It's Over

105 10 1
                                    

Author Pov

Hancur sudah perasaan Arghi. Melihat bidadarinya terbujur kaku dibrangkar rumah sakit. Melihat wajahnya yang pucat pasi.

Aruna Candramaya. Istrinya sekaligus ibu dari anak-anaknya. Seorang wanita cantik yang mampu membuat Arghi jatuh pada pesonanya.

Walaupun mereka menikah atas dasar perjodohan tapi Arghi menerima Aruna dengan hati dan perasaan yang tulus. Bahkan Aruna yang mampu membuat Arghi melupakan semua kejadian pahit di masa lalunya.

Rasa sayang dan rasa cinta tumbuh begitu saja. Tanpa mereka sadari diantara mereka berdua sudah terlihat suatu jalinan hati yang disebut cinta.

Sudah banyak peristiwa yang telah mereka lewati bersama. Sampai tiba-tiba Allah memberikan ujian kepada mereka. Membuat bidadari-nya Arghi tertidur dengan cantik.

Sudah 3 minggu Aruna tertidur dibrangkar rumah sakit. Belum ada tanda Aruna akan kembali ke dunianya. Sepertinya dia masih nyaman didunianya. Sepertinya dia masih nyaman disana.

Kini Arghi sudah duduk diruangan sang dokter yang menangani Aruna.

"selamat malam pak Arghi." sapa sang dokter.

"Malam dok." Sahutnya ramah sambil duduk didepannya.

"jadi ada apa dok?" tanyanya kemudian.

"maaf sebelumnya, kami harap pak Arghi tidak tersinggung dengan ucapan saya. Selama 3 minggu ini tidak ada perkembangan akan ibu Aruna. Padahal seluruh organ tubuhnya berfungsi dengan baik. Semua stabil sampai saat ini pak. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa ibu Aruna akan sadar. Maka dari itu, saya selaku pihak dari rumah sakit ingin memberi tahu pak Arghi, apabila tidak ada perubahan dalam 1 minggu ke depan, kami akan mencabut semua alat yang ada ditubuh ibu Aruna." Jelas sang dokter kepada Arghi.

Setelah mendengar penjelasan sang dokter, lagi-lagi hati Arghi menjadi hancur. Sesak yang tertahankan setelah mendengar penuturan sang dokter itulah yang kini Arghi rasakan.

"tapi dok... saya bisa membayar semuanya. Bahkan untuk satu tahun ke depan saya sanggup dan saya akan tetap menunggu Aruna untuk bangun dok." Ucapnya sambil menahan emosinya.

"saya mengerti apa yang pak Arghi rasakan. Namun ini memang sudah menjadi kewajiban yang harus saya lakukan sebagai dokter. Itu sudah prosedur dari rumah sakit pak. Karena mau selama apapun pak Arghi memasang alat ditubuh ibu Aruna itu akan menambah sakit tubuh ibu Aruna. Karena sesungguhnya seluruh tubuh ibu Aruna baik-baik saja. Saya harap pak Arghi bisa mengerti semua ini." ucap sang dokter lagi. Arghi tidak menjawabnya, dia berjalan keluar dari ruangan sang dokter menuju ruang rawat Aruna.

Arghi terduduk disamping tempat tidurnya. Menelungkupkan tangannya disamping ranjang sambil menggenggam erat tangan Aruna.

Tak ada kata apapun yang Arghi tuturkan selama berada diruangan Aruna. Hanya terdiam sambil memikirkan kata-kata dokter tadi. Memeluknya erat walaupun Arghi tahu kalau Aruna tidak bisa membalas pelukannya.

o000o

Setiap hari Arghi selalu mendampingi Aruna. Dan sudah hampir 2 bulan belakangan ini Arghi tidak berangkat ke kantor. Hanya sesekali dia memantau melalui laptopnya.

Setiap pagi Arghi selalu berada dirumah sakit sampai menjelang sore hari. Saat sore hari Arghi kembali kerumah untuk mengurus ketiga anak-anaknya. Mengurus mereka sendiri tanpa sosok Aruna disisinya. Karena mau bagaimana pun ketiga anaknya tetap membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Bunda Vina dan Bunda Tika akan berganti-gantian menginap dirumah Arghi dan Aruna untuk membantu mengurus cucu-cucu mereka. Bahkan Ara dan Gista memilih untuk menetap disana sampai waktu yang gabisa ditentukan.

SWEET 21 || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang