1🦋

24 3 10
                                    

"Awas Bi!"

Bryan berlari sekencang yang ia bisa untuk menghalangi bola yang kini sedang mengarah ke arah Bianca.

Berhasil.

Bryan menghalangi bola menggunakan tubuhnya. Bianca menatap pacarnya sedikit heran.

"Itu cuma bola basket, ga akan bikin aku mati Bryan." Bianca menekankan kalimatnya sambil menepuk tangan Bryan.

"Tetep aja aku ga tega liat kamu sakit." Bryan menggenggam tangan Bianca namun ditepis oleh Bianca.

"Alay kamu." ucapnya lalu tertawa.
Sea yang melihat sahabatnya itu hanya mendengus dan meninggalkan Bianca yang sedang kasmaran dengan Bryan.

"Aku pergi dulu ya, ntar si Sea ngamuk kalo aku pacaran mulu sama kamu, taulah dia jomblo. Bye." Bianca melambaikan tangannya dan pergi mencari sahabatnya yang sudah jauh di depannya.

Bryan hanya tersenyum melihat tingkah Bianca yang sangat imut di matanya lalu kembali ke tengah lapangan, bergabung bersama Rey, Dilan dan Baruna. Dilan berkacak pinggang menunggu Ken yang belum bergabung di lapangan basket bersamanya.

"Ken mana si. Lama banget kaya cewe anjir." Tak henti-hentinya Dilan berdecak sambil berkacak pinggang.

"Kita main three on three aja gimana? Anggap aja simulasi."

"Masih kurang pemain, Ken pasti dateng jadi kita kurang satu orang."

Bryan menoleh di sekelilingnya dan melihat Bianca yang duduk tak jauh dari lapangan bersama Sea.
Bryan berlari menghampiri Bianca. Perlu kalian ketahui, Bryan sangatlah bucin dengan Bianca, begitupun sebaliknya. Sea yang melihat Bryan berlari ke arahnya lalu menyenggol Bianca yang sedang berbicara dengannya.

"Hi Bi, kangen." ucap Bryan manja yang tidak ditanggapi oleh Bianca.

"Kamu ga main?" Bianca melihat dari kejauhan teman Bryan sedang melihat-lihat sekitar lapangan, seperti mencari orang.

"Kurang orang buat main." Bryan berkacak pinggang dengan nafas yang sedikit berat.

Bianca menoleh Sea yang sedang meneguk air mineral, "Nih, kamu ajak Sea aja. Dia jago kok." Sea menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya ke sisi lain, lalu menoleh pada Bianca.

"Beneran? Yaudah lo ikut aja, biar bisa main."

"Tapi gua pake rok."

"Bawa celana pendek ga? Kira-kira celana yang cocok pake basket."

Sea menggeleng.

"Yaudah lo pake celana yang ada di ruang basket aja. Buruan ya." Bryan lalu duduk di sebelah Bianca mengabaikan Sea yang masih bingung. Bagaimana ia bisa mendapatkan celana untuk basket?

Sea pun berjalan menuju ruang basket sambil mendumel. Saat hendak membuka pintu ruang basket, seseorang dari dalam ruang basket membuka pintu yang arahnya keluar sehingga membuat Sea sedikit terbentur.

Ken terkejut melihat Sea meringis sambil memegangi dahinya yang sedikit memerah. Dengan segera Ken memegangi tubuh Sea yang sedikit tidak seimbang.

"Sorry gue ga sengaja. Parah ga?" Sea masih meringis menutupi dahinya yang sejujurnya sangatlah sakit karena Ken membuka pintu dengan tenaga yang tidak main-main.

"Gue anter UKS ya. Bisa jalan ga?" Sea masih diam karena kepalanya kini berdengung. Dengan cekatan Ken mengangangkat tubuh Sea lalu berlari ke UKS.

"Sea mana si, lama bener." Bryan berdecak sambil menoleh sekitar. Lalu matanya tertuju ke arah Ken yang sedang berlari sambil menggendong seseorang.

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang