16. Ngapel

1.5K 160 41
                                    

Yang belum follow akun ini, jangan lupa follow ya. Kita ketemu lagi dengan duo racun eh sori duo sedjoli Alfa-Syilla.

Tap bintang dulu sebelum baca (fardu a'in) hehe

Happy reading!

❤️❤️❤️

Sebelumnya Alfa tidak pernah mengira jika kencannya bersama Bella akan ke-gap Syilla. Padahal dia sengaja memilih tempat yang agak jauh. Namun, entah sial atau bagaimana keberadaannya bisa tertangkap radar Syilla.

Dari sejak turun dari mobil hingga dirinya sekarang berada di dalam unitnya, Syilla berusaha menahan gejolak amarahnya. Dia menahan diri untuk tidak bersikap bar-bar di kafe tadi. Tolong, siapa saja. Katakan padanya, wanita mana yang tidak akan marah jika memergoki pacarnya berduaan dengan wanita lain?

Saat ini keduanya—Alfa dan Syilla— tengah duduk di sofa ruang tengah. Alfa berusaha untuk bersikap tenang kendati hatinya berdebar tidak keruan. Sementara Syilla di sisinya duduk lurus memandang ke depan seraya melipat tangan di depan dada menunggu Alfa buka suara dan menjelaskan semuanya. Banyak. Banyak yang harus lelaki itu jelaskan padanya. Syilla masih berbaik hati mau mendengar, kalau menuruti kata hati, dia ingin sekali meng-smackdown lelaki di sampingnya itu. Namun, otaknya lebih bekerja secara maksimal kali ini, kehilangan Alfa beberapa tahun silam membuatnya bisa mengendalikan diri. Dia tidak mau hal yang sama terulang lagi. Masa bodo jika dirinya dianggap bucin.

"Bella itu teman Lyra," ucap Alfa membuka suara.

"Itu aku udah tau,"  sahutnya cepat. Bukan itu yang mau dia dengar.

"Selain teman Lyra, dia juga anak dari teman Mama di Palembang sana. Mama meminta untuk mengizinkannya tinggal di rumahku untuk sementara waktu sampai Bella menemukan tempat tinggal baru."

Syilla mendengus. Alasan yang Alfa berikan benar-benar klise. Dia ingin tahu alasan apa yang akan lelaki itu kemukakan mengenai keduanya yang Syilla pergoki di kafe. Ah seandainya Syilla tidak ada acara dengan teman-temannya di kafe itu, mungkin dia tidak akan pernah tahu kalau kekasihnya itu sedang berduaan dengan perempuan lain.

Minggu lalu dia melihat Alfa menggendong perempuan itu, sekarang makan malam. Syilla akan mencekik leher Alfa kalau kali ini lelaki itu masih mengatakan itu hanya kebetulan.

"Dan, makan malam tadi aku cuma menuruti perintah Mama yang ingin aku mengajaknya makan malam."

Perintah Mama lagi. Syilla berdecak. "Lantas kalau Mama kamu nyuruh kamu buat nikahin dia, kamu juga mau, gitu?"

"Ya enggaklah. Aku itu nikahnya cuma mau sama kamu. Aku melakukan itu cuma nggak mau Mama terus-terusan bawel aja di telepon. Kamu nggak tahu betapa bosannya aku mendengar Mama memuji Bella terus tiap kali telepon." Alfa berusaha menjelaskan apa adanya.

"Kalian beneran dijodohkan?!" tanya Syilla tampak tercengang. Dia tidak mengira saja pertanyaan tadi itu ternyata fakta.

Alfa mengedikkan bahu. "Maunya Mama sih gitu. Tapi kalau aku nggak setuju ya, Mama nggak maksa."

Syilla menyipitkan mata, memandang Alfa curiga. "Kamu yakin? Bukannya kamu kencan tadi juga atas permintaan Mama kamu?"

"Beda dong, Sayang, kalau sama pernikahan mah." Alfa memutar posisi duduk menghadap Syilla. Meraih tangan wanita itu. "Sayang, kamu nggak perlu berpikir macam-macam, pacarku itu kamu. Jadi, aku menikahnya ya sama kamu."

"Gimana kalau orang tua kamu maksa?" desak Syilla, masih ingin tahu reaksi Alfa.

"Tidak mungkin, Sayang. Ambil contoh Lyra saja. Dia nggak jadi dijodohkan sama Herdy karena sudah memiliki Reksa. Orang tuaku setuju akhirnya Lyra sama pacarnya itu," terang Alfa berharap Syilla percaya.

Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang