4. Terbongkar

57 18 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~~~


Dengan tergesa Ino memasuki sebuah kamar dan menjatuhkan tubuhnya di kasur.

"Astaghfirullah...." Kaget sang empunya kasur.

Ino hanya melirik sekilas dan kembali memejamkan matanya.

"Le, gue keciduk lagi sama Ira, malu pake banget tau nggak." Curhat Ino pada sohibnya yang bernama Ale.

"Lo ngebuntutin Ira lagi?" Tebak Ale tepat sasaran.

"Hmm." Jawab Ino sembari mendudukkan dirinya, mau tak mau Ale pun ikut duduk.

"Emangnya, Lo pengen tau banget apa, rumahnya di mana?"

"Gue cuman mau nepatin janji aja ke Ira."

"Janji? Janji apaan?"

"Jadi dulu..."

Flashback on

"No, Wa, lusa bisa main ke rumah Ira?" Tanya Ira tiba-tiba.

Keduanya pun kaget dan tak percaya, pasalnya, selama 2 tahun berteman dekat, Ira selalu menolak jika mereka ingin main atau sekedar mampir ke rumah Ira.

"Kok malah diem?" Lanjut Ira karena tak mendapat respon apapun.

"Serius Ra?" Tanya Wawa memastikan

"Iya dong, mau nggak ?" Jawab Ira sambil menarik turunkan alisnya.

"Mau!!" Sorak keduanya serempak.

"Semangat banget." kata Ira setelah sadar dari kagetnya.

"Tapi, kalian janji ya, nggak boleh ingkar lho sama Ira, Bunda pengen ketemu sama kalian, jangan bikin Bunda nunggu juga lho ya, janji ?" Kata Ira sambil menampakkan jari kelingkingnya.

"Janji !" Kata Wawa sembari menautkan jari kelingkingnya ke kelingking Ira.

"Ino?" Tanya Ira mengalihkan kelingkingnya ke arah Ino.

"Janji !" Balas Ino juga menautkan kelingkingnya ke kelingking Ira.

Singkat cerita, hari itupun datang, rencananya setelah bel pulang, mereka langsung kerumah Ira, namun....

"Vino, segera ke ruang kepala sekolah ya, ada ibu kamu datang, jangan lupa bawa tasnya !" Kata Bu guru yang berdiri di pintu kelas.

"Ngapain No?" Tanya Ira yang menahan bagian belakang tas Ino.

"Nggak tau Ra, Ino pergi dulu ya, dadah Raaa !" jawab Ino sembari melambai lambaikan tangannya.

"Kayak mau pergi jauh aja." Kekeh Ira.

Di Ruang Kepala Sekolah

"Tapi Bu, ibu belum bilang apa-apa tentang kepindahan ini ke Vino." Kata Ino tak terima.

"Ini mendadak Vino, dan kita harus segera pergi, ayo !" Jawab wanita yang merupakan ibu Ino.

Namaku Ira [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang