20🦋

2 2 0
                                        

“Gue tau tentang Gilang.” ucap Sea membuat Ken mematung.

“Gue juga yakin lo tau tentang dia.” ucap Sea menunjuk Samuel yang sedang berada di dapur.

Ken terdiam mendengar ucapan Sea. Ia tak mengira Sea bisa mengetahui hal-hal rahasia seperti itu. Keduanya terdiam. Suasana canggung menyelimuti mereka, hingga Samuel datang dengan 3 cangkir hot matcha latte di atas nampan yang ia bawa.

“Nih hot matcha latte spesial buatan gue.” ucapnya lalu meletakan ketiga cangkir itu diatas meja.

“Minum dulu.” ucap Samuel memberikan secangkir matcha pada Sea.

“Thanks.” ucapnya lalu menyesap matcha itu perlahan-lahan.

Ken mengambil matchanya lalu menyesapnya perlahan. Pikirannya berkelana kemana-mana. Ia merasa sangat bodoh karena meremehkan Sea.

Melihat gerak-gerik Ken yang gelisah, Sea  lalu meletakkan cangkirnya lalu berdiri. Badannya yang masih lemas membuatnya sedikit sempoyongan. Dengan sigap Ken menjaga tubuh Sea agar tidak terjatuh.

“Hati-hati.” ucap Ken pada Sea.

“Berhenti suka sama gue.” ucap Sea tiba-tiba membuat Ken terkejut, berbeda dengan Samuel yang terlihat santai menyesap matchanya sambil menatap Ken dengan tatapan yang biasa saja.

“Kenapa?” tanya Ken bingung dengan sikap Sea yang tiba-tiba berubah ini.

“Harus banget lo tau?” ucap Sea dingin menusuk perasaan Ken.

Ken menggeleng.
“Lo mabuk Se. Kita bicara besok aja.”ucap Ken membujuk Sea.

Sea mengambil anak panah papan dart di atas meja itu lalu pergi mendekati papan dart yang tergantung di dekat dapur. Dengan sekali tembakan Sea berhasil mengenainya tepat sasaran.

Sea lalu menoleh Ken yang masih berdiri disana.
“Gue ga mabuk.” ucap Sea meyakinkan Ken.

“Berhenti deketin gue. Gue ga kayak yang lo pikir.” ucap Sea pada Ken.

Ken terdiam mendengar ucapan Sea. Belum habis rasa kagetnya karena pengakuan Sea tentang Gilang, kini ia semakin bingung dengan ucapan Sea yang tidak bisa ia terima.

“Maksud lo apa? Gue ga bisa ngejauhin lo tiba-tiba gini tanpa alasan yang jelas,” ucap Ken menolak keras.

Sea berdecih lalu berkata, “Kurang jelas apa yang gue omongin?”

“Pengakuan gue tentang Gilang belum cukup buat lo takut buat deket sama gue?” tanya Sea menantang.

Mata Ken tak berkedip menatap mata Sea yang menyalang-nyalang penuh amarah. Sedangkan Samuel yang merasa situasi sudah memanas memilih untuk pergi secara diam-diam.

“Kalo ini cara lo ngebuat gue jauh dari lo, sorry ini ga berhasil.” ucap Ken berusaha untuk tidak terpancing dengan ucapan Sea.

“Lo kira gue ga sibuk sampai-sampai gue bisa main-main kayak gini? Gue punya urusan lain yang lebih penting dari lo.” ucap Sea finish lalu melangkah menjauhi Ken.

Baru beberapa langkah ia berjalan, Ken memeluknya dari belakang.
“Jangan pergi.” ucap Ken lirih.

Sea memejamkan matanya, menahan dirinya agar tidak goyah dari keputusannya untuk mendorong Ken menjauh.
“Gue dulu pernah bilang sama lo buat nunggu gue. Gue narik kata-kata gue sekarang.” ucap Sea lalu melepas pelukan Ken.

“Jangan pernah nunggu gue.” ucap Sea tanpa berbalik lalu pergi meninggalkan Ken disana.

Tidak ada yang bisa Ken lakukan sekarang. Perasaannya benar-benar kacau. Hatinya hancur berkeping-keping mendengar ucapan Sea. Tangannya mengepal kuat. Giginya menggertak menahan perasaannya yang tidak jelas.

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang