26. Hopeless

758 86 80
                                    

"Pimpinan gak pengen ini dilanjutin," ucap temannya.

Harish hanya terdiam, entah apa maksudnya tapi dia mencium ada bongkahan besar di balik penyelidikannya. Selain ada nama Romeo Terelle ternyata ada juga beberapa nama lainnya. Dan uniknya, masalah kecurigaan kecil yang dilontarkan oleh istrinya itu membawa dirinya pada kebenaran yang benar memukau mata. Ini tidak hanya kasus kekerasan terhadap Rhys, tapi sekaligus Harish mengendus ada hal besar lainnya.

Romeo Terelle secara penampilan hanyalah sebagai seorang pengusaha muda yang kiprahnya terlihat biasa saja. Beberapa gosip yang terkuak adalah dia juga seorang penyuka sesama jenis, dari situ Harish menyimpulkan mungkin saja Rhys terjebak dalam pusaran itu dan tidak bisa keluar. Rumah seorang pengusaha itu besar, yang begitu tentu biasa. Yang membuat aneh adalah banyaknya orang yang hilir mudik berjaga, kenapa.

Harish mulai menemukan titik demi titik dan menggabungkannya, ada beberapa orang lain yang mana merupakan jajaran orang terkaya di negara ini entah nomor berapa. Mereka terlibat bisnis bersama tapi keterlibatan pria bernama Romeo itu tetap hanya terlihat tipis sekali. Dari penelusuran, bahkan orang itu tidak memiliki saham dan jejak di perusahaan yang disebutkan itu. Harish kembali memeras habis kemampuan otaknya, ini memang terlalu rumit.

Beberapa lama penyelidikannya berjalan, Harish kembali mengantongi beberapa nama yang membuatnya tercengang. Ternyata jaringan dari Romeo Terelle hingga ke pejabat negara yang sangat berpengaruh. Yang mana mudah sekali ditelusuri bahwa pejabat itu salah satunya ikut andil dalam pemberian ijin impor barang tertentu dan juga punya suara dalam membuat kebijakan yang berlaku bagi satu negara. Yang diketahuinya ini bukan hal yang main-main.

Bisnis rente, bisnis kotor, sehelai benang akhirnya bisa ditarik. Mereka adalah sebuah jaringan yang mana menguasai beberapa puluh persen ketersediaan bahan pangan meski juga merambah hal lain. Mereka beroperasi sejak lama meski Romeo adalah pemain baru. Sayang sekali dalam mendapatkan bukti Harish merasa sangat kesulitan apalagi membawa mereka ke jalur hukum. Memang sesama penjahat harus saling melindungi, itulah kenapa semua seperti aman saja meski negara dan rakyat telah dirugikan entah berapa puluh trilyun rupiah.

"Ini kasus besar," gumam Harish.

"Iya tapi bahaya Pak," jawab temannya.

"Jadi polisi di bagian kita seperti ini bukankah bahaya itu udah resiko?" tanya Harish.

"Kita tau kan yang mo kita tangkep ini udah kayak paus orca?" tanya temannya.

"Justru itu, kita tau ada kejahatan yang meski gak sengaja kekuak. Kita ya jangan sampai mundur," jawab Harish.

"Udah dipikirkan resikonya? Pimpinan tau sendiri kayak apa?" tanya temannya lagi.

Harish tidak menyalahkan pimpinannya, sebagai atasan dia memang bertanggung jawab dengan bawahannya. Tapi yang dilakukannya tentu saja harus patuh dengan atasannya lagi. Memang beginilah cara kerjanya dan Harish paham kenapa langkahnya tidak mulus. Fasilitas penyelidikan hanya diberikan seadanya saja dan itu sudah cukup bagus. Informasi semua bersifat rahasia hingga nanti mereka punya cukup bukti untuk menyeret mereka semua. Karena Harish yakin kejahatan lingkaran itu tidak hanya cukup di situ.

"Kita gak sedang cari tenar, bukankah kerjaan kita emang gini?" tanya Harish.

"Aku bantu sebisanya, jadi ... siapa saja target kita yang utama?" tanya temannya.

"Yang pasti Romeo Terelle, Jensen dan Ong, masih ada beberapa nama." Harish menjawab.

"Yang bernama Romeo itu ... " kata temannya.

"Kenapa?" tanya Harish segera.

"Ingat pembunuhan di apartemen yang melibatkan adikmu?" tanya temannya.

Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang