EPISODE 17 DUA BULAN PUTRIKU

34.3K 373 7
                                    

Kini putriku sudah berusia 2 bulan. Setiap hari Icha menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa, Icha sudah bisa memiringkan badan ke kanan dan ke kiri, lucunya kini dia sudah bisa meraih kaki dengan tangannya dalam posisi terlentang.

Pada hari Minggu pagi, aku mengajak suamiku untuk berbelanja keperluan Icha, kebetulan suamiku juga sedang libur kerja.

Saat itu suamiku sedang berbaring sembari bermain Handphone di kamar.

"Mas, Belanja yuk," pintaku kepada suamiku.

"Mau belanja apa, Dik?" tanya suamiku dengan tetap sibuk dengan Handphone nya.

"Baju nya Icha, Mas, ayo, Mas," pintaku memaksa suamiku.

"Capek aku, Dik," ujar suamiku singkat.

"Capek dari mana kamu, Mas" Ujarku heran.

"Pengin istirahat aku, Dik" cetusnya.

"Aku jalan sendiri ya," ujarku sedikit mengancam.

"Ya, terserah," kata suamiku.

Aku yang sedikit kesal, keluar dari kamar, kemudian aku melihat ayah mertuaku yang lagi duduk santai di halaman belakang memandangi bunganya.

Lalu aku menghampirinya.

"Ayah," panggilku sembari mendekat ke arahnya.

"Iya, Nak?" Sahut ayah seraya menoleh ke arahku.

"Ayah mau ngantar, Tuti?" tanyaku sambil tersenyum.

"Kemana, Nak?" tanya ayah melihat ke arahku.

"Belanja keperluan Icha, Yah," kataku.

"Oh iya," ucap ayah singkat.

"Mau, Yah?" tanyaku lagi.

"Iya ayah mau, sudah mau berangkat?" ujar ayah.

"Iya, ayo, Yah," ucapku.

"Ayah mandi dulu ya," kata ayah mertuaku sembari beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar mandi.

Setelah bersiap-siap, aku berpamitan kepada suami dan ibu mertuaku

"Mas, aku belanja sama ayah," ucapku kepada suamiku yang masih sibuk dengan Handphone nya.

"Iya, Dik," jawabnya singkat.

Kemudian aku ke toko berpamitan kepada ibu mertuaku.

"Bu, tuti mau belanja keperluan Icha," kataku kepada ibu mertuaku.

"Naik apa, Nak, awas Icha masuk angin, kamu minta antar suamimu, pakai mobil ayahmu," ujar ibu mertuaku kepadaku.

"Tuti sama Ayah, Bu, mas Sugeng sibuk," ujarku kepada ibu mertuaku.

"Tumben ayahmu mau, kalau di ajak ibu belanja dia alasan terus," ucap ibu mertuaku sedikit kesal.

"Mungkin karena ini untuk keperluan Icha, Bu," sanggahku.

"Oh, Iya, untuk cucu kesayangannya," ucap ibu tersenyum.

Kemudian aku dan ayah berangkat.

Di perjalanan aku mengobrol dengan ayah mertuaku.

"Putri ayah cantik sekali," kata ayah melihat ke arah Icha yang tidur di gendonganku.

Aku hanya tersenyum saat ayah mertuaku berkata seperti itu.

Setelah hening sejenak aku memulai perbincangan serius dengan ayah mertuaku.

"Ayah," panggilku menoleh ke arah ayah yang sedang menyetir.

SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang