Matahari telah mengantikan tugas Bulan yang sudah menjadi saksi atas kehancuran Baekhyun, menjadi saksi bagaimana gerakan tubuh dan mulut maupun hati yang terus dicabik.
Bagaimana merasakan belati terus menusuknya seolah kematian adalah suatu hal yang tepat.
Baekhyun merasa hancur.
Baekhyun merasa rapuh.
Baekhyun kecewa.
dan Baekhyun lelah.
Baekhyun berdiam diri, ia tak bisa menidurkan diri disaat pikiranya terus menguliti. tak sekali dua kali ia menghela nafasnya kasar, mengusap air matanya yang masih setia menetes dari pelupuk matanya.
tok tok
"Baek ayo sarapan dulu, terburu dingin"
"Kau saja dulu, aku tidak nafsu"
"Sedih boleh, sakit pun kau pasti sangat sakit. tapi ingat, apa pernah orang tuamu membiarkanmu kelaparan? dan sekarang kau mau terlarut pada kesedihanmu dan membiarkan perutmu kosong tanpa isi? Bukankah kau percaya pada Tuhan atas segala takdirnya?"
Baekhyun terdiam, menatap kosong dengan indra pendengarnya yang masih setia mendengarkan apa kata Sehun.
"Tuhan akan mengagalkan rencanamu jika hal itu adalah hal yang buruk bagimu nanti"
"Nikmati aja pahit manisnya, gak semua proses berjalan dengan baik".
"Aku akan menunggumu dimeja makan"
Sehun pergi dari sana meninggalkan Baekhyun yang terdiam dengan seribu bahasa.
"Sehun benar...Aku harus percaya jika akan ada pelangi setelah ujan badai"
Baekhyun mengusap sisa air matanya, lalu bangkit dari duduknya. menghembuskan nafasnya perlahan lalu melangkahkan kaki keluar dari kamar dan menuju kemeja makan untuk melakukan sarapan bersama dengan pria baik.
"Kau datang?"
"Apa yang kau katakan berhasil menyentuh hatiku Oh, terima kasih"
"Bukan apa-apa Baek, oh ya kau jadi kerumah orang tuamu? atau mau disini saja?"
"Hah...aku kerumah orang tua ku saja, tidak enak disaat statusku masih istri seseorang tapi malah tinggal ditempat tinggal pria lain"
"Baiklah,sekarang cepat makanlah dan setelah itu aku akan mengantarkanmu"
"Terima kasih Oh, aku berhutang banyak padamu"
"Sudahlah Baek, aku senang bisa memberikan sedikit hal walaupun hanya kalimat sederhana"
Baekhyun tersenyum lalu mulai melahap sarapanya, Sehun melihat Baekhyun memakan sarapanya dengan baik pun tersenyum hangat.
Walaupun ia tak mendapatkan cinta Baekhyun, setidaknya ia masih diizinkan untuk dekat denganya walaupun sebatas makan bersama atau hal kecil lainya. Sehun bersyukur akan itu.
Suap demi suap makanan masuk kedalam mulut, sarapan yang terasa hangat karena ditemani oleh obrolan-obrolan masa lalu.
"Mau tambah Baek?" tawar Sehun
"Tidak, ini sudah cukup membuatku kenyang"
"Kalau begitu siap-siaplah, aku akan mengantarkanmu"
"Terima kasih Oh, aku izin keatas dulu ya. dan terima kasih bajunya tadi, seharusnya kau tak usah repot-repot membelikan"
"Bukan masalah"
Baekhyun bangkit dari duduknya, lalu melangkahkan kakinya menuju kekamar untuk bersiap diri. sebelum itu ia pergi kekamar mandi untuk mencuci mukanya.
Baekhyun menatap kearah cermin, menatap bagaimana kusutnya wajahnya padahal ia sudah mandi tadi. Baekhyun menghela nafasnya kasar, ia harus terlihat baik didepan keluarganya.
"Aku benci pada posisi dimana aku harus dipaksa untuk tetap kuat diatas kerapuhanku"
Baekhyun tersenyum getir, ia memejamkan matanya merasakan sesak teringat akan kejadian kemarin malam. Ia tak tau apa yang Chanyeol lakukan saat ini, apa ia sedih atau bahkan tengah berbahagia bersama kekasihnya? ia tak tau.
Ponselnya pun ia tinggal, ia tak sempat membawa apapun bahkan uang sepeser pun.
Ia benar-benar pergi disaat ia memakai baju tidurnya, tanpa membawa barang lain selain dirinya dan baju yang ia pakai.
"Aku menncintaimu, tapi...aku kecewa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Room CHANBAEK (GS) [END]
FanfictionJika kau menjadikanku hanya untuk ruang singgah, maka bersihkan setelah kau membuat kehancuran. pergi dan biarkan orang lain yang mengantikan. -🥇11-10-2021 -Chanyeol -🥇 09-10-2021 -Genderswitch