EPISODE 30 RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU

51.2K 351 27
                                    

Pagi hari nya sekitar pukul 06.00. Seperti biasa aku menyiapkan sarapan pagi untuk suamiku.

"Bagaimana Dik, enak pijatannya Pak Riyan?" tanya suamiku.

"Lumayan Mas," ucapku singkat.

"Minggu depan minta pijat ke pak Riyan lagi ya," ujar suamiku.

"Kamu saja Mas," jawabku singkat.

"Loh, kamu kenapa?" tanya suamiku penasaran.

"Nggak enak saja Mas, aku cari tukang pijat perempuan saja," jawabku sambil sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk suamiku.

"Oh iya sudah kalau begitu," ucap suamiku.

"Sarapan dulu Mas, nanti kamu telat ke kantornya," kataku kepada suamiku.

Sekitar pukul 06.30 Pagi, suamiku sudah siap untuk berangkat kerja.

"Dik aku berangkat ya," kata suamiku berpamitan kepadaku.

"Sudah nggak pusing lagi kan Mas?" tanyaku.

"Iya sudah mendingan setelah di pijat pak Riyan Dik," jawab suamiku.

"Iya sudah hati-hati Mas," ucapku kemudian mencium tangan suamiku.

Setelah suamiku berangkat kerja, aku kembali ke dapur, saat aku akan menghidupkan kompor tiba-tiba saja api nya tidak mau menyala.

"Kenapa ini," gumamku dalam hati.

Dan ternyata aku kehabisan Gas.

Sambil menggendong Icha aku berjalan untuk pergi membeli Gas di toko dekat rumahku.

Setelah sampai di rumah, aku kebingungan karena kompor masih tidak mau menyala, akhirnya aku ke rumah mas Dika untuk meminta bantuannya.

Aku pun pergi ke rumah Mas Dika

Tetangga sebelah kananku namanya Andika (35). Aku dan suamiku biasa memanggilnya Mas Dika.

Sedangkan istrinya Rani (30). Dia adalah seorang pegawai negeri di salah satu sekolah di daerahku, sedangkan suaminya Mas Dika, hanya berbisnis jual beli kendaraan bermotor.

Mereka mempunyai anak gadis, namanya Nia (8). kebetulan sekolah Nia sama dengan tempat ibunya mengajar dan aku cukup dekat dengan keluarganya Mas Dika, terutama mbak Rani.

Mas Dika, kalau aku perhatikan hanya mengantar istri dan anaknya ke sekolah, setelah itu kebanyakan dia di rumah, sembari menunggu pembeli motor bekasnya.

Walaupun termasuk dekat dengan keluarga mas Dika, tetapi kalau berpapasan dengan mas Dika, aku hanya menyapa seperlunya dan basa-basi sebentar.

Aku termasuk segan dengan mas Dika, dia orangnya pendiam dan sopan, perawakannya tinggi, sedikit lebih tinggi dari suamiku, wajahnya tidak ganteng tapi bersih.

Karena aku sudah bingung kompor tidak mau menyala aku pun berjalan ke rumah mas Dika, hanya beberapa langkah jarak rumahku dengan rumah mas Dika.

Tok....Tok....Tok.

"Mas...mas Dika..." Panggilku sambil mengetuk pintu rumah mas Dika.

"Iya...." Mas Dika menjawab kemudian membuka pintunya.

"Minta tolong pasangkan Gas mas," ucapku sedikit malu.

"Oh iya Dik," kata mas Dika.

Kemudian aku dan mas Dika berjalan ke rumahku.

"Masuk mas," kataku kepada mas Dika.

"Permisi ya Dik," ujar mas Dika.

Kamipun berjalan ke arah dapur rumahku.

SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang