7. Surga Dunia

6.2K 258 44
                                    

Sudah berapa abad aku nggak up Alfa-Syilla? Aku harus kena writer block dulu di lapak sebelah baru ingat ada cerita ini. Maafkan aku, teman-teman. Hiks.

Serius, aku lupa jalan ceritanya jadi bingung tadi mau nulis apa. Semoga jadinya nggak berantakan.

Tulisan ini tanpa edit jadi maaf kalau banyak typo.

Happy reading dan jangan lupa tap bintang 🌟

Kamu tahu rasanya surga dunia? Surga dunia itu ... bersama yang kita cintai tanpa jeda. Alfa sekarang sedang merasakan surga dunia itu. Beberapa hari belakangan dunia rasanya penuh warna dan bunga. Ada perasaan lega dan hangat yang menyelimuti hatinya secara bersamaan. Tentu saja, itu karena andil seseorang yang hadir lagi di hidupnya. Sekarang dia tahu, arti rongga yang selama ini terus dia biarkan terbuka di hatinya tanpa ada niat menutupnya. Dia hanya sedang menunggu orang yang pas untuk menutup rongga itu. Dan, seolah sudah menemukannya, perlahan tapi pasti rongga itu tertutup kembali. Itu penyebab beberapa hari ini mood-nya benar-benar bagus dan aktivitas seberat apa pun akan terasa ringan.

Alfa sedang mengamati sebuah fasade rumah Eropa modern dari layar laptopnya ketika pintu ruangannya diketuk. Dan, tak lama kemudian Toro menyelinap masuk.

"Sudah gue bilang kan? Kita bakal dapat proyek itu." Toro dengan tampang sumringah menghampiri meja Alfa. "Besok kita akan tanda tangan kontraknya."

Alfa mengangkat wajah. "Kerja yang bagus, Tor."

"Lo udah lihat perwakilan dari Sekartama tadi?" tanya Toro dengan senyum simpul.

"Kan lo yang meeting sama Adrian. Mana gue tahu," decak Alfa. Dia tahu maksud lelaki itu apa. Apalagi kalau bukan masalah wanita. Mungkin perwakilan Sekartama adalah wanita cantik yang sedap dipandang mata oleh Toro dan Adrian.

"Rugi lo nggak ikut, Al. Juru bicara mereka beuh..." Toro bersiul seraya melukis bentuk body ke udara. "Mantap!"

Bukan hal baru. Otak-otak mesum para temannya itu bisa membayangkan apa saja. "Lalu?"

"Nanti malam ikut, ya. Gue berhasil ajak dia clubbing."

Selain memersuasi klien, Toro juga pandai memersuasi perempuan agar mau clubbing bersama dan tujuan akhirnya apa kalau bukan bobo bersama? Alfa bernapas lega, karena dia tidak memberi kesempatan kepada lelaki itu untuk mendekati Syilla di kelab waktu itu.

"Sori, Man. Gue nggak bisa. Ada acara."

Toro menaikan alis tinggi-tinggi. "Lo hebat, Dude. Jadi, sudah sejauh mana? Bobo bareng udah?" goda Toro menyeringai.

Alfa berdecak sebal. "Mending lo balik ke ruangan lo. Gue sibuk." Dia lantas mengalihkan perhatian pada layar laptopnya yang masih terbuka lebar.

"Yang punya cewek baru beneran nggak mau berbagi cerita nih? Adrian mesti tahu kalau malam Minggu lo udah nggak kelabu lagi." Toro tertawa.

"Apaan sih."

Toro tiba-tiba bergerak cepat mencondongkan badan mendekat kepada Alfa. Hingga jarak wajah mereka hanya terpaut sejengkal saja. Kontan perbuatan Toro itu membuat Alfa serta-merta syok.

"Sehebat apa Syilla di atas ranjang?"

Sontak Alfa meraup muka Toro dan mendorongnya menjauh. "Kaget, Anjir."

Toro tergelak. Dia sangat menikmati wajah syok Alfa. Namun, dia tidak berhasil membuat lelaki itu menjawab rasa penasarannya. Demi Tuhan, selain cantik, Syilla memiliki badan yang bisa membuat lelaki normal mana pun bisa mendadak ileran. Toro yang hanya menyaksikan dari luar saja bisa tergiur. Sebagai lelaki yang gemar berpetualang sana sini, dia tahu betul mana wanita yang benar-benar cantik, dan mana wanita yang cantiknya kaleng-kaleng. Dan, Syilla masuk ke jajaran wanita yang benar-benar cantik. Bukan hanya wajah, body-nya juga tak kalah menarik pastinya.

Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang