12. Detektif Abal-abal

23 12 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~~~


Ira sedang membongkar lemari pakaiannya, ia akan memilah mana pakaian yang masih boleh dikenakan dan yang tak boleh dikenakan lagi.

Ira dan Wawa sudah bertekad untuk memperbaiki diri bersama-sama, bahkan memilah pakaianpun bersama-sama.

Wawa memasukkan celana-celana Ira kedalam dus yang memang sudah dipersiapkan keduanya.

"Ga boleh pake celana-celana ketat lagi ya Ra !" Wawa menutup dus itu dan menyingkirkannya.

"Celana-celana Ira ga ketat kali Wa." Sebal Ira, karna memang celana-celananya tak ketat, Ira tak suka yang begitu-begitu.

"Iya iya, tapi ga usah dipake lagi."

Setelah dipilah-pilah, hanya tersisa setengah lemari yang lolos seleksi.

Setelah selesai, keduanya memilih untuk menonton televisi, karna tak ada acara yang bagus, akhirnya mereka berjalan bersama ke teras depan untuk sekedar berbincang.

"Ra, Bunda sama Bg Alan kemana ? Kok ga keliatan dari tadi." Sejak Wawa datang memang hanya ada Ira seorang di rumahnya.

"Ga tau tuh, kata Bunda ada urusan, tapi ga tau urusan apa dan kemana."

"Wawa perhatiin, Bunda sering keluar ya sekarang?"

"Kan emang sering keluar Wa, ngurusin toko."

"Ih, yang sekarang tuh beda Ra, orang Mama sering mampir ke toko Bunda, tapi Bundanya ga ada." Ira mengernyit bingung, Ira pikir, Bundanya sibuk mengurus toko.

"Iya ya ? Bunda juga selalu bawa berkas-berkas gitu kalo keluar, terus sering telpon orang juga."

"Jangan-jangan ada apa-apa Ra."

"Apa-apa, apa maksudnya?"

"Ya ga tau, mungkin ini menyangkut toko Bunda, atau, kuliah Bang Alan, atau juga, soal kamu Ra." Wawa menarik turunkan alisnya.

"Masa sih Wa?"

"Kayaknya kita harus selidiki deh Ra." Wawa menatap Ira yakin.

~~~

Bunda dan Abangnya baru pulang setelah Maghrib, ini membuat Ira semakin curiga, jangan-jangan apa dikatakan Wawa benar.

"Bunda sibuk ngurus toko ya?" Ira mendudukkan dirinya di samping sang Bunda.

"Eh, Ra, iya nih Bunda banyak urusan." Jawab sang Bunda tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Berkas-berkas itu buat apa Bun?" Ira menunjuk berkas-berkas yang tersusun rapi di atas meja.

"Itu, kerjaan Bunda sayang, Ira ga ngerti."

"Emm, lagi ada masalah ya Bun di toko ?" Tanya Ira hati-hati.

"Eh, engga sayang, Ira bakal tau, tapi ga sekarang ya, sekarang masuk kamar gih, tidur, udah malem." Ujar Bundanya lembut.

Namaku Ira [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang