22🦋

5 2 0
                                    

Suara bel dari pintu masuk membuat pemilik warung makan itu menoleh, “Halo, selamat datang.” sapanya

Dilan dengan setelan casualnya berdiri di pintu masuk menyisir seluruh penjuru warung makan tersebut, mencari keberadaan gadis yang ia lihat tadi pagi.

Dilan lalu melangkah menuju sebuah meja yang paling dekat dengan kasir. Kemudian datanglah seorang pelayan untuk mencatat pesanannya.

“Mau makan apa mas?”

Dilan yang sibuk mencari keberadaan Venus tidak menyadari keberadaan pelayan itu.

“Mas? Mau pesen apa?” tanya pelayan itu dengan lebih keras membuat Dilan tersadar.

“Eh maaf mba. Saya pesen mie ayam bakso sama jus jeruk satu.” ucapnya yang kemudian dicatat oleh pelayan itu.

Pelayan itu mengulangi pesanannya lalu hendak pergi.

“Eh mba.”

Pelayan itu berbalik, “Kenapa mas?”

“Emm, disini ada yang namanya Venus ga?” tanya Dilan pelan.

“Venus mah planet mas.” sahut pelayan itu bergurau.

Melihat Dilan yang tidak merespon gurauannya, pelayan itu lalu mengatakan, “Ada mas, di belakang.”

Dilan menggaruk tengkuknya kikuk, “Bisa ga nanti makanan saya dianterin sama dia?” tanyanya ragu.

“Oalah, mas ini pacarnya Venus ya?” ucap pelayan itu heboh membuat beberapa mata menatap Dilan.

“Bukan mba.” sahut Dilan mengisyaratkan pelayan itu untuk mengecilkan suaranya.

“Bisa kan? Tapi jangan bilang saya yang request ya.”

“Siap mas, tunggu ya.”

Pelayan itu lantas melenggang pergi. Dilan menghela napas panjang lalu menepuk jidatnya pelan.

“Lo apa-apaan sih. Malu-maluin aja.” desisnya pada dirinya sendiri.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan memainkannya sembari menunggu makanannya.

Tak lama kemudian Venus datang dengan makanan yang Dilan pesan.

“Ini makanannya mas. Selamat menikmati.” ucap Venus tanpa melihat siapa yang ia bawakan makanan.

“Jangan nunduk.” ucap Dilan membuat Venus mendongak.

Kedua mata mereka bertemu menimbulkan perasaan aneh di dada Dilan. Sudah sejak lama ia tidak deg-degan seperti ini.

“Dilan?”

Dilan menarik lengan Venus, “Duduk dulu.”

“Aku ngga bisa, aku harus kerja lagi.” ucap Venus menolak.

Dilan lalu menatap kasir yang sedari tadi memperhatikan mereka. Dari sorot matanya, kasir sekaligus pemilik warung itu mengerti maksud Dilan dan mengangguk.

“Gapapa, duduk dulu.” ucapnya kembali menarik Venus duduk.

Dengan ragu Venus duduk di depan Dilan, gerakannya terlihat gelisah.

“Mau tukeran tempat duduk?” tawar Dilan.

Dilan duduk menghadap ke arah kasir yang membelakangi pengunjung lainnya.

“Boleh?”

Dilan lalu berdiri dan bertukar tempat dengan Venus.

“Kamu ngapain disini?” tanya Venus basa-basi yang padahal ia sudah tau jawabannya.

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang