"Mas Sugeng...."
Itulah kata yang terucap dari bibirku saat melihat mas Sugeng berdiri di depan pintu kamarku.
Aku melihat mas Sugeng berdiri menatapku dengan wajah yang sangat marah.
"Mas....aku bisa jelasin Mas, aku nggak melakukan apapun dengan ayah Mas."
"Mas, jangan marah," kataku memohon kepada suamiku yang menatapku dengan tatapan tajam.
"Sayang...."
"Sayang...."
Samar-samar terdengar suara memanggilku.
"Nak Tuti Sayang...."
Seketika aku tersentak dari tidurku.
"Ayah...," ucapku melihat ayah duduk di sampingku.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya ayah melihatku.
"Tuti mimpi buruk Yah." Dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Mimpi apa kamu sayang, sampai berkeringat seperti ini," Kata ayah sambil mengusap keringat dari keningku.
"Tuti...."
"Kenapa sayang, ayo cerita sama ayah."
"Tuti mimpi mas Sugeng tau hubungan kita Yah."
"Itu hanya mimpi sayang, sudah jangan terlalu di pikirkan."
"Tapi mimpi Tuti terlihat sangat nyata, Tuti takut Yah."
"Itu kan hanya mimpi sayang, sudah jangan terlalu di pikirkan ya."
"Tuti takut Yah."
"Takut kenapa?"
"Takut mimpi Tuti jadi kenyataan,"
"Nggak mungkin itu sayang, hubungan kita sudah terjalin cukup lama, sejauh ini aman-aman saja kan."
"Iya tapi Tuti takut Yah."
"Sudah kamu tenang saja, ayah sudah nunggu dari tadi sayang."
Tiba-tiba Ayah mendekatkan wajahnya ke wajahku dan secara perlahan ayah mencoba mencium bibirku.
"Jangan Yah," ucapku mendorong tubuh ayah menjauh dariku.
"Kamu nggak usah takut sayang, ayah sudah kunci pintu rumah, nggak akan ada orang masuk."
"Tuti takut Yah."
"Ayo ke kamar belakang," kata ayah memandangku sambil tersenyum.
"Nggak Yah, ini persis seperti mimpi Tuti."
Akupun segera beranjak dari atas tempat tidur.
"Sayang mau kemana," kata ayah mencoba menahanku turun dari tempat tidur.
Aku keluar dari kamar dan tidak menghiraukan Ayah yang duduk di pinggiran ranjang, lalu aku pergi ke ruang televisi.
Sampai di ruang televisi aku duduk merenung memikirkan mimpi buruk ku.
Tiba-tiba ayah mertuaku mengikuti dan duduk di sampingku.
"Ini minum dulu," Kata ayah menyodorkan segelas air putih kepadaku.
"Terima kasih Yah."
"Kamu masih memikirkan mimpi kamu?"
"Iya Yah, akhir-akhir ini Tuti selalu mimpi buruk, Tuti takut Yah."
"Kata orang mimpi itu adalah bunga tidur sayang."
"Iya, tapi setiap mimpi pasti ada arti di dalamnya Yah, Tuti saja masih keringetan Yah." Ucapku sambil menyalakan televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUA
RomansaKisah perselingkuhan antara ayah mertua dan menantu. Perkenalkan namaku Tuti usia 25 Tahun. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku sudah menikah satu tahun dan belum mempunyai anak. Suamiku, Mas Sugeng Usia 26 Tahun dia anak tunggal dan bekerja d...