah payah.
"dan disaat itu pula. Aku lagi pulang ke Indonesia karena liburan semester. Selena juga orang Indonesia. Saat itu seharusnya aku sama dia pulang bareng, cuma ada satu dan lain hal yang buat Selena gak bisa pulang ke Indonesia." Jelasnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"m-maaf Gii.." kataku menyesal karena sudah membuka luka lama Arghi kembali.
"gpp. Lagi pula itu udah berlalu." Katanya sambil merengkuhku ke dalam pelukannya.
.
.
Arghi dan Selena
.
.
Note:
ohiyaa, sosok selena gak aku kenalkan dicast yah, karna kan dia memang sudah die. jadi gak akan mungkin muncul lagi dicerita. ya paling kayak muncul saat flashback aja itupun gak spesifik.
semua foto yang ku pakai disini dapat dari pinterest ya!
bahkan ada beberapa foto yang cr nya udah langsung tertera difoto, okeyy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET 21 || NA JAEMIN
Teen Fiction[END] [COMPLETE] Aruna Candramaya. Seorang perempuan berusia 21 tahun. Terlahir dari sang Ayah yang bekerja sebagai dokter jantung dan sang Ibu seorang ibu rumah tangga. Memiliki wajah oval dengan hidung mancung yang mempercantik wajahnya. Diperind...