Chapter II -Selat Sunda-

268 21 3
                                    

2 hari berlalu, selama perjalanan mereka hanya melihat langit hitam pekat, abu dari gunung menghujani mereka dan suara gemuruh yang terus bergema. Mendekati pelabuhan Siam, mereka melihat seorang gadis yang memiliki wajah sedikit mirip dengan Yao juga seorang pria dengan rambut menjuntai keatas dan terus tersenyum pada kedatangan mereka.

Adik Yao juga teman nya menahan kuda mereka lalu membantu mereka turun. Mereka berdua membungkuk hormat,

Lien, "Xiàng nǐ wènhǎo, luómǎ huángdì"

Kasem, "S̄wạs̄dī cạkrphrrdi romạn"

Julius,"Salvete ad vos, dan kalian tak perlu formal. Aku hanya ingin mengetahui apa yang terjadi disekitar sini"

Yao,"Kalau begitu kita berangkat sekarang. Xiǎo jiějiě, Kasem, kita segera berangkat. Siapkan pelayaran. Jangan ada satu manusia pun yang ikut"

Lien,"Shì de, dà jiějiě"

Kasem,"Khrạb, cạkrphrrdi nī Yao"

Lien dan Kasem segera pergi ke atas perahu memerintahkan para awak perahu untuk turun. Yao menyuruh Neeraja untuk membimbing mereka mengendalikan kapal. Neeraja tersenyum dan mengangguk. Ia segera pergi ke perahu dan memberi instruksi kecil. Sementara itu, Julius mengulurkan tangan nya pada Yao yang menatap nya aneh.

Yao,"Apa?"

Julius,"Kau belum berubah sama sekali, Permaisuri Yao. Kode-kode dari ku tidak kau jawab dan itu membuat ku sedih"

Yao,"-- hah... Suatu hari kau akan tau, Kaisar Roma. Aku akan menjawab selama kau berhenti merebut wilayah timur.."

Julius,"Baik-baik. Apapun untuk mu, Wǒ kě'ài de huánghòu"

Tentunya tak ada yang mengerti apa yang dikatakan oleh sang Kaisar Romawi. Namun Yao dan Lien sangat tau arti tersebut. Yao menghela napas dengan wajah sedikit memerah dan Lien menahan tawa dibalik punggung Kasem yang tersenyum bersama Kakak nya. Baru saja selangkah memijaki kayu penghubung perahu, Julius sudah menggendong nya seperti pengantin dan dengan cepat menaiki perahu.

Yao memprotes pada Julius karena terlalu tiba-tiba. Julius sendiri hanya tertawa jail. Yao pun diturunkan atas permintaan sang adik. Layar dilepaskan lalu angin menggerakkan perahu mereka menuju Pulau Sunda, Asia tenggara.

Selama perjalanan, Julius tidak berhenti menggoda Yao yang sudah kelelahan dengan kelakuan sang Kaisar. Lien dan Kasem sampai harus menengahi mereka berdua agar tak terjadi perkelahian disana. Sementara itu, Neeraja hanya diam tersenyum melihat mereka sambil mengendalikan perahu.

Suku 4,"India!! Mongolia!!"

Neeraja,"Suku pedalaman? Apa yang terjadi? Kenapa kalian bisa ada di tengah laut?!"

Suku 3,"2 hari sebelum nya ada gulungan laut yang sangat besar sehingga menyapu habis pesisir pantai! Kami tersapu ke pulau lain dan sekarang berusaha berenang kembali kesana!!"

Yao,"Aiyaa!!! Cepat kemari, aru!!!"

Kasem dan Julius membantu kedua orang suku itu untuk naik ke perahu. Lien membawa dua kain yang tebal pada mereka untuk mengghangatkan mereka. Sang personifikasi Tiongkok memberikan makanan pada mereka lalu bertanya beberapa hal.

Yao,"Apa yang kalian lihat saat itu?"

Suku 4,"7 hari yang lalu, kita semua melihat dentuman yang sangat dashyat disekitar daerah utara! Sangat dashyat sampai langit bergemuruh, bumi berguncang keras dan angin bertiup kencang!"

Suku 3,"Benar! Dentuman pertama memang dashyat tetapi dentuman kedua sangat KERAS! Kami tak dapat mendengar apapun!!"

Yao,"Tunggu tunggu! Lalu sapuan ombak itu datang darimana? Kalian dikelilingi lautan dalam satu pulau! Terkecuali bila ada dua pulau berbeda-aru!!"

"Krakatoa"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang