Cahaya matahari menembus jendela kamar Sea, membuat kedua lelaki yang bermalam disana terbangun.
Segera setelah ia membuka mata, Samuel berjalan mendekati kasur dimana Sea berbaring. Samuel menempelkan punggung tangannya di dahi gadis itu yang masih terasa panas.
"Masih panas?" tanya Rain yang juga baru saja bangun.
"Masih."
"Yaudah lo gosok gigi dulu terus suruh bibi buatin bubur, gue ambil kompres dulu." ucap Rain yang diangguki oleh Samuel.
Kedua lelaki itu lalu pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi lalu mengerjakan tugas masing-masing.
Sea masih belum bangun, kepalanya masih terasa sakit. Mungkin karena ia tidak minum obat semalam.
Ponselnya berdering tepat saat Rain datang membawa baskom yang berisi air hangat untuk mengompres Sea.
Rain meletakkan baskom yang ia bawa diatas nakas lalu mengambil ponsel Sea. Belum sempat ia menjawab, Samuel datang dan mengambil ponsel Sea.
"Halo Ken.x sapa Samuel pada Ken yang menelepon.
"Eh? Sea mana?" terdengar suara Ken yang kebingungan.
"Ah, Sea masih tidur." sahut Samuel.
"Oh gitu ya? Yaudah nanti suruh dia nelpon gue." ucap Ken yang diiya kan oleh Samuel.
Samuel menghela napas lega. Sea pernah berpesan padanya bahwa ia tidak boleh mengatakan apapun tanpa izin dari Sea.
Rain melihat gerak-gerik Samuel yang aneh lalu bertanya,
"Kenapa lo?"
"Gapapa. Bangunin Sea, suruh makan dulu."
Rain hanya mengangguk menuruti apa yang Samuel suruh. Ia lalu membangunkan Sea dengan menggoyangkan tubuhnya.
"Ayo makan dulu." Samuel membantu Sea untuk duduk lalu menyuapinya bubur.
"Apa sih, gue bisa makan sendiri." ucap Sea lalu merebut mangkuk bubur dari tangan Samuel lalu memakannya.
"Liat kan?" ucapnya pada Rain yang menatap Sea pasrah.
Tadi mereka berdebat tentang siapa yang akan menyuapi dan mengompres Sea, namun sepertinya perdebatan mereka sia-sia. Di depannya kini Sea tengah memakan buburnya dengan lahap.
Setelah Sea menghabiskan buburnya, ia segera meminum obatnya tanpa instruksi dari Samuel ataupun Rain. Samuel dan Rain menatapnya sambil menghela napas lelah.
Teringat dengan Ken yang tadi menelepon, Samuel lalu memberikan Sea ponselnya.
"Tadi Ken nelpon, lo disuruh nelpon balik." ucap Samuel sambil menyerahkan ponselnya.
Sea mengambil ponselnya lalu menatap kedua lelaki di depannya dengan tatapan bingung.
"Lo berdua ngapain disini?"
"Ee gue mau ngompres lo." ucap Rain sambil menunjuk baskom berisi air hangat yang mungkin sudah mendingin.
Sea mencelupkan jarinya ke dalam air di baskom tersebut.
"Ambil air baru, ini udah dingin." ucapnya datar.
Rain hanya mengangguk lalu pergi mendorong Samuel keluar, meninggalkan Sea yang sepertinya ingin menelepon.
"Sea! Lo gapapa?"
Belum sempat Sea mengucapkan salam, suara Ken yang terdengar khawatir masuk ke telinga Sea mendahului.
"Bianca bilang lo sakit." ucapnya.
"Terus kenapa ga jenguk gue?" ucap Sea yang membuat Ken bergumam tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos
Teen FictionHAI, AYO MAMPIR. BOLEH DICOBA DULU, SEMOGA SUKA YA ʕっ•ᴥ•ʔっ Sea, seorang gadis dingin tak tersentuh dan penuh rahasia. Siapa sangka gadis itu menjadi jinak karena keberadaan Ken yang tidak terduga. Kenzio, ketua sebuah geng yang cukup ditakuti dan j...