25. Syilla Berang

1.7K 166 71
                                    

Aloha! Alfa-Syilla menyapa lagi. Masih pada betah nggak di lapak ini? Baru bab 25 loh ini masa nggak betah. Hehe.

Jangan lupa ya yang belum follow AUTHOR-NYA kuy di-follow dulu. Dan, sebelum baca tap bintang 🌟 juga. Biar yang nulis seneng. Wkwk.

❤️❤️❤️

Alfa menelan ludah gugup. Jakunnya naik turun. Sama seperti Syilla, pandangan lelaki itu pun lurus menatap kekasihnya. Jika Syilla dengan sorot matanya yang tajam, Alfa lain lagi. Dia memandang Syilla dengan sorot mata bingung sekaligus cemas karena tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. Ya, secara tidak langsung Bella pergi karena sakit hati padanya. Tapi, yang membuat Alfa mengerutkan kening, kenapa perempuan itu bilang pada Toro kalau dia diusir?

"Auw!" Alfa mengaduh sekali lagi karena Syilla kembali menekan luka lebamnya. Wanita itu masih saja menunggu penjelasan Alfa.

"Aku nggak bikin masalah apa pun," ucap Alfa akhirnya.

Tangan Syilla yang hendak menekan lukanya, dia cekal. "Sakit, Sayang," ucapnya dengan bibir mencebik.

"Teman kamu marah-marah. Bisa-bisanya kamu bilang nggak bikin masalah?" Syilla melotot.

"Toro berlebihan. Aku tidak mengusir siapa pun, perempuan itu saja yang sensi," dengus Alfa, membuat Syilla mengerutkan dahi.

"Maksudnya?"

"Dari awal juga aku nggak setuju dia tinggal di rumahku. Tapi Mamaku tetap ngotot, ingin aku menjaganya. Semalam aku bicara sedikit kasar padanya. Dia mungkin tersinggung atau sakit hati, makanya pergi," terang Alfa jujur.

Syilla menjauhkan wajah. Dia bersedekap tangan mengawasi wajah tampan kekasihnya yang lebam di area sudut bibir. "Kenapa kamu bicara kasar? Apa dia bertingkah?" Nada Syilla masih belum mau melunak.

Alfa mengangguk. "Kamu jangan marah ya kalau dengar." Dia melirik Syilla takut-takut.

"Ya marah lah kalau emang bisa bikin marah!"

"Ya udah kalau gitu aku nggak mau ngomong,," ujar Alfa bersungut.

"Oh, jadi kamu mau nambah lebam di pipi kamu satunya lagi, ya?"

Sontak Alfa segera menangkup kedua pipinya dan menggeleng cepat. "Jangan gitu dong, Syill."

Syilla makin melotot. "Makanya bicara yang bener!"

Alfa melonjak kaget, ketika Syilla tiba-tiba menggebrak meja. Wanita itu kalau marah nyeremin, tapi kalau bucin bikin nagih.

"Iya, iya, ya ampun. Tapi jangan marah-marah gitu dong, Sayang. Nggak enak sama bawahan aku." Alfa melirik pintu yang setengah terbuka. Toro sialan itu tadi tidak rapat menutupnya.

Syilla masih menyorot tajam Alfa. Matanya bak mata Elang yang sedang mengincar mangsa.

"Bella bikin aku kesal. Dia memintaku buat jalan sama dia. Padahal dia kan lagi dekat sama Toro."

"Terus?"

"Dia tiba-tiba menciumku. Terus aku marah dan mengatakan hal yang bikin dia tersing—"

"Di mana dia mencium kamu?" potong Syilla langsung. Poinnya sudah ketemu, dia tidak mau mendengar Alfa berbelit-belit.

Alfa meringis takut-takut, jarinya terangkat dan menunjuk bibirnya sendiri. "Tapi aku nggak balas dia, aku malah mendorongnya sampai dia mau jatuh, sueerr," ucap Alfa dengan tempo cepat.

"Di mana perempuan itu bekerja? Masih di bawah Grup Reksa?" tanya Syilla lagi, membuat Alfa bingung. Namun, Alfa mengangguk.

"Satu gedung sama Lyra?"

Dear, My Pretty 🔞 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang