Setelah kejadian beberapa hari lalu dimana ia bertemu dengan Sea yang bersama dengan Leon, Ken tidak pernah melihat gadis itu lagi. Berkali-kali ia melintas di depan kantornya, namun tidak ada tanda-tanda Sea berada di sana.
Ken juga sudah mengunjungi rumahnya, namun rumah itu selalu terlihat sepi meskipun biasanya memang sepi tapi kali ini terasa berbeda.
Ia sudah menelepon Sea dan Samuel berkali-kali namun tidak ada jawaban dari keduanya. Andai ia memiliki nomor Raiden, mungkin ia akan meneleponnya.
Ia tidak bisa masuk ke dalam rumah itu karena gerbang depannya terkunci dan tidak ada satpam yang berjaga.
Ken mengacak rambutnya frustasi. Sudah berjam-jam ia lalulalang di depan kantor Sea namun tidak mendapatkan hasil apapun.
“Mas? Ada yang bisa saya bantu?” seorang satpam tiba-tiba datang menghampirinya. Kemana saja satpam ini sejak tadi, kenapa baru muncul sekarang?
“Bapak kok baru nongol?” tanya Ken kesal.
“Saya jaga dari dalem mas sejak beberapa hari ini.” sahut bapak itu membuat Ken mengangguk malas.
“Sea kemana ya pak?” tanya Ken to the point.
“Non Sea? Maaf mas saya ngga bisa ngasih tau.”
“Kenapa ngga bisa pak?”
“Non Sea udah meringatin kami semua buat ngga ngasih tau siapa-siapa.” ucap satpam itu.
Ken memijit pangkal hidungnya lalu pergi setelah mengucapkan terimakasih.
Di kediaman keluarga Antares, Hera terduduk di sofa ruang tengahnya sembari melamun memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu.
Wajah itu. Wajah kurir itu sangat tidak asing baginya. Sangat tidak asing hingga membuat tubuhnya membeku.
“MAMA!” teriak Gilang dengan keras membuat Hera terperanjat kaget.
“Kamu ngapain teriak-teriak sih?”
“Yaa mama ngapain bengong kayak gitu. Gilang panggil-panggil mama ngga denger.”
Hera memijit pelipisnya.
“Mama sakit? Mama pucet banget.” Gilang menempelkan punggung tangannya di dahi Hera.
“Badan mama panas banget. Aku anter ke rumah sakit ya.”
“Ngga usah, kamu ganti baju dulu gih.” ucap Hera lembut sembari mengelus kepala Gilang.
“Aku panggilin dokter aja ya ma?” ucapnya lalu mengeluarkan ponselnya dari kantung celana.
“Ngga usah Lang, mama gapapa.” tolak Hera.
“Ngga-ngga. Mama tunggu ya, bentar lagi dokternya dateng. Aku mau ganti baju dulu, ayo mama aku anter ke kamar.”
Hera tertawa kecil melihat Gilang yang selalu panik seperti ini.
“Yaudah ayo anter mama ke kamar.”Tak lama kemudian setelah Gilang selesai membersihkan diri, seorang dokter yang terlihat masih muda datang dengan tas di tangannya.
“Halo dokter Shena, long time no see.” sapa Gilang ramah pada dokter itu.
“Hi Gilang. Bagus dong kalau jarang ketemu.” gurau dokter itu yang dibalas tawa oleh Gilang.
“Yaudah dok, ayo aku anter ke kamar mama.” ucap Gilang lalu berjalan menuntun dokter itu menuju kamar Hera.
Beberapa menit menunggu, dokter itu lalu keluar dari kamar dengan membawa resep untuk ditebus.
“Mama gapapa kan dok?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos
Teen FictionHAI, AYO MAMPIR. BOLEH DICOBA DULU, SEMOGA SUKA YA ʕっ•ᴥ•ʔっ Sea, seorang gadis dingin tak tersentuh dan penuh rahasia. Siapa sangka gadis itu menjadi jinak karena keberadaan Ken yang tidak terduga. Kenzio, ketua sebuah geng yang cukup ditakuti dan j...