Rhys lebih aktif ketika malam hari, Willy menyebut Rhys itu sebangsa tikus. Teman tidak berakhlak, kapan dia sesekali memuji. Tapi begitulah teman, ketika kita menjelekkan dia sudah pasti dia akan membalas dengan lebih. Ketika dia memaki kita bisa membalas dengan makian juga. Tidak ada sakit hati dan ujungnya mereka akan menertawakan satu sama lain. Bagi Rhys, Willy satu-satunya teman yang mengerti. Dia mencaci maki tapi tidak menghakimi, itu cukup.
Perlahan dia masuki sebuah restoran yang berada di dekat apartemennya. Bukannya dia ingin makan siang mewah, tapi ada seseorang yang menarik perhatiannya. Seorang gadis yang menjadi manager di restoran ini. Rhys sudah beberapa kali menemuinya, mereka berbincang dengan akrab. Ada perasaan berbeda tapi Rhys belum bisa mengungkap. Cinta kadang butuh waktu, meski ketika dia menatap senyum yang mengembang itu hati Rhys jadi kembang kempis.
Florence demikian menarik, Dia berbeda dengan wanita yang biasa Rhys temui setiap malam. Flo pekerja keras dan baik, ketika bertemu di restoran dia bersikap profesional, dan ketika di luar jam kerja Flo manis seperti gadis lain. Entah kapan Rhys akan menyatakan cinta, mungkin dia akan mengajak Flo kencan beberapa kali baru dia akan minta Flo menjadi kekasihnya. Rencana ini tersusun demikian indahnya, tapi Rhys harus memberitahu sebelumnya, pekerjaan utamanya adalah serang host club'. Rhys menemani wanita yang berbeda setiap malam, apakah Flo bisa menerima itu nantinya. Wanita selalu tidak tahan dengan cemburu.
"Rhys...!!" Suara seorang wanita memekakkan telinga, tapi itu bukan suara Flo.
Rhys membalikkan badannya, restoran ini kembali begitu tenang. Design interior di restoran ini didominasi dengan warna pastel, beberapa perabot ala edgy memenuhi ruangan dengan estetik. Restoran ini memang lebih ke Family restaurant, suasanyanya begitu homey dan menyenangkan.
"Ahhh, anda...Nyonya Sandrina." Rhys mengangguk hormat kepada seorang wanita paruh baya dengan dandanan ala sosialita.
"Makan siang? Ayo bergabung, kebetulan aku lagi sama teman-teman. Gak usah sungkan." Kata wanita itu setengah menyeret Rhys yang dalam hati sedang mengeluh karena gagal menemui Flo.
"Makasih, aku gak ganggu?" Tanya Rhys dengan sopan kepada beberapa wanita yang sudah duduk mengelilingi sebuah meja.
"Gak akan ganggu, kamu pesanlah sesuatu untuk kamu. Aku yang traktir." Jawab Sandrina yang langsung memilih kursi di dekat Rhys.
"San, bawa cowok brondong begini. Sugarbaby?" Tanya teman dari Sandrina.
"Bukan, aku bukan sugarbaby." Jawab Rhys agak kikuk berada di tengah banyak wanita setengah baya. Sesekali Rhys memaki dalam hati, apakah tampangnya seperti pelacur pria, sialan.
" Emangnya aku ada tampang jadi sugarmommy gitu? Enak aja." Jawab Sandrina tidak terima.
"Trus apa? Simpenan? Kucing metropolitan?" tanya seorang wanita dengan jujur apa adanya.
"Kalian nething terus, pikiran sama aku jelek terus. Ini host tetapku, kalo maen ke club' dia yang temani. Cakep kan?" Sandrina bertanya dengan nada pamer bangga.
"Benar itu?" tanya teman Sandrina agak terperangah.
"Ya, aku host. Datang saja ke club' kalo ada waktu, aku temani kalian." Jawab Rhys sekaligus promosi.
"Gak nyangka Sandrina demen minum juga, lain kali kita bisa maen tuh kesana. Kapan? Besok? Aku yang traktir." Kata salah satu teman Sandrina begitu antusias.
"Okelah, bawa duit yang banyak." Balas Sandrina dengan tertawa dan melirik seorang pelayan yang mengantarkan Galbi Chicken Steak pesanan Rhys.
"Jangan remehin aku, paling sama aja kayak aku ganti ban mobilku," jawab teman Sandrina yang kembali menyesap tehnya.
"Melly kalo ngomong," gumam Sandrina yang tertawa melihat tingkah temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twist
ActionIn collaboration with alfreyISP. 〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️ Rhys Ivanders, seorang host bar yang sudah akrab dengan kehidupan malam. Menemani minum para perempuan dari berbagai usia dari kalangan menengah atas sudah jadi pekerjaan sehari-hari...