“Hakon go!” ucap orang itu dengan keadaan penuh luka.
Ken dan Dilan menoleh dengan cepat setelah mengenali suara itu. Benar saja, itu Sea dengan keadaan berdarah-darah.
“SEA!”
Sea yang sedang melihat ke arah belakang pun terkejut melihat siapa yang berada di mobilnya. “Lo ngapain disini?!”
“Lo yang ngapain disini?” tanya Dilan bingung.
Setelah terdiam beberapa saat Sea lalu menyadari bahwa ia salah mobil. Namun sudah terlambat baginya untuk pergi mencari mobilnya yang dikendarai oleh Hakon.
“Brengsek.” gumamnya pelan.
“Tolongin gue akhh.” ucap Sea sembari menahan sakit di tangannya.
“Where should we go?” tanya Ken sambil menarik rem tangan, bersiap untuk mengijak pedal gas.
Sea terdiam sebentar untuk berpikir, “Rumah gue.” ucapnya kemudian.
Dengan kecepatan tinggi, mobilnya melaju membelah jalan raya yang sangat sepi saat itu. Sea segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.
“Where are you?” ucap Sea setelah telefonnya tersambung.
“Sorry, gue telat. Gue tadi dicegat sama mereka. Are you okay?” ucap orang itu panik.
“Yeah I’m okay. Just almost die.” sahut Sea dengan ringisan dan tawa kecil membuat Ken dan Dilan meliriknya lewat cermin.
“I will head to Casa. Where are you going?”
“Pulang.”
“Okay take care. Sorry I can’t save you.”
“No worries. I'll kill you later.” ucap Sea lalu mematikan panggilannya.
Sea menghela napas berat sembari memegangi lengannya yang masih mengeluarkan darah.
“Lo masih ngeluarin darah.” ucap Dilan melihat tangan Sea yang terus mengeluarkan darah.
“Lo yakin ngga ke rumah sakit aja?” tanya Ken sembari meliriknya lewat cermin.
“Ngga usah. Pulang aja.” ucap Sea lemah. Rasanya ia kehilangan semua tenaganya.
“Lan, lo yang nyetir. Gue mau nolongin Sea.” ucap Ken lalu menepikan mobilnya dan pindah ke kursi belakang.
Ia mengambil kantong plastik yang ia bawa tadi dan mengeluarkan sesuatu yang bisa ia gunakan.
“Lan, ambilin saputangan di dashboard.”
Dilan lalu memberikan saputangan itu pada Ken. Dengan cepat Ken membalut luka di lengan Sea menggunakan saputangan itu untuk meredakan pendarahannya.
“Ngebut Lan. Lo ikutin aja maps itu.”
Dilan lalu menginjak gasnya sesuai perintah Ken. Sea yang hampir kehilangan kesadarannya hanya bisa bersandar di bahu Ken.
“Sea buka mata lo.” ucap Ken sembari menepuk-nepuk pipi Sea.
Dengan mata setengah terbuka ia tersenyum sebagai respon. Tak lama kemudian ia sudah sampai di depan gerbang rumah Sea. Dilan menekan klakson berkali-kali membuat satpam disana berlari tergopoh-gopoh dan membukakan gerbang.
“Pak tolong telfon dokter!” ucap Ken cepat lalu masuk dengan Sea di gendongannya.
“RAIN TOLONG GUE!” teriak Ken di dalam rumah memanggil Rain yang pasti ada di rumah.
Benar saja. Rain muncul dari kamarnya dan segera berlari menghampiri Ken yang menggendong Sea penuh darah.
“Buruan telfon dokter!” perintah Ken lalu segera pergi ke salah satu kamar terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos
Teen FictionHAI, AYO MAMPIR. BOLEH DICOBA DULU, SEMOGA SUKA YA ʕっ•ᴥ•ʔっ Sea, seorang gadis dingin tak tersentuh dan penuh rahasia. Siapa sangka gadis itu menjadi jinak karena keberadaan Ken yang tidak terduga. Kenzio, ketua sebuah geng yang cukup ditakuti dan j...