Setelah pertemuan Chanyeol dengan Baekhyun, Chanyeol berdiam diri didalam kamarnya. pandanganya menatap kosong dikamar yang dulunya selalu terang kini menjadi gelap gulita. setelah percakapan berdua dengan Baekhyun, Chanyeol menjadi sedikit terasa lega. walaupun tak dapat dipungkiri ia rindu.
Pandangan Chanyeol teralihkan saat mendengar sebuah notifikasi dari ponselnya, ia membukanya dengan malas. Chanyeol menatap notifikasi itu dengan pandangan yang susah untuk diartikan, ia tak menangis ia juga tak marah.
ia menatap postingan instagram milik mantan istrinya dengan caption 'Thanks' itu, postingan yang berisi gambar penuh makna bagi pemilik.
Lagi.
Lagi-lagi ia teringat saat ia membelikan cincin untuk Na Hee, ia teringat ia bahagia saat Na Hee bahagia dikala itu. Chanyeol pernah merasakan kebahagiaan saat pemberian penuh cintamu diterima, dan sekarang mereka pasti bahagia saat ini.
Chanyeol tersenyum tipis.
lalu jarinya digerakan untuk menekan user Instagram Sehun yang juga terdapat foto sebuah tangan cantik terhiasi cincin simpel namun terlihat mewah itu.
Lagi-lagi Chanyeol hanya tersenyum tipis, walaupun jauh dilubuk hatinya ia merasa begitu sesak. Chanyeol menutup aplikasi itu lalu melempar kecil ponselnya diatas ranjang, Chanyeol berdiri dari duduknya membuka lebar-lebar pintu balkonya hingga hembusan angin dingin menembus kulitnya.
Chanyeol menatap sekeliling area rumahnya itu, menatap dimana setiap sudut memiliki banyak kenangan yang membahagiakan.
ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesuatu yang ia gunakan akhir-akhir ini, Rokok. Chanyeol mengambil satu biji rokok itu dan menyematkan pada bibirnya.
Korek api mulai dinyalakan untuk membakar pucuk nikotin itu, hembusan asap rokok menguar diudara. Chanyeol menghembuskan dengan bebas dan menenangkan. hisapan dan hembusan itu terus dilakukan dengan kesunyian,dinginya angin malam,dan kerapuhan hatinya.
benar-benar sunyi seperti tak terdapat kehidupan disana, Chanyeol benar-benar menikmati. tak ada senyum tak ada amarah yang membuncah, benar-benar hanya sebuah ketenangan.
hingga hisapan itu terus berlanjut dan kini sudah berganti menjadi rokok kedua dimalam itu, Chanyeol masih terus menghisapnya lalu mendongakan kepalanya dan menghembuskan asap dengan penuh ketenangan.
Mulutnya tak dapat berbicara bagaimana perasaanya sekarang, tubuhnya tak dapat bereaksi bagaimana rasa sesak yang dirasakan dimalam itu. hanya hatinya yang dapat merasakan. hanya hatinya yang merasakan bagaimana pedihnya malam itu. juga Tuhan yang tau semua takdirnya.
Pandangan Chanyeol teralihkan pada semut yang berjalan dipembatas balkon itu, Chanyeol menggerakan jarinya untuk menghalangi jalan semut itu. ia terus bergerak menghalangi kearah dimana semut itu berjalan, hingga akhirnya semut itu memilih jalan lain untuk sampai pada tujuanya.
Lalu ia kembali menghisap nikotin yang ia hampit pada sela jarinya entah sampai berapa putung rokok yang akan ia hisap dimalam ini.
Malam yang penuh bisu, kebisuhan rasa sesak pada hati sosok Park Chanyeol. pada hati yang entah bagaimana bentuk rasanya, entah bagaimana rapuhnya perasaan itu.
Chanyeol memejamkan matanya,lalu kembali membuka dengan posisi pandangan yang menghadap langit. Chanyeol diam menatap langit yang terlihat gelap tanpa bintang. hanya ada bulan sebagai penerang setiap malam hari, ia tersenyum melihat bulan yang masih setia berada disana tanpa ditemani bintang.Chanyeol merebahkan dirinya pada lantai yang dingin, dengan satu tangan yang ia gunakan sebagai bantal lalu satu tangan yang ia gunakan untuk memegang rokok yang ia hisap sedari tadi.
pandanganya tak lepas dari bulan, ia terus menatapnya dengan begitu tenang.
sangat tenang.
Benar-benar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Room CHANBAEK (GS) [END]
FanfictionJika kau menjadikanku hanya untuk ruang singgah, maka bersihkan setelah kau membuat kehancuran. pergi dan biarkan orang lain yang mengantikan. -🥇11-10-2021 -Chanyeol -🥇 09-10-2021 -Genderswitch