3. Happy Birthday Darling

1.4K 117 8
                                    


Kepala Rhys bagai tertimpa gunung, sepeninggal beberapa tamunya dan minum banyak sekali  ternyata Rhys menerima satu tamu lagi yang datang tanpa diduga. Rhys sudah terlalu banyak minum ketika bersama dengan artis perempuan itu, tapi ketika seorang klien menginginkan dirinya bagaimana Rhys bisa menolak. Menolak tamu tidak hanya berujung pada reputasi Rhys sebagai host profesional saja, tapi juga kepada club' tempatnya mengais uang.

Meeting para host yang digelar setiap malam setelah club' ditutup tidak bisa Rhys ikuti dengan baik, dia sudah terlalu mabuk dan segala isi perutnya berlomba ingin keluar. Dia memang terbiasa minum, tapi ketika dia harus minum sebanyak ini limpanya jelas meraung-raung. Begini memang salah satu derita menjadi seorang host, dia harus terbiasa minum seperti ikan. Menemani klien, menemani minum, berganti klien, minum lagi, setiap hari.

"Ohhh kepalaku ..." Rhys merintih menikmati kepalanya, Hangover ini mungkin akan mereda nanti. Bisa saja Rhys menelpon sebuah klinik yang tidak jauh dari situ untuk layanan home care Hangover treatment, tapi itu seperti membuang uang. Bila tidak urgent Rhys tidak akan memakai Hangover treatment. Uang ini Rhys cari dengan susah payah, kalau akhirnya cuma terbuang untuk treatment buat apa.

Sebuah notifikasi muncul di layar smartphone-nya, dengan mengerahkan sisa tenaga juga mata Rhys meraih smartphone. Kembali Rhys menepuk jidatnya sendiri, hari ini adalah ulang tahun dari kliennya dan dia belum menyiapkan hadiah apapun. Hampir saja Rhys lupa, memberikan kado ulang tahun untuk kliennya itu sudah jadi kebiasaan bagi Rhys. Dia menyalakan alarm untuk semua perempuan yang pernah menjadi kliennya yang pernah mengungkap kapan mereka berulang tahun.

Dengan meletakkan smartphone di dekat telinga dengan mata terpejam. Kepalanya masih terasa berat dan tidak berkurang juga. Kalau begini dia tidak akan mampu menyetir untuk membeli hadiah, "Rin, ada rekomendasi kado untuk cewek berusia 30an? Dia suka warna putih trus penampilan sedikit berkelas." Tanya Rhys kepada seseorang yang dia hubungi.

"Ada beberapa barang yang baru datang, ada juga benda seperti yang kamu minta." Rin menjawab dari seberang sana.

Rhys mengurut kening, Hangover ini memang demikian menyiksa. "Apa ... ? Itu koleksi baru ... ? Kau tau kan budget-ku biasanya? Kirim fotonya aku mau liat." Tanya Rhys begitu orang yang dia telpon memberi jawaban. Rhys berusaha memicingkan mata begitu mendengar notifikasi ada pesan masuk. Tampak gambar dari sebuah dompet warna putih dengan charm cantik berwarna pink, putih juga gold. Sempurna.

"Harga tertera, uangmu cukup? Kamu sudah belanja 4x bulan ini Rhys." Kata Rin memperingatkan.

"Bungkus, sudah aku perhitungkan kamu gak perlu kuatir." Jawab Rhys di tengah rasa kepalanya yang sudah hampir pecah.

"Aku bisa apa kalo itu mau kamu, apalagi yang kamu perlukan?" tanya Rin sekali lagi.

"Beri shopping bag yang cantik juga kartu ucapan. Kirim ke apartemen, duitnya aku transfer nanti. Masih Hangover aku." Kata Rhys mengakhiri telponnya. Lega, selesai sudah urusannya satu.

Sebelum Rhys menelungkupkan kepalanya lagi, dia menyempatkan menghubungi seseorang. Kepalanya memang ketika dipakai bangun terasa seperti dihantam batu.

"Hai Malina, happy birthday. Kapan datang ke club'...?"

🍸🍸🍸

Siapapun tahu dan Rhys juga sangat paham, club bukan lingkungan yang sehat. Tapi kantong yang mengering itu lebih tidak sehat lagi. Dan semua orang pasti setuju akan hal itu. Rhys tersenyum kecil meletakkan sebuah shopping bag dengan tulisan brand yang lumayan terkenal itu di samping kursinya, tidak lupa sebuah buket bunga kecil. Hadiah ulang tahun untuk Malina, kliennya yang berulang tahun.

Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang