Nggak niat nulis ini dulu eh, malah jadi satu bab. Yo weslah aku up aja ya, Gaes. Mumpung lagi mood bagus.
Jangan lupa vote sebelum baca. Happy reading!
❤️❤️❤️"Ayo, Bang!" Lyra menyeret tangan Alfa hingga lelaki itu jalannya tersaruk-saruk. Astaga, punya adik satu, tapi kelakuannya naudzubillah. Tidak bisa lihat orang habis capek seharian kerja. Mana siang tadi Alfa baru cek lapangan lagi.
"Kita nggak bakal telat, Lyr."
"Emang, tapi kasian Bella kalau harus nunggu kita lama," Lyra masih terus menarik tangan abangnya itu menuju terminal kedatangan dalam negeri.
Sore ini Isabella alias Bella datang ke Jakarta. Terang saja Lyra kegirangan karena sahabat semasa sekolahnya bakal tinggal di rumah Alfa bersamanya. Awalnya lelaki itu keberatan. Namun, karena desakan Mama akhirnya Bella dia izinkan tinggal sementara di rumahnya. Ingat, cuma sementara.
"Tuh kan! Mana? Si Bella juga nggak ada," ucap Alfa yang memang tidak menemukan sahabat Lyra yang dikenalnya memiliki tubuh subur.
"Nggak ada apaan?! Itu sih yang duduk di sana siapa kalau bukan Bella?"
Mata Alfa mengikuti arah pandang Lyra. "Mana?" Dia masih belum menemukan cewek gempal itu.
"Astaga! Lo rabun jauh apa gimana? Tuh dia melambai ke kita." Sekarang Lyra menunjuk seseorang.
Memang benar Alfa melihat seorang cewek melambai pada mereka. Namun, bukan si Bella yang dia kenal. Melainkan cewek cantik berbadan ramping dengan kasual outfit. Celana jin biru dengan kaos putih yang dilapisi Cardigan. Tidak lupa sneaker putih yang tampak sesuai dengan gaya pakaiannya.
Kening Alfa berkerut dalam melihat cewek itu bergerak mendekat. Eh, serius itu si Bella, bukannya Bella itu ....
"Bella!"
"Lyra!"
Pekik kedua cewek itu bersamaan. Kemudahan mereka berjingkrak dan saling peluk.
Alfa melongo melihat perempuan yang Lyra sebut Bella. Jadi, benar dia Bella. Tapi, kok bisa jadi beda gini?
"Bang! Jangan bengong aja lo! Bawain koper Bella," sentak Lyra membuat Alfa terkesiap.
Eh, si Kupret, main suruh aja. Alfa menatap Bella sesaat.
Cewek itu melempar senyum. "Hai, Bang," sapa Bella pelan. Belum sempat tanya kabar, Lyra langsung menggaet lengannya kembali, lantas menggiring Bella untuk berjalan ke lobi.
"Perjalanan lo aman, 'kan?" tanya Lyra seraya menggeret lengan Bella, yang tampak kikuk sejak menyadari keberadaan Alfa.
Lyra tiba-tiba berhenti dan menengok ke belakang. "Bang, jangan lupa bawain koper Bella."
"Astaga, iya, iya," jawab Alfa dongkol seraya meraih pegangan koper. Sementara Lyra dan Bella sudah lanjut berjalan lagi meninggalkan Alfa yang kerepotan dengan bawaan si Bella. Selain koper Bella juga bawa tas besar lainnya. Ah, menyebalkan.
"Astaga, Bang! Lo lambret amat!"
Alfa mengelus dada ketika lagi-lagi mendapat teriakan dari Lyra. Tuh anak minta digerus banget sepertinya. Tidak lagi-lagi Alfa mau disuruh-suruh begini.
Serasa belum cukup bikin Alfa kesal, di dalam mobil Lyra malah duduk di belakang bersama Bella, bukannya menemaninya duduk di depan.
"Lyr, pindah ke depan dong. Gue berasa jadi supir kalau kayak gini," protes Alfa sebelum menjalankan mobilnya."Ahelah, Bang. Cuma bentar ini. Gue kangen nih sama Bella. Lama banget nggak jumpa."
Dengan kesal, akhirnya Alfa meninggalkan teras lobi bandara. Lyra benar-benar menyebalkan. Sepanjang perjalanan Alfa diam seribu bahasa. Masih saja dongkol dengan kelakuan adiknya. Namun, seolah tidak peduli dengan muka sepet yang Alfa tampilkan, Lyra terus saja mengoceh di belakang bersama Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )
RomanceSEBELUM BACA, BUDIDAYAKAN FOLLOW AUTHOR DULU YA, GAES. Alfa tertegun melihat seorang wanita di hadapannya. Wanita yang pernah membuatnya menjadi lelaki paling beruntung selama perantauannya di Ibukota sekaligus wanita pertama yang membuatnya patah h...