Jangan lupa follow Author-nya dulu sebelum baca. Dan, jangan lupa selalu tap bintang 🌟 dan tinggalkan jejaknya.
Sudah lebih dari sebulan Alfa tidak bertemu dengan Syilla. Wanita itu menutup semua aksesnya. Apartemen wanita itu kosong, tepatnya sengaja dikosongkan. Bahkan terakhir Alfa mendengar Syilla sudah tidak bekerja di anak perusahaan Reksa Grup lagi. Alfa frustasi nyaris depresi. Pekerjaan sedikit terganggu karena masalah ini. Beberapa kali dia kena tegur atasan atas ketidakprofesionalannya.
Luka lama itu rasanya kembali menganga. Padahal Alfa pikir luka itu tidak akan pernah terbuka kembali. Mungkin pertemuannya kembali dengan Syilla memang sebuah kesalahan. Atau dirinya yang memang bodoh karena untuk kedua kalinya luluh dengan wanita yang sama.
Alfa meringis miris. Malam ini dirinya berada di sebuah kelab malam. Duduk di depan bar ditemani segelas whisky dan sebatang rokok. Penampilannya kacau. Cambang-cambang mulai tumbuh di area sekitar rahang dan dagunya. Rambutnya bahkan acak-acakan seperti lama tak terurus. Meski begitu, Alfa masih cukup waras untuk tidak sampai mabuk parah. Ya, setidaknya sekarang sebelum....
"Ternyata lo di sini."
Sebuah tepukan mampir di pundak Alfa. Adrian dan Roi sudah berada di dekatnya. Mereka mengambil tempat duduk masing-masing di kanan-kiri Alfa.
"Are you okay?" tanya Adrian begitu duduk di atas stool.
"Mau gue temeni minum?" tanya Roi, di lantas memesan minum yang sama seperti isi gelas Alfa.
"Memang Syilla belum ada kabar?" tanya Adrian prihatin. Baru kali ini dia melihat Alfa segalau ini. Selama mengenal, belum pernah sekali pun Alfa semenyedihkan ini hanya karena wanita.
Alfa menggeleng, tidak berniat menyahut. Dia lebih memilih meminum isi gelasnya kembali.
"Bangkit, Man. Lo jangan jadi begini. Lo sadar kan gara-gara ini pekerjaan lo hilang? Satu proyek lo bahkan dilimpahkan ke Toro karena masalah ini. Kalau begini terus si Bos bisa-bisa depak lo dari firma," ujar Roi menasihati. Namun, masih dianggap angin lalu oleh Alfa.
Sebenarnya Alfa tahu. Dan, dia membenarkan apa yang Roi katakan. Tapi, untuk saat ini biarkan dia menjadi manusia bebal sejenak. Dia tidak butuh waktu lama untuk menggalau. Seperti dulu saat Syilla meninggalkannya begitu saja untuk belajar di luar negeri, dia pun sama frustrasinya seperti sekarang. Tapi, logikanya lantas mengalahkan hatinya dan dia memutuskan untuk segera move on. Realita hidup harus tetap dijalani meski badai menerjang, kan?
"Toro mana?" tanya Alfa melihat tidak ada Toro di antara mereka.
"Toro kan ambil cuti tiga hari lalu. Emang lo nggak tau?" sahut Adrian.
Bagaimana dia tahu kalau yang ada di kepalanya hanya Syilla dan Syilla. Tidak ada hari tanpa meratapi diri. Lyra sampai harus ngomel-ngomel lantaran abangnya itu sudah mirip gembel pasca pernikahan uangnya gagal.
"Apa lo sekarang udah bisa disebut duda, Bang?" tanya Lyra iseng saat dia bertandang ke rumah Alfa. Padahal muka Alfa lagi kecut-kecutnya. Benar-benar minta ditelan itu bocah.
"Diem lo. Duda apaan?"
"Kan lo udah nikah siri ama Syilla. Terus ditinggal," ucap Lyra tidak ada takut-takutnya sama sekali.
"Gue nggak nalak Syilla, duda dari mananya?!" ujar Alfa sewot. "Pulang gih, bikin pala gue tambah pusing aja lo. Bantu kagak, musingin iya."
Lyra mencibir. "Santai dong, Bang. Efek kurang belaian gini nih. Mana muka udah kayak monyet baru turun gunung, rambut seperti gembel yang nggak pernah keramas," Lyra mengendur tubuh Alfa, lantas bertingkah seolah hendak muntah. "Bau lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )
RomanceSEBELUM BACA, BUDIDAYAKAN FOLLOW AUTHOR DULU YA, GAES. Alfa tertegun melihat seorang wanita di hadapannya. Wanita yang pernah membuatnya menjadi lelaki paling beruntung selama perantauannya di Ibukota sekaligus wanita pertama yang membuatnya patah h...