13. Kejutan ( 2 )

23 9 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~~~


Seminggu kemarin adalah ujian kenaikan kelas, tak terasa, Ira dan teman-teman seangkatannya akan segera beranjak ke kelas 11, padahal, seperti baru kemarin mereka mendaftar sebagai siswa di sekolah ini.

Ira hanya fokus pada ujiannya, ia tak lagi memikirkan kemungkin buruk soal keluarganya, walaupun Bunda dan Abangnya agak mencurigakan, ia tak mau ambil pusing, ia berusaha berfikiran positif saja.

Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, setelah ujian selesai, sekolah Ira mengadakan class meeting selama seminggu kedepan.

Semua siswa bersemangat mengikuti setiap kegiatan dan perlombaan antar kelas yang diadakan, mereka menikmati setiap detiknya tanpa beban, ujian telah usai, tak ada lagi yang perlu dipikirkan.

~~~

"Semangaaaat!"

"Yuhuuuu!"

"Ayo ayo ayo!"

"Yeeaayy!"

Sorak sorai penonton mengiringi pertandingan basket di lapangan, teriknya mentari tak membuat mereka menghentikan kegiatan menyenangkan itu.

"Ra, kelas kita lawan kelas Ale tuh, seru juga." Ira hanya mengangguk karena fokus menonton.

"Dikit lagi nih dikit lagi !" Wawa mengepalkan tangannya seolah memberi kekuatan pada teman-teman sekelasnya yang sedang bertanding dilapangan sana.

"Yeeeaaaay!" Wawa menggoyangkan tubuh Ira bersemangat.

Kelas Ira memenangkan pertandingan kali ini, semuanya bersorak gembira, entah beruntung atau bagaimana, kelas mereka banyak memenangkan perlombaan hari ini, hal itu menambah semangat mereka.

~~~

Gema adzan dzuhur terdengar nyaring di telinga para manusia yang tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Para siswa diberi waktu untuk beristirahat dan melaksanakan sholat dzuhur di sela-sela kegiatan class meeting mereka.

Di sinilah Ira dan Wawa sekarang, berada di tengah-tengah barisan wanita yang khusyuk melaksanakan sholat dzuhur berjama'ah.

Mushola mereka cukup besar untuk menampung banyak siswa, namun nyatanya, tak sampai separuh dari jumlah siswa yang berada di dalamnya.

Setelah sholat, mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing, sebagian dari mereka memilih mengisi perut ke kantin, begitupun Ira dan Wawa, mereka sudah duduk manis disalah satu meja kantin, menunggu pesanan mereka datang.

"Misi non." Ira dan Wawa menghentikan obrolan mereka dan mengambil mangkuk berisi pesanan mereka.

"Makasih, Bu."

"Eh ?"

Ternyata bukan ibu kantin yang membawa pesanan mereka, tapi Ale, manusia paling bahagia di dunia, katanya.

Ino dan Ale kemudian mengambil duduk di depan Ira dan Wawa, Ino meletakkan mangkuk makanan yang dibawanya tadi, hal itu membuat Ira menatapnya bingung, sejak kapan Ino mau semeja sama cewek ?  Ya memang pernah, tapi itu karena paksaan Ale.

Namaku Ira [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang