Alfa-Syilla datang lagi. Harusnya kemarin ini update, tapi ternyata ada Dea-Kenzo yang belum ku-update. Jadi, aku utamakan mereka dulu.
Cuss, ya. Jangan lupa tap bintang sebelum baca.
❤️❤️❤️
Alfa terkesiap ketika bibirnya menempel pada bibir Bella. Bahkan wanita itu melumatnya. Untuk beberapa detik Alfa membeku dengan mata melebar. Dia sama sekali tidak menyangka Bella bisa melakukan hal sejauh ini. Isabella yang dulu dia kenal bukan gadis yang berani melakukan hal senekat ini. Gadis bertubuh gempal itu selalu menunduk jika berpapasan dengan Alfa ketika main ke rumah atau ketika bertemu di sekolah. Apa penampilan juga bisa mengubah sikap seseorang?Alfa berhasil mendapatkan kesadarannya kembali, dia segera mendorong tubuh Bella hingga wanita itu terhuyung.
"Bang, aku—"
"Akan gue suruh Toro cepat-cepat menemukan apartemen baru buat lo. Makin cepat lo pergi dari sini makin baik," ucap Alfa dingin lantas segera beranjak meninggalkan Bella yang terkejut dengan ucapannya.
Dada Bella naik turun. Napasnya terengah. Matanya terpejam menahan nyeri yang terasa menohok di dada. Dia bukan hanya ditolak, tetapi diusir. Ya, secara tidak langsung Alfa sudah mengusirnya. Tidak ada alasan lagi dia berlama-lama tinggal dan bertahan di rumah ini. Tanpa dia sadari cairan hangat merembes membasahi pipinya. Kedua tangan di sisi tubuhnya mengepal erat. Menyusut air mata yang makin deras, dia segera beranjak menuju kamarnya. Kamar yang mungkin akan dia tinggalkan saat ini juga.
***
Alfa menuruni anak tangga seraya mengancing lengan kemejanya. Dia menuju meja makan untuk sarapan pagi. Namun, meja makan bersih. Tidak ada sesuatu di atas sana. Perlahan dia mengusap hidung dan menoleh ke kamar Bella yang masih tertutup.
Setelah kejadian semalam tidak mungkin perempuan itu mau menyiapkan makan pagi untuknya. Lagi pula Alfa tidak mengharapkannya. Mengedikkan bahu tak acuh, dia menuju dapur untuk menyeduh kopi.
Sudah seperempat jam Alfa duduk di meja makan menikmati kopinya sendiri. Namun, tidak ada tanda-tanda Bella membuka pintu kamarnya. Alfa sekali lagi menatap pintu kamar Bella yang masih tertutup rapat. Bukannya hari ini perempuan itu kerja?
Hingga dirinya berniat pergi, pintu kamar Bella masih belum terbuka juga. Kakinya yang hendak melangkah keluar rumah berbelok menuju kamar perempuan itu. Meskipun ragu, Alfa mengetuk pintu itu beberapa kali.
"Bella, lo udah bangun belum?"
Tidak ada sahutan dari dalam. Sementara waktu sudah beranjak siang. Mengetuk pintu sekali lagi dan masih juga belum ada reaksi, Alfa memutuskan untuk berangkat. Dia tidak mau terjebak macet hanya karena mengurus Bella yang bangun kesiangan. Jangankan Bella, Lyra saja kalau bangun kesiangan sering dia tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )
RomanceSEBELUM BACA, BUDIDAYAKAN FOLLOW AUTHOR DULU YA, GAES. Alfa tertegun melihat seorang wanita di hadapannya. Wanita yang pernah membuatnya menjadi lelaki paling beruntung selama perantauannya di Ibukota sekaligus wanita pertama yang membuatnya patah h...