“Nice try.”
Samuel tersenyum tipis mendengarnya. Ia kemudian langsung mematikan panggilannya dan bergegas masuk ke dalam markas untuk melihat keadaan Gilang dan juga Jo yang terlihat cukup parah.
“Pin lo ilang kan?” tanya Jo tanpa menatap Gilang yang sedang diobati oleh Arsena. Gilang menoleh Jo yang kini menatapnya sambil tersenyum miring.
“Ilang ternyata.” lanjut Jo setelah melihat raut wajah Gilang.
“You lost it? When?” tanya Arsena sedikit terkejut mengetahui hal itu.
“Beberapa bulan lalu.” sahut Gilang membuat Jo berdiri secara tiba-tiba.
“Ilang selama berbulan-bulan dan lo ngga nyariin sama sekali?” tanya Jo terheran-heran.
Gilang tau kehilangan pin itu adalah hal yang sangat berbahaya. Ia juga sadar bahwa ia sangat ceroboh. Namun ia juga sudah berusaha semampunya.
“Cih, ga bertanggung jawab banget lo.” sindir Jo membuat Gilang menatapnya tajam.
“Bukannya gue ngga bertanggung jawab, gue juga udah berusaha nyari sebisa gue. Tapi emang belum ketemu ya anjing.” ucap Gilang kasar.
Jo hanya merespon dengan decihan yang membuat Gilang tersulut emosi.
“Stop, mendingan kalian obatin luka kalian dulu. Nanti kita cari pin itu bareng-bareng.” ucap Samuel yang ikutan kesal, menenangkan kedua lelaki yang terbakar amarah itu.
Hening. Hanya terdengar dentingan gunting yang membentur nierbeken. Dengan telaten Arsena membersihkan luka-luka di seluruh wajah kedua laki-laki itu dan menempelkan pembalut luka.
“Done.” ucapnya setelah selesai mengobati kedua laki-laki itu.
Gilang berdiri setelah Arsena selesai mengobatinya. Ia memilih untuk pergi dari tempat itu, tidak ingin berdebat dengan Jo yang mungkin akan berakhir buruk bagi mereka. Suara panggilan teman-temannya ia abaikan, tanpa berbicara sepatah kata pun lantas ia menaiki motornya dan pergi.
“Lo keterlaluan sih menurut gue, Jo.” ucap Arsena yang juga cukup kesal dengan sikap Jo yang sangat tidak bertanggung jawab ini.
Arsena yang terkenal sangat pendiam jika sudah angkat bicara artinya Wingston sedang tidak baik-baik saja.
“Gue cabut.” ucap Arsena meraih kunci motornya dari atas nakas lalu keluar dan pergi.
“Gue juga mau balik.” ucap Samuel mengikuti Arsena dari belakang. Begitu juga dengan anggota Wingston yang lain. Satu per satu dari mereka pergi hingga menyisakan Jo seorang.
“Leon bangsat.” umpatnya pelan namun penuh emosi.
🦋
“Darimana lo?”
Suara Raiden menyambut kedatangan Samuel. Raiden menurunkan bukunya lalu menatap Samuel.
“Dari Wingston.”
“Ngapain?”
“Tadi Leon dateng. Biasalah, anak muda.” sahut Samuel tenang. Raiden hanya mengangguk-anggukan kepala.
“Gara-gara Jo lagi?” tanya Sea yang ternyata berada di dapur sejak tadi.
Samuel mengangguk lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa, “Se, minta minum dong.” ucapnya pada Sea yang masih sibuk di dapur.
Raiden memukul kaki Samuel menggunakan bukunya, “Ambil sendiri.” ucapnya mengabaikan ringisan Samuel.
Sea lalu datang dengan 3 gelas jus jeruk yang sudah ia buat. Dengan mata berbinar Samuel mengambil segelas jus itu lalu meneguknya hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos
Teen FictionHAI, AYO MAMPIR. BOLEH DICOBA DULU, SEMOGA SUKA YA ʕっ•ᴥ•ʔっ Sea, seorang gadis dingin tak tersentuh dan penuh rahasia. Siapa sangka gadis itu menjadi jinak karena keberadaan Ken yang tidak terduga. Kenzio, ketua sebuah geng yang cukup ditakuti dan j...