30. Namaku Ira (END)

28 8 3
                                    

Pagi-pagi sekali Ino sudah rapi dengan pakaiannya, padahal acara khitbahnya baru sore hari nanti.

"Mau kemana Vino ? Acaranya kan baru nanti sore," tanya Ibu yang baru selesai memasak sarapan.

"Mau ke panti Bu, mau ketemu anak-anak, udah lama ga kesana," jawab Ino sembari duduk di meja makan.

"Kamu ini, ga bisa nanti-nanti aja ? Mau ada acara penting juga," kesal Ibu.

"Sebentar aja kok Bu, sebelum dzuhur Vino udah sampe rumah kok," katanya lagi sembari menyendokan nasi goreng ke piringnya.

Ibu hanya menghela nafas, lalu menyiapkan nasi goreng untuknya dan ayah Vino.

"Anakmu tuh Yah, mau ada acaranya penting malah keluar," kata Ibu saat melihat ayah memasuki dapur.

"Mau kemana Vino ?"

"Ke panti Yah, sebentar aja kok."

Ayah hanya mengangguk, Ino yang senang dengan respon ayahnya itu tersenyum penuh kemenangan ke arah Ibu, Ibu hanya menggeleng sedikit kesal.

Setelah selesai dengan sarapannya, Ino segera pamit untuk pergi ke panti.

Setelah sampai, ia langsung saja bergabung dengan anak-anak yang sedang bermain bersama akang, hanya ada akang dan anak-anak.

"Assalamu'alaikum," Ino mengucap salam, membuat seluruh perhatian tertuju padanya.

"Kak Vino!" Teriak mereka bersamaan.

"Wa'alaikummussalam," jawab akang sembari tersenyum.

"Kang," sapa Ino lalu menyalami tangan akang.

"Sudah lama ga kesini, apa kabar ?"

"Baik kang Alhamdulillah, akang dan anak-anak gimana ?"

"Alhamdulillah, mereka seneng banget nak Vino datang."

"Akang sendiri aja yang nemenin anak-anak ?"

"Iya nih, Aisyah sudah lama ga kesini, kami ga tau kabarnya," Ino sedikit terkejut, lalu menetralkan kembali ekspresi wajahnya.

"Mungkin ada kesibukan kang," pernyataan Ino itu diangguki oleh akang.

Akang mengajak Ino duduk, sedikit menjauh dari anak-anak namun tetap memerhatikan mereka.

"Vino mau mengkhitbah seorang wanita nanti kang, Vino minta do'anya ya kang," akang sedikit kaget, namun tersenyum senang setelahnya.

"Maa syaa Allah, Alhamdulillah, akang do'akan semoga lancar dan diterima ya," kata akang yang diamini oleh Ino.

Keduanya hanyut dalam perbincangan, banyak nasihat yang akang berikan kepada Ino, Ino dengan senang hati menerima nasihat itu, setelah berbincang lama dengan akang, dan bermain dengan anak-anak, Ino pamit untuk pulang, mengingat sore nanti ia akan mengkhitbah seorang wanita.

~~~

"Cepet Vino," geram Ibu saat Ino belum juga selesai bersiap-siap.

"Iya Bu," Ino berjalan tergesa mendekati sang Ibu.

Setelah sampai ruang tamu, Ino tidak melihat siapa-siapa selain ayahnya.

"Kakek mana Bu ?"

"Belum datang," jawab santai sang Ibu.

"Terus kenapa Ibu buru-buruin Vino Bu ?" Tanyanya selembut mungkin.

"Biar cepet, nanti tinggal berangkat aja," Ino hanya menghela nafas, berusaha agar tidak jadi anak durhaka.

Namaku Ira [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang