Semenjak suamiku menjadi manajer di perusahaan tempatnya bekerja, tiba-tiba saja aku merasa harus memulai membuka lembaran yang baru.
Meski dulu masa laluku kelam dan penuh kenangan buruk, aku berusaha untuk memulai kehidupan yang baru.
Aku tetapkan dalam hatiku, aku ingin berubah, aku ingin hidupku terarah dan lebih bermakna.
Aku sudah melupakan kejadian masa laluku yang penuh kesalahan, aku juga sudah memaafkan kesalahan suamiku, sekarang aku sudah sadar dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Aku mencoba untuk tidak lagi bersentuhan lagi dengan dosa, walaupun bukan dosa yg disengaja, tapi semacam kekhilafan atau ketidak tahuan karena kurangnya ilmu pengetahuan tentang agama pada diriku.
Aku hanya mencoba merubah diriku menjadi lebih baik, aku sangat tahu, bahwa diriku sangat jauh dari kata sempurna, namun tidak ada salahnya jika aku mencoba untuk terus memperbaiki semua kesalahanku.
Aku dan suamiku kini sudah bisa membeli sebuah rumah di komplek perumahan, komplek perumahan kami tergolong kompleks yang masih baru, letaknya tidak begitu jauh dari tempat suamiku bekerja.
Tetanggaku namanya Ibu Lisa (25) dan suaminya Bapak Riyan (26). Mereka berdua mengontrak di salah satu rumah di dekat rumahku.
Ibu Lisa bekerja sebagai karyawati di tempat suamiku bekerja, sedangkan Bapak Riyan bekerja sebagai jasa transportasi online.
Ibu lisa orangnya cantik mungil, rambutnya panjang hitam terurai, orangnya baik dan enak di ajak ngobrol.
Sudah hampir satu Minggu kami menempati rumah baru kami, aku senang sekali bisa memiliki rumah sendiri, setelah sekian lama aku idam-idamkan bersama suamiku, akhirnya keinginan kami untuk memiliki rumah terwujud juga.
"Bagaimana betah disini Dik?" tanya suamiku kepadaku.
Saat itu pukul 20.00 Malam, aku dan suamiku sedang bersantai di ruang tamu.
"Kalau rumah sendiri ya betah Mas," jawabku dengan senyum sumringah.
"Icha bagaimana?" kata suamiku melihat ke arah Icha yang ada di gendonganku.
"Kalau Icha asal ada mama sama papanya dimana saja betah Mas," ujar ku kepada suamiku.
"Ya syukurlah kalau begitu, ini rumah buat kamu dan Icha Dik," ucap suamiku sembari membelai rambut Icha yang saat itu sedang tertidur.
"Terima kasih ya Mas," ucapku sembari tersenyum melihat ke arah suamiku.
"Iya sayang," kata suamiku lalu dia mencium ku dan Icha.
Kehidupanku terasa sempurna, karena aku sudah memiliki keluarga kecil yang sangat bahagia, sudah memiliki rumah sendiri, dan suamiku juga sudah membeli mobil untuk keperluan dia ke kantor dan untuk keperluan pulang ke kampung halaman kami.
Sampai keesokan harinya, kebahagiaan yang aku rasakan sedikit terusik dengan kejadian yang membuatku sedikit emosi dan naik darah.
Saat suamiku berangkat kerja, aku melihat ibu Lisa tetanggaku masuk ke dalam mobil suamiku, darahku yang sudah mendidih karena melihat kejadian tersebut langsung menelepon suamiku.
Suamiku : Halo Dik.
Aku : Mas, kamu sama Bu Lisa?
Suamiku : Iya, Bu Lisa tidak ada tumpangan, katanya suaminya tidak mau mengantarkan, dari pada dia telat, ya aku aja sekalian Dik, jangan marah ya.
Aku : Oh iya sudah Mas.
Kemudian telepon aku tutup.
Aku harus bicara dengan suamiku setelah dia pulang kerja nanti, aku khawatir suamiku akan mengulangi kesalahannya saat menjalin hubungan terlarang dengan adikku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH DENGAN AYAH MERTUA
RomanceKisah perselingkuhan antara ayah mertua dan menantu. Perkenalkan namaku Tuti usia 25 Tahun. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku sudah menikah satu tahun dan belum mempunyai anak. Suamiku, Mas Sugeng Usia 26 Tahun dia anak tunggal dan bekerja d...