Pagi ini aku terbangun untuk hal yang paling mengganggu dalam hidupku, yaitu kuliah. Seperti biasa, aku duduk terlebih dahulu ditepi kasur seraya meregangkan otot-ototku dan setelahnya aku langsung mandi dan bersiap untuk kuliah.
Hari ini aku menggunakan hoodie berwarna putih dengan ripped jeans berwarna hitam dengan totebag berwarna senada dengan celanaku.
Begitu selesai aku langsung turun dan menuju ke meja makan yang ternyata keluargaku sudah berkumpul semua.
"Bun aku berangkat ya." Kataku setelah selesai sarapan, lalu menyalimi tangan Bunda, ka Alza dan ka Kai.
Setelah itu aku dan Ara langsung berjalan menghampiri Ayah yang sudah duluan berada didalam mobil.
Akhirnya mobil yang dikendarai Ayah sampai didepan pintu masuk fakultasku dan juga Ara.
"dadah Ayah." Ucapku dan Ara, menyalimi tangan Ayah lalu segera turun dari mobil.
Aku berjalan beriringan bersama Ara, sesekali kami berdua mengobrol tentang idol korea yang kami berdua sama-sama sukai.
"belajar yang bener lo. Jangan cowok mulu yang dipikirin." Kataku pada Ara sebelum masuk ke dalam kelas.
"bawel lo kak." Respon Ara cepat. Ara memang seperti itu kepadaku, namun percaya deh dia itu sangat teramat menyayangiku. Namun gengsinya sangatlah besar. Jika amit-amit nya ada laki-laki yang menyakitiku, dia udah pasti akan maju dibarisan paling depan bersama ka Alza.
"selamat pagi semua.." ucap Ibu dosen itu saat masuk kelasku.
"pagi bu.." jawab kami serempak.
"hari ini Ibu tidak bisa memberikan materi karena Ibu ada urusan diluar. Kalian Ibu tugaskan untuk meresume modul B dan kalau sudah selesai langsung kirim ke email Ibu."
"baik bu.." ucap sebagian mahasiswa dikelas ini.
Setelah Ibu dosen keluar dari kelas, aku, Luna, Sena dan Rei langsung membuka laptop kami masing-masing dan mengerjakan tugas yang diberikan Ibu dosen tadi.
Setelah 40 menit berlalu, aku sudah selesai dan langsung mengirim tugas tersebut melalui email. Setelahnya aku mematikan laptopku dan memasukkan kembali ke dalam tas laptop. Lalu mengambil handphone yang ku letakkan sembarang diatas meja, sambil aku menunggu Luna, Sena dan Rei menyelesaikan tugasnya.
Aku membuka aplikasi WhatsApp, ada beberapa pesan yang belum terbaca termasuk pesan dari Arghi.
Arghi Danadyaksa
Lo masih kelas Na? [09.45]
Sorry baru cek WhatsApp. Masih Gi,
Kenapa?
Selesai jamberapa?
Jam setengah 4.
Yaudah nanti gue jemput lo dikampus.
Eh gak usah. Gue balik sendiri aja.
Lagi lo juga kan kerja.
Seperti biasa WhatsApp ku tidak dibalas lagi oleh Arghi, bahkan hanya dibaca saja. Aku mengunci layar handphone ku dan langsung memasukkan kembali kedalam tas.
o000o
"lo balik sama siapa Na?" tanya Luna padaku, kami berempat baru saja keluar dari kelas dan sekarang sedang berjalan bersama menuju parkiran.
"ojek online paling Lun. Lo jadi dijemput Mark?" tanyaku balik. Luna mengangguk dan tersipu malu.
"dih kenapa lo senyum-senyum?" tanyaku bingung dengan tingkah Luna. Bahkan belum lama ini aku melihat Luna menangis tersedu-sedu karena si cowok berengsek itu.
"jangan bilang lo udah ditembak Mark?" ceplos Rei yang sama bingung dengan tingkah Luna.
"sssttt..." sahut Luna sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya.
"jadi bener!? Udah jadian?" tanya Sena bersemangat.
Luna hanya mengangguk dan tersenyum memperlihatkan gigi putihnya.
"gila!! Cepet juga si Mark mainnya." Celetuk Rei yang membuat kami bertiga tertawa.
"eh bentar deh Na, itu bukannya Arghi ya?" tunjuk Luna pada sesosok cowok yang berdiri didepan mobilnya sambil memainkan handphone.
Aku melihat kearah jari Luna menunjuk, mencari-cari sosok Arghi yang dilihat Luna. Dan ternyata benar. Arghi Danadyaksa sedang berdiri didepan mobilnya sambil memainkan handphone.
"iya Na bener itu Arghi." Gantian sekarang Sena yang berbicara sedikit agak keras yang membuat Arghi akhirnya menoleh ke kami bertiga.
Arghi tersenyum kepada kami bertiga dan berjalan menghampiriku. Arghi dan Reivan saling ber-highfive layaknya teman dekat.
"mau balik sekarang?" tanya Arghi.
Aku mengangguk. "gue duluan ya Lun, Sen, Rei." Kataku pada mereka dan diikuti oleh Arghi.
"iyaaa Na, hati-hati ya kalian." Ucap mereka bertiga barengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET 21 || NA JAEMIN
Teen Fiction[END] [COMPLETE] Aruna Candramaya. Seorang perempuan berusia 21 tahun. Terlahir dari sang Ayah yang bekerja sebagai dokter jantung dan sang Ibu seorang ibu rumah tangga. Memiliki wajah oval dengan hidung mancung yang mempercantik wajahnya. Diperind...