Pulang, End~

115 10 3
                                    

Author Pov

Disebuah taman yang terlihat begitu indah tampak seorang wanita yang sedang mencari-cari sesuatu. Wanita itu begitu kebingungan. Berjalan kesana kemari seperti orang kehilangan arah pulang. Ia begitu linglung. Menerka-nerka sebenarnya apa yang sedang terjadi. Diingatannya ia merasa tidak pernah menginjak tempat itu. Tempat yang begitu asing baginya.

Taman ini begitu indah. Terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan dengan taman yang lebih indah lagi. Dibawah jembatan itu terdapat sungai dan sebuah dermaga yang dipenuhi perahu-perahu kecil. Taman itu persis seperti yang ada didalam dongeng-dongeng.

Tempat ini dipenuhi oleh lampu-lampu taman yang memperindah tempat ini. Banyak bunga-bunga disekitarnya. Mulai dari mawar sampai tulip. Taman ini juga terdapat sekumpulan orang. Orang-orang tersebut terlihat tengah berkumpul dengan keluarga mereka. Senyum bahagia menghiasi wajah mereka.

Semua orang disini terlihat bahagia dimatanya, kecuali dia. Entah kenapa, ia merasa sangat hampa sekarang. Ia merasa setengah dari dirinya menghilang. Semua orang yang berada ditaman itu tampak bahagia bersama keluarganya, hanya ialah yang sendiri dan dengan keadaan bingung. Wanita itu mengerutkan keningnya dalam.

Dia sangat kebingungan.

Wanita itu mencoba melangkahkan kakinya ragu. Ia bermaksud untuk mencari, apakah ada seorang disini yang ia kenal atau tidak. Ia berusaha untuk mengenal orang-orang disini. Tetapi, hasilnya nihil. Ia tidak menemukan seorangpun yang ia kenal disini.

Kebingungannya semakin besar saat ia melihat ada cahaya. Lebih tepatnya didepan sana, terlihat sebuah cahaya yang sangat menyilaukan matanya. Cahaya itu bersumber dari taman diseberang jembatan.

Rasa penasarannya begitu tinggi. Ia tidak peduli dengan cahaya yang sangat menyilaukan matanya. Ia terus mendekat kearah jembatan sambil terus berpegangan dengan tiang jembatan.

Tetapi saat ia menggenggam tiang jembatan itu, tiba-tiba saja dia mendengar suara tangisan seorang pria. Suara tangis itu begitu berat ditambah lagi dengan lirihannya yang begitu parau.

Entah kenapa saat mendengar suara tangisan pria itu, wanita yang tadinya hendak menghampiri cahaya yang menyilaukan itu berbalik arah. Mulai menjauh dari jembatan itu. Rasa penasarannya akan cahaya itu mendadak sirna. Kini benaknya dipenuhi rasa penasaran oleh suara tangisan pria tersebut.

Wanita itu mulai menjauh dari jembatan dan mulai menerka-nerka dimana sumber suara tangisan itu. Suara tangisan itu semakin terdengar jelas. Semakin ia berjalan menjauh dari jembatan, suara tangisan itu semakin jelas. Bahkan sekarang ia dapat mendengar isakan-isakan yang semakin kencang.

Semakin mendekat dengan suara itu, entah kenapa tubuhnya mendadak lemas. Sampai akhirnya ia sampai didepan pria itu.

Tidak, tidak didepannya. Karena, pria itu memunggunginya. Baru ingin menyentuh punggung pria itu, tapi pria itu bergegas untuk pergi. Wanita itupun langsung mengikutinya.

"tunggu." Ucap wanita itu sambil terus mengejar pria itu. Berkali-kali wanita itu berteriak berusaha memanggil sang pria tersebut.

Sampai akhirnya pria itu berbalik arah. Wajahnya dipenuhi oleh cahaya putih yang begitu menyilaukan. Bahkan lebih menyilaukan dari cahaya yang tadi ia lihat. Sambil memicingkan matanya, ia berusaha untuk menyentuh pria itu. Tapi lagi-lagi hasilnya nihil. Ia tidak bisa menyentuhnya.

"ikut aku pulang Aruna. Semuanya butuh kamu." Ucap pria itu.

Wanita itu terus mengikuti pria itu, sampai akhirnya ia mendekat dengan cahaya putih itu yang begitu menyilaukan.

Tiba-tiba bau obat-obatan menyeruak dari penciuman si wanita. Cahaya lampu langsung menyilaukan penglihatannya. Perlahan-lahan ia membuka matanya. Setelah berhasil membuka matanya yang terasa berat, untuk pertama kalinya ia melihat suaminya sedang menangis dengan begitu memilukan.

SWEET 21 || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang