Hera membuka surat yang baru saja ia terima. Tidak ada nama pengirim dan alamat pengirim. Dengan penuh penasaran ia membuka amplop berwarna hitam itu. Matanya membulat melihat isi dari amplop itu.
Ia berteriak dan menjatuhkan foto yang merupakan isi dari amplop itu. Hera menutup mulutnya tak percaya. Ia segera mengambil foto itu kembali dengan tangan yang gemetar.
Ia lalu berlari ke halaman belakang dan segera membakar foto itu di dalam tong sampah. Seluruh tubuhnya gemetar melihat foto itu. Siapa yang mengirimkan foto itu? Siapa yang memotretnya saat itu?
🦋
Seperti biasanya, Gilang berada di perpustakaan bersama Sea. Tentu saja modus dengan Sea. Berpura-pura tidak paham dengan pelajaran dan meminta Sea untuk mengajarinya. Hah. Memikirkannya saja membuat Ken emosi.
Sudah hampir satu jam mereka berdua disini. Hari ini jam kosong karena guru-guru mengadakan rapat, jadilah mereka disini sejak satu jam yang lalu.
“Gue balik kelas dulu. Thanks anyway.” ucap Gilang menepuk bahu Sea lalu pergi.
Seperginya Gilang, Sea menghela napas lega. Jujur saja ia sangat tertekan di dekat Gilang seperti itu. Bukan apa-apa, hanya saja ia tidak merasa nyaman.
“Keluar lo. Gue tau lo disana.” ucap Sea sembari menggunakan airpods nya.
Ken yang sedari tadi bersembunyi di meja yang berada di balik rak buku itupun menyembulkan kepalanya lalu pergi ke meja Sea.
“Lo ngga kesel sama dia?” tanya Ken.
“Ngapain kesel?” tanya Sea tanpa menoleh Ken, ia sedang sibuk dengan iPadnya seperti biasanya.
“Pura-pura ga bisa apa-apa, pura-pura jadi ketos teladan, padahal mah..cih.” ucap Ken julid.
“Daripada lo, ga bisanya beneran.” sahut Sea masih tidak mengalihkan pandangannya dari iPad.
“Lo suka sama Gilang?” tanya Ken tiba-tiba membuat Sea menoleh sebentar lalu kembali fokus pada iPadnya, “Menurut lo?”
“Ck gue ga suka banget jawaban gitu.” sahut Ken kecewa.
“Kalo gitu stop suka sama gue.”
“Kalo yang itu ga bisa.” ucap Ken kemudian membuat Sea menggeleng.
“Terus Elen? Mau lo apain?”
Ken terdiam sebentar. Bukan karena bingung dengan perasaannya pada Elen, tapi ia sedang meredam amarahnya jika mendengar nama gadis itu.
“Kenapa lo? Ga bisa jawab?” tanya Sea tersenyum miring.
“Bisa ngga sih lo jangan nyebut-nyebut nama dia?” ucap Ken sedikit terpancing emosi.
“Lo ga suka?”
“Iya.”
“Yaudah nanti gue sebut-sebut lagi biar lo ga suka sama gue.” ucap Sea tak acuh.
Ken mengeratkan genggaman tangannya dengan wajah yang dipaksa untuk tersenyum, “Untung sayang.” ucapnya dengan wajah tertekan.
Sea masih tidak acuh dan sibuk dengan iPadnya. Ken menatapnya cukup lama membuat Sea sedikit terganggu.
“Ngapain liatin gue?” tanya Sea menoleh sebentar.
“Sea lo mau ga jadi pacar gue?” tanya Ken tanpa beban dan memancing perhatian siswa lain disana.
Sea menoleh pada siswa-siswa yang menoleh ke arahnya sambil berbisik-bisik dengan jeritan tertahan.
“Lo apaan sih?” ucap Sea dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos
Teen FictionHAI, AYO MAMPIR. BOLEH DICOBA DULU, SEMOGA SUKA YA ʕっ•ᴥ•ʔっ Sea, seorang gadis dingin tak tersentuh dan penuh rahasia. Siapa sangka gadis itu menjadi jinak karena keberadaan Ken yang tidak terduga. Kenzio, ketua sebuah geng yang cukup ditakuti dan j...