14🦋

10 3 9
                                    

Sembilan pemuda pemudi itu kini tengah duduk mengitari api unggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembilan pemuda pemudi itu kini tengah duduk mengitari api unggun. Desir angin darat yang menyapu tubuh mereka ditepis oleh hangatnya api unggun di hadapan mereka.

Sunyi.

Satu kata yang bisa menggambarkan suasana mereka saat ini. Baruna berdecak lalu bangkit dari duduknya.

“Napa sepi banget dah.” ucapnya menatap semua orang disana dengan tangan yang berada di pinggang.

“Lo mending diem.” Dilan yang duduk di sebelahnya menarik tangan Baruna, menyuruh laki-laki itu untuk duduk diam.

“Ga seru banget lo.” ucapnya sembari menepis tangan Dilan.

“Mending kita main truth or dare.” lanjutnya yang membuat semua orang disana menghela napas.

“Bosen gue main gituan mulu.” sahut Rey malas.

“Lo doang. Yang lain pasti kepo tentang seseorang kan. Ngaku aja.” ucap Baruna sambil menunjuk semua orang satu persatu.

Ken merenung sebentar. Setuju dengan usulan Baruna.

“Yaudah ayo, daripada kita diem kaya gini.” ucapnya membuat Baruna sumringah.

“Gue ambil meja sama botol dulu.” Baruna lalu pergi ke penginapan untuk mengambil meja kecil dan botol. Tak lama kemudian ia kembali dengan meja lipat kecil dan botol di tangannya.

“Gue mulai ya.” ucapnya lalu memutar botol dan berhenti menunjuk Dilan.

“Lo.” ucapnya menunjuk Dilan. “Truth or dare?”

“Ck. Truth.” ucap Dilan tak minat.

Semua diam memikirkan pertanyaan apa yang akan mereka ajukan pada laki-laki batu itu.

Rey menjentikkan jarinya, “Lo lagi naksir cewe ga?” tanyanya.

Hening sejenak.

“Iya.”

Semua mata tertuju pada Dilan yang menjawab pertanyaan Rey dengan tanpa ragu. Satu kata yang membuat semua orang disana menganga tidak percaya.

“Lo serius?!” Bryan bahkan sampai merangkak mendekati Dilan, tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

“Ck. Berisik.” ucap Dilan malah mendorong Bryan menjauh.

Next.” ucap Dilan mengalihkan perhatian semua orang disana terutama Baruna yang masih melongo tidak percaya.

Ken melempar Baruna dengan batu kecil yang membuat Baruna tersadar.

“Hah? Oke. Kita lanjutkan.”
Baruna lalu memutar botolnya lagi dan berhenti menunjuk Elen. Gadis yang diam sedari tadi itu hanya mengangguk dan memilih truth.

“Ada cowo yang lo suka disini ga?” tanya Baruna penasaran. Gadis itu sangat sombong membuat Baruna penasaran.

“Ada.” sahut Elen membuat Baruna tersenyum penuh arti.

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang