19. Mi Celor

1.7K 163 53
                                    

Alfa-Syilla kambek. Seperti biasa aku akan nagih yang belum FOLLOW AUTHOR follow dulu ya, Gaes.

Insyaallah aku akan rutin up sampe tamat. Dan, seperti biasa nggak akan aku kasih konflik yang berat, jadi selow aja. Hidupku soalnya udah berat, wkwk. So, take your time.

Wajib kasih bintang sebelum baca ya, Gaes. Aku kasih bacaan gratis kamu kasih bintang jadi pas hehe.

Happy reading ❤️

_______________

Alfa menekan berulang bel unit apartemen Reksa. Gedung apartemen itu berada satu kawasan dengan gedung kantor Reksa grup. Jadi, Alfa lumayan paham. Adiknya sering mampir ke sana tiap pulang kerja juga.

Alfa mengacak rambutnya sebal mengingat perkataan Mama Santy. Bagaimana kalau Lyra dan Reksa di dalam sana sedang melakukan hal yang sama seperti dirinya ketika berdua dengan Syilla? Rasanya tak rela. Baginya, Lyra itu masih menjadi adik kecil meskipun umurnya sudah terbilang dewasa. Entah, itu yang melekat di kepalanya.

Ya Tuhan! Sekali lagi Alfa menekan bel unit apartemen di hadapannya. Dia makin gusar karena pintu tidak kunjung terbuka. Otaknya sudah berpikiran yang tidak-tidak.

Alfa hendak menekan bel lagi ketika pada akhirnya pintu itu terbuka. Dan detik berikutnya, Reksa berdiri menjulang di ambang pintu. Untuk beberapa alasan Alfa cukup lega karena lelaki bermata hazel di hadapannya ini masih mengenakan outfit lengkap berbalut apron.

Eh? Apron? Alfa rasa lelaki berpostur tinggi itu pasti sedang Lyra kerjai. Apa lagi Alfa melihat di pipi Reksa ada tepung yang menempel.

"Pak Alfa?" panggil Reksa menatap lelaki bermata cokelat di hadapannya.

Alfa meringis. "Lyra ada di dalam 'kan, Pak?" tanya Alfa.

"Ada. Dia sedang membuat kue."

"Sori, ya, Pak Reksa. Saya harus segera membawa adik saya pulang." Tanpa permisi, dan belum mendapat izin dari yang punya unit, Alfa melangkah masuk dengan cepat. Terus masuk, dia menemukan Lyra di dapur sedang menuang adonan ke dalam loyang.

"Lyra, ayo pulang."

Lyra terkejut saat tiba-tiba Alfa sudah berdiri di dekatnya seraya menarik lengannya.

"Kok lo ada di sini, sih?"

"Udah, ayo pulang." Alfa bergegas melepas paksa apron yang Lyra kenakan.

"Tapi, gue belum nyelesein ini."

"Biar pacar lo aja yang selesein."

Begitu Alfa berhasil melepas apron Lyra, Reksa muncul dengan muka bingung.

Alfa menarik tangan Lyra, dan menyeret gadis itu keluar dari dapur. "Maaf, Pak Reksa. Saya harus membawa Lyra pulang. Ada Mama di rumah."

"Hah? Mama?! Kok lo nggak bilang-bilang?!" pekik Lyra. 

"Iya, makanya ayo, pulang. Pak Reksa kami duluan ya." Alfa terus menyeret tangan adiknya melewati Reksa yang masih terbengong dan bingung secara bersamaan.

"Reksa, nanti kamu masukkan adonan itu ke oven, ovennya udah dipanasin, tinggal masukin aja. Cukup 45 menit. Jangan lupa pake sarung tangan," pesan Lyra sambil lalu karena tangannya masih saja Alfa seret.

Reksa memandang keduanya seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia pun cuma bisa mengangguk menanggapi pesan buru-buru dari  kekasihnya itu. Lelaki berkulit pucat itu mematung ketika Alfa dan Lyra akhirnya menghilang di balik pintu unitnya.

Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang