10🦋

6 2 0
                                    

Sea berlari di sepanjang lorong rumah sakit, masih dengan seragam sekolahnya. Sea terus berlari hingga sampai di depan sebuah ruang VIP.

Sea menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan. Ia tidak tau apa yang ada di balik pintu itu. Yang ia tau bahwa seseuatu terjadi pada Rain. Dengan tangan yang gemetar, Sea membuka pintu itu dan menemukan Samuel yang sedang berbincang dengan..

Rain!

Itu Rain! Kaki Sea melemas dan kemudian ia terjatuh. Samuel dan Rain yang menyadari kedatangan Sea pun segera menoleh dan menemukan Sea sudah terduduk di lantai dengan air mata yang membanjiri wajahnya.

Samuel mendekat dan tersenyum.
“Rain baik-baik aja.” ucapnya sambil membantu Sea berdiri.

Dengan langkah yang pelan Sea mendekati Rain. Laki-laki yang sudah berbaring di tempat tidur itu selama 2 tahun.

“Sea.” ucap Rain lemah dan terbata-bata membuat Sea semakin menangis. Sea memeluk Rain dengan erat dan suara tangisannya memenuhi ruangan tersebut.

“Rain, gue takut lo kenapa-napa.” Sea terisak di bahu Rain yang kini memeluknya dengan sangat erat.

“Gue kangen sama lo.” ucap Rain serak.

Berakhir sudah penantian Sea selama ini. Yang perlu ia lakukan hanyalah membalaskan semua rasa sakit yang ia tahan selama 2 tahun terakhir.

“Udah-udah, jangan kayak anak kecil.” ucap Samuel mengejek Sea yang masih saja menangis.

Sea melepaskan pelukannya dan memberikan Samuel sebuah pukulan di lengannya. “Ganggu aja, sana duduk.” ucap Sea kepada Samuel yang sedang meringis kesakitan.

“Mau gue beliin jus ga?” ujar Samuel menawarkan minum.

“Kasih Sea aja.” ucap Rain terdengar sangat sehat yang membuat Sea menoleh dan menatapnya bingung.

Samuel dan Rain saling berpandangan menahan tawa yang berakhir buruk bagi mereka.

Sea memukuli Samuel dengan brutal. Bisa-bisanya mereka membohongi Sea.

“Sorry Se, gue ga bermaksud-AW!” ucap Samuel yang diakhiri pekikan karena pukulan Sea.

“GARA-GARA LO SAT!” umpat Samuel pada Rain yang sedang terkikik di tempat tidurnya.

Sea menghela napasnya. Lalu menatap keduanya dengan tajam. Mengerti dengan tatapan Sea, Rain pun menjelaskan apa yang terjadi.

“Gue udah sadar seminggu lalu, tapi ni bocah bilang mau ngerjain lo. Padahal gue udah kangen banget sama lo.” jelas Rain yang membuat Samuel terancam.

“Sumpah Se, gue cuma mau ngasih surprise buat lo. Tapi tu bocah ga bisa diajak kerja sama.” sungut Samuel sambil menunjuk-nunjuk Rain yang sedang menahan tawanya.

“Gue pergi.” ucap Sea yang membuat keduanya melotot. Sea marah.

“SEA MAAFIN GUE.” ucap Samuel sambil menahan tangan Sea yang akan melangkah keluar dari ruangan Rain.

“Masa lo tega ninggalin gue.” sahut Rain yang masih terbaring di kasurnya dengan memelas.

Tak tega melihat wajah Rain yang memelas, Sea menghentakkan tangannya, menyingkirkan tangan Samuel dan mendekati Rain.

“Lo baru sadar aja banyak gaya.” desis Sea lalu duduk di sofa.

“Gue punya hadiah buat lo.” ucap Rain sambil tersenyum aneh.

Rain lalu turun dari tempat tidurnya dan berlari ke arah sofa dan memeluk Sea.

Sea yang melihat Rain berlari hanya terdiam. Ia melihat Rain berlari lagi setelah 2 tahun tidak melihatnya membuka mata. Sea menangis lagi dan memeluk Rain dengan erat.

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang