Pernikahanku dengan mas Sugeng sudah memasuki usia 2 Tahun, sedangkan hubunganku dengan ayah mertuaku sudah berjalan hampir 1 tahun.
Sampai aku mendapat kabar yang mengejutkan.
Pagi itu saat aku bangun tidur, kepalaku pusing sekali, aku juga merasakan mual dan ingin muntah, segera aku bergegas ke kamar mandi.
Mas Sugeng yang melihat aku muntah di kamar mandi bertanya kepadaku.
"Kenapa kamu, Dik?" tanya suamiku dengan khawatir
"Nggak tau, Mas, tiba-tiba saja mual," jawabku lirih.
"Coba nanti periksa, Dik," kata suamiku sambil memijat leherku.
"Masuk angin mungkin, Mas," ucapku.
"Masuk angin dari mana, kamu tidak pernah keluar rumah," kata suamiku.
"Nanti periksa, mungkin aja kamu hamil, Dik," ujarnya.
"Iya, Mas, aku juga telat menstruasi," ucapku sambil menuju ke kamar bersama suamiku.
"Tapi hamil dengan siapa, aku jarang melakukan sama kamu," kata suamiku menatap ke arahku.
"Kamu ini mas, bukannya senang kalau aku hamil, malah punya pikiran seperti itu," kataku sedikit kesal.
"Iya maaf, nanti periksa ya, Dik," ucap suamiku mencoba menenangkan aku.
"Tapi aku tes satu minggu yang lalu negatif, Mas," ujar ku sembari duduk di ranjang.
"Coba periksa ke dokter kandungan, biar pasti," kata suamiku kemudian duduk di sampingku.
"Kamu kan kerja, Mas, nunggu kamu pulang kerja ya," ujar menatap suamiku.
"Jangan, aku sore pulangnya, kamu minta antar ibu ya," kata suamiku.
"oh iya, Mas," jawabku singkat.
"Kamu pinjam dulu uang periksa ke ibu ya, gaji ku belum keluar," kata suamiku.
Suamiku tidak tahu bahwa aku punya simpanan uang yang di beri ayah mertuaku, beliau setiap ambil gaji pensiunnya selalu di berikan kepadaku.
Setelah sarapan pagi, suamiku berbicara kepada ibu tentang kehamilanku.
"Bu, nanti antar Tuti periksa ya," pinta suamiku.
"Kenapa Tuti?" tanya ibu mertuaku penasaran.
"Telat menstruasi, tadi muntah-muntah, Bu," jawab suamiku dengan tegas.
"Serius...." Pekik ibu mertuaku kaget.
"Iya Bu," kata suamiku dengan tegas.
"Syukurlah, ibu sudah lama mengidam-idamkan cucu, Nak." Ibu mertuaku begitu bahagia.
Ayah mertuaku hanya mendengarkan pembicaraan kami bertiga sambil menonton televisi.
"Iya sudah aku berangkat dulu," kata suamiku sambil beranjak dari tempat duduk di meja makan.
"Iya, hati-hati mas," jawabku sambil mencium tangan suamiku.
Setelah suamiku berangkat kerja, sekitar pukul 08.00 Pagi, pada saat itu aku sibuk mencuci piring.
Tiba-tiba aku di kagetkan oleh ayah mertuaku yang sudah berdiri di belakangku.
"Benar kamu hamil?" tanya ayah mertuaku.
"Ayah..., Tuti sampai kaget," ujar ku melihat ke arah ayah.
"Benar kamu hamil?" kata ayah mengulangi pertanyaannya.
"Belum tau, Yah, nanti Tuti mau periksa," jawabku.
"Oh iya sudah, ayah mau nyiram bunga dulu," kata ayah kemudian pergi menuju ke halaman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUA
RomanceKisah perselingkuhan antara ayah mertua dan menantu. Perkenalkan namaku Tuti usia 25 Tahun. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku sudah menikah satu tahun dan belum mempunyai anak. Suamiku, Mas Sugeng Usia 26 Tahun dia anak tunggal dan bekerja d...