20. Nervous

1.4K 158 40
                                    

Jangan lupa tap bintang dulu sebelum baca.
Yuhuuuu! Alfa-Syilla datang lagi dunk. Lagi rajin nih haha.

Cuss happy reading!
❤️❤️❤️

Alfa hendak keluar dari ruangannya ketika Adrian dan Roi masuk. Hanya berdua tidak ada Toro yang membersamai keduanya. Alfa mengernyit dengan absennya sang Don Juan.

"Tumben, cuma lo berdua doang? Toro mana?" tanya Alfa kembali duduk di kursinya.

Adrian lebih memilih duduk menyamping di atas meja. Sementara Roi duduk di kursi depan meja Alfa.

"Dia lagi kesengsem sama harem. Jadi, langsung ngacir duluan. Katanya mo jemput doi," sahut Adrian. "Lo juga! Mentang-mentang udah punya pacar nggak pernah lagi mau nongkrong bareng kita," protesnya menuding Alfa.

Alfa menggaruk pelipis, seraya nyengir. "Sori, Man. Jadwalkan aja. Ntar gue usahakan datang."

"Malam ini gimana?" tanya Roi berbinar. "Ada party di X2."

"Sori, kalau malam ini gue nggak bisa. Nyokap gue dari Palembang datang."

"Jiah, si anak Mami."

Alfa hanya nyengir lantas beranjak meraih tasnya. "Sori, Bro. Gue kayaknya mesti duluan nggak apa-apa, 'kan?"

Adrian dan Roi hanya bisa mendesah dan mengangkat bahu.

"Emang ada yang bisa kita lakuin buat teman yang berbakti kayak lo?" cibir Roi lantas ikut berdiri.

Mereka bertiga beriringan keluar dari ruangan Alfa bersama.

"Makanya kalian buruan punya cewek dong. Umur kalian udah nggak muda lagi," ujar Alfa. "Si Toro aja udah mau mengakhiri petualangannya masa kalian kalah?"

"Sembarangan aja ngatain kita udah nggak muda lagi. Kita ini masih produktif. Lawan dua tiga cewek juga masih gue jabanin. Emangnya lo, satu kondom cuma dipake satu lobang doang," sahut Adrian dan langsung disusul gelak tawa Roi.

Alfa menggeleng. "Tobat, Man, tobat."

"Nanti gue tobat kalau udah nemu cewek yang tepat buat diajakin tobat bareng," sambut Roi kembali tergelak.

"Tapi gue sih nggak yakin kalau Toro mau serius sama yang satu ini. Emang sih tuh cewek cantik, lain daripada yang lain. Tapi lo pada tau kan siapa Toro kita." Adrian mengedikkan bahu, lantas menekan tombol lift.

Alfa mengusap dagu. "Moga aja ini terakhir dan dia seriusin."

Roi menyikut perut Alfa. "Lo sendiri sudah sampe mana? Jangan-jangan masih di garis grepek-grepek manja!" tawanya pecah kembali, kali ini makin ngakak.

Alfa berdecak. "Udah deh, kalau pun gue sampe ke mana-mana, gue nggak bakal beberin ke kalian. Sori bikin kalian kecewa," sahut Alfa kalem dan masuk ke dalam lift yang pintunya sudah terbuka. Adrian dan Roi menyusul di belakangnya.

"Sayang loh, Al. Cewek seksi dianggurin, emang lo nggak penasaran sama jeroan yang meski terbungkus cantik masih tetap kelihatan indah?" goda Adrian lagi.

"Eh, tapi, jeroan Syilla bukan imitasi, 'kan? Jangan-jangan kelihatannya doang kayak gunung fuji kembar, tapi begitu dibuka ... eh telor mata sapi."

Mungkin bagi Adrian dan Roi itu terdengar lucu, tapi tidak buat Alfa.
Begitu kelakar itu terlontar dari mulut ember Roi, sebelah tangannya kontan mendorong bahu pria berambut kriwil itu dan memepetnya ke dinding lift.

Roi terkesiap, ketika tangan besar Alfa menekan lehernya, hingga dia kesulitan bernapas. Roi gelagapan dengan tangan meronta. "Gue nggak bisa napas, bego!" pekiknya tertahan.

Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang