Betapa kagetnya aku, yang berdiri di depan pintu rumahku adalah ayah mertuaku.
"Bagaimana kabarmu?" tanya ayah seraya memandangku.
"Baik Yah," jawabku lirih.
"Ayah kangen sama Icha, dimana Icha?" kata ayah menanyakan Icha.
"Icha tidur di kamar Yah," jawabku.
"Ayah sama siapa?" tanyaku kepada ayah.
"Sendiri, boleh ayah masuk?" tanya beliau sembari melihat ke arahku.
"Boleh Yah," ucapku sambil menganggukkan kepalaku.
Setelah masuk ke dalam rumah, kemudian ayah mencari keberadaan Icha di dalam kamar.
"Sugeng, kerja?" tanya ayah sembari berjalan ke arah kamarku.
"Iya, Yah," jawabku.
Ayah mertuaku masuk ke dalam kamar dan menghampiri Icha yang sedang tidur, kemudian duduk di pinggiran ranjang.
"Icha sudah besar ya, makin cantik," kata ayah sembari memandangi Icha yang sedang tidur kemudian ayah mengelus pipinya.
"Iya sudah umur 2 Tahun Yah," ucapku berdiri memperhatikan ayah di depan pintu kamarku.
Kemudian ayah beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamarku.
"Sugeng sudah sukses ya, sudah bisa membeli rumah sebesar ini," kata ayah sembari melihat-lihat rumahku kemudian ayah duduk di ruang tamu.
Aku yang memperhatikan ayah, kemudian menghampirinya....
"Ayah mau minum kopi?" tanyaku kepada beliau.
"Iya boleh," jawab ayah mertuaku.
Aku pun pergi ke dapur untuk membuatkan segelas kopi untuk ayah mertuaku.
Selesai membuat kopi, aku pun menghidangkannya untuk ayah yang sedang duduk di ruang tamu.
"Terima kasih ya," kata ayah sembari melihat ke arahku yang sedang menghidangkan kopi.
"Iya Yah," ucapku.
"Duduk sini," kata ayah menyuruhku duduk di dekatnya.
"Tuti masih ada kerjaan Yah," ucapku.
"Sebentar saja," kata ayah mertuaku.
Aku pun menuruti permintaannya.
"Ayah mau tanya sama kamu," ucap ayah sembari memandangiku.
"Tanya apa Yah?" ucapku.
"Apa kamu masih marah sama ayah?" tanya ayah sembari memandangku.
"Tuti sudah melupakan semuanya Yah, jangan di ingat-ingat lagi, Tuti sudah nyaman sekarang," ucapku kepada ayah mertuaku.
"Semudah itu kah kamu melupakan semuanya, setelah bertahun-tahun kita lalui bersama," ujar ayah mertuaku mencoba mengingatkanku tentang masa lalu saat aku bersama ayah mertuaku.
"Tuti sudah melupakan semuanya, tolong jangan di ungkit-ungkit lagi Yah," ucapku kepada ayah mertuaku.
"Yang sedang tidur di kamar itu buah cinta kita," kata ayah sembari memandangku.
"Ayah dengan Dokter Indah bagaimana?" tanyaku.
"Ayah dengan Dokter Indah tidak ada hubungan apa-apa, hanya rekan bisnis saja, sama-sama pecinta bunga," ujar ayah kepadaku.
Kemudian ayah berpindah tempat duduk di dekatku, aku pun sedikit menjauh dari ayah mertuaku.
"Kalau kamu masih ragu, kamu sekarang telepon Dokter Indah," ucap ayah mertuaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUA
Roman d'amourKisah perselingkuhan antara ayah mertua dan menantu. Perkenalkan namaku Tuti usia 25 Tahun. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku sudah menikah satu tahun dan belum mempunyai anak. Suamiku, Mas Sugeng Usia 26 Tahun dia anak tunggal dan bekerja d...