EPISODE 20 KEHIDUPAN BARU

25.8K 326 13
                                    

Pindah ke kota besar memang terasa berat, aku harus beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan yang baru.

Jadi, meski sekarang sumber pemasukan hanya mengandalkan gaji suamiku, aku justru merasa lebih kaya, kaya secara batiniah.

Batinku kini terasa tenang, namun tidak mudah bagiku untuk mengubah jalan hidup, hidayah itu harus aku raih dengan usaha yang keras.

Tapi walaupun aku sudah terpisah jarak yang jauh dengan ayah mertuaku, jujur aku belum bisa melupakannya, masih terbayang dengan segala sesuatu yang telah aku lakukan bersama ayah mertuaku.

Aku sudah berusaha melupakan ayah mertuaku, sekeras apapun usahaku tapi hati dan pikiranku tidak bisa berdusta, aku sering merasa menderita karena selalu membadingkan suamiku dengan ayah mertuaku.

Jujur saja aku tidak pernah puas jika bercinta dengan suamiku, aku hanya berpura-pura puas dan itu membuatku semakin menderita.

Bahkan saat suamiku bekerja, aku berfantasi liar dengan ayah mertuaku.

Hari itu pukul 08.30 Pagi, saat suamiku bekerja.

Ayah mertuaku chat aku, ayah meminta untuk video call.

Kemudian Aku dan ayah video call....

"Bagaimana betah?" tanya ayah mertuaku.

"Enggak betah,Yah," jawabku lirih.

"Kenapa?" tanya beliau.

"Soalnya jauh sama, Ayah," ucapku sambil tersipu malu.

"Iya, kah?" ucapnya sedikit tidak percaya.

"Iya, Yah, panas lagi, pingin pulang," kataku.

"Memangnya boleh sama Sugeng kalau pulang?" tanya ayah mertuaku.

"Tuti belum bilang, nanti malam tuti coba mau bilang ya," ujarku.

"Ayah sudah tidak setuju kamu ikut Sayang." ucap ayah sedikit kesal.

Aku hanya terdiam, sesaat kami saling pandang tanpa bicara, saling menatap mesra.

Dan kemudian ayah mengatakan kepadaku.

"Ayah mau ke toilet, ada yang bangun" kata ayah sambil beranjak pergi ke toilet.

Aku yang tidak paham waktu itu bertanya?

"Siapa yang bangun, Yah, Ibu?" tanyaku penasaran.

Ayah tidak menjawab dan tidak mematikan video call itu, dan membawa ponsel nya ke dalam kamar mandi.

Dan kemudian ayah memperlihatkan padaku sesuatu barang miliknya, kemudian beliau menggoncang-goncangkannya.

"Astaga, Ayah!" cetusku.

"Masih mau lihat?" kata ayah sambil senyum.

Tidak sampai disitu, ayah juga memintaku untuk melakukan hal yang sama dengannya.

"Kamu juga, sayang" pinta ayah mertuaku.

"Apa? tidak mau, Yah," jawabku dengan ketus.

"kenapa,?" tanya ayah.

"Tuti malu, Yah," jawabku dengan tegas.

"Malu sama siapa?" tanya ayah lagi.

"Malu sama, Ayah," jawabku lirih.

"Bukannya kita sudah biasa,?" ujar ayah mencoba merayuku.

"Iya tapi tidak seperti ini, Yah," ucapku mencoba menolak ajakan ayah.

Tapi ayah terus merayu dan memaksaku untuk melakukannya, ayah mengatakan bahwa aku harus memberikan apa yang telah ayah berikan padaku.

Jujur, akupun melakukannya, aku mau melakukan apa yang ayah inginkan, awalnya aku sangat ragu, tapi akhirnya aku buka dan memperlihatkannya kepada ayah mertuaku.

SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang