3. Ketahuan

50 13 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~~~


Setelah bel pulang berbunyi, dua gadis itu langsung menuju rumah Ira untuk mengambil barang barang.

"Ra, Bunda udah berangkat ya?" Tanya Wawa melihat Ira mengeluarkan kunci rumah dari tasnya.

"Iya Wa, nggak tau deh kenapa, buru-buru banget kan?" Kata Ira sembari membuka pintu.

"Ha'a, padahal kan aku mau nitip oleh oleh."

"Bunda itu ada bisnis Wawa, bukannya jalan-jalan."

"Iya-ya, yaudah yuk, pengen cepet cepet sampe rumah nih."

"Iyaaa."

Mereka tidak hanya berdua,mereka dibantu supir pribadi Wawa. Sepanjang perjalanan Ira tidak tenang sama sekali,membuat Wawa risih sendiri.

"Kenapa si Ra?" Gemas Wawa karena sedari tadi Ira terus melihat lihat ke belakang.

"Kayaknya ada yang ngikutin kita deh Wa." Jawab Ira tanpa menoleh ke Wawa.

"Ah masa? Perasaan kamu aja kali."

"Enggak Wa, beneran."

"Udahlah si Ra biarin aja,bentar lagi nyampe nih."

"Hmm."

Saat sampai, barang barang dibawa masuk oleh supir pribadi Wawa, sedangkan Ira dan Wawa masih berdiri di halaman depan.

"Ayok Ra masuk !" Ajak Wawa

"Bentar Wa." Ira langsung berlari ke arah jalan

"Rara,mau kemana?" Teriak Wawa saking kagetnya

"Kamu, stop!" Teriak Ira.

Ternyata Ira mengejar seseorang yang sedari tadi mengikuti mereka. Nafas Ira masih terengah engah saat berjalan mendekati orang itu. Orang itu berhenti, tapi hanya diam mematung, membuat Ira gemas sendiri melihatnya.

"Siapa kamu?" Lanjut Ira setelah nafasnya kembali teratur.

Orang itu membalikkan badan dan...

"Ino..." Lirih Ira saat melihat wajah orang itu.

"Rara ngapain si ? capek tau lari larian." Sebal Wawa dengan nafas yang memburu.

Kedua orang dihadapannya hanya diam saja menatap Wawa.

"Vino?" Tanya Wawa entah kepada siapa.

Ketiganya kini berada di teras rumah Wawa,kalian tau lah mereka mau apa?
Interogasi seorang Vino Alvian Putra tentunya.

Ino hanya bisa diam karena kini di hadapannya ada dua orang wanita yang pastinya akan menanyainya habis-habisan.

"No, kenapa ngikutin Ira?" Tanya Ira sambil bersedekap dada, terlihat horror bagi Ino.

"Hmm, itu, aduh gimana ya ?" Jawab Ino sambil menggaruk kepalanya.

"Mau ngapain ?" Desak Wawa.

"PengentaurumahIraaja." Jawab Ino secepat kilat, kedua gadis itu saling tatap tak paham.

"Ha? apa No? Ira nggal paham." Kata Ira.

"Itu ngomong apa ngerap ? cepet bener" sindir Wawa

"Pengen tau rumah Ira aja" ulang Ino

Setelah puas menginterogasi Ino,keduanya masuk kerumah Wawa,membawa barang barang Ira ke kamar Wawa

"Si Vino ga berubah ya Ra, suka banget diem diem ngikutin kamu" kata Wawa yang sudah berbaring di kasur empuknya

"Apasi Wa,iseng aja kali"

"Ini udah kedua kalinya lho Ra, waktu itu kan juga pernah,ceritain lagi dong" pinta Wawa yang entah sejak kapan sudah duduk dihadapan Ira

"Yang waktu kelas 4 itu?"

"Iyaa"

"Yang aku sampe ga berhenti ketawa?"

"Iyaaa"

Flashback on
(Ira pov)

Seperti biasa, Ira pulang jalan kaki, ya karna rumah Ira deket dari sekolah
Ira biasa pulang sendiri, rumah Wawa ga searah soalnya

Ira ga sendiri sendiri banget si, soalnya dibelakang Ira suka ada Kaka Kaka kelas gitu
Nah,hari itu tuh aneh banget,kaya ada yang merhatiin Ira gitu
Tapi ya Ira diem aja kan
Tiba tiba Kaka kelas Ira teriak gini

"Ra,si Vino nanyain rumah kamu nih,hahahah"

Ira langsung nengok ke belakang dong, ternyata beneran ada Ino, yang buat Ira ga tahan tuh ekspresi kagetnya, langsung aja Ira lari biar cepet nyampe rumah, sebelum masuk rumah Ira usaha keras banget buat ga ketawa

Flashback off
(Ira pov end)

Mereka berdua tertawa sampai merasa lelah sendiri

"Lucu banget si Vino,dua kali jatoh ke lubang yang sama pula " kata Wawa yang lanjut tertawa

"Udah ah Wa,capek Ira cerita terus ketawa,mau tidur" kata Ira yang sudah beranjak ke kasur

Keduanya tertidur pulas dikasur empuk Wawa
Sementara ditempat lain, seorang Ino ...

Holla 👋
Yuk mampir yuk,jangan bosen bosen ya 😉
Selamat membaca 🤗
Thank u 😙

Namaku Ira [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang