25. Rise

785 82 23
                                    

"Paham banyak jenis minuman?" tanya seorang wanita yang duduk di sebelahnya.

Bar itu masih belum seberapa ramai, sapaan yang entah basa-basi atau justru terpesona dengan obrolannya dengan bartender yang barusan. Rhys menoleh, wanita dengan segelas cosmopolitan ini tampak menawan, apalagi dengan atasan yang hanya menampakkan tali sebesar spaghetti saja di pundaknya. Senyum samar segera dimunculkannya membalas ucapannya, dia tidak secantik Florence tapi cukuplah untuk ukuran wanita. Tidak ada yang mampu menggeser Flo dari hatinya, hingga kini.

"Begitulah," jawab Rhys kembali tersenyum.

"Gianna," kata wanita itu memperkenalkan diri.

"Rhys," balas Rhys dengan senyum simpul.

"Sendirian saja?" tanya wanita itu melihat sekeliling.

"Bersama bodyguard," jawab Rhys sekenanya.

"Bodyguard?" tanya wanita itu memandang seorang pria yang berada di samping Rhys.

"Ada yang aneh?" tanyanya.

"Kamu, orang penting? Artis? Atau?" tanya wanita itu menyelidik.

"Atau," kembali Rhys menjawab sekenanya.

Wanita itu tergelak tertawa, "baiklah selera humormu bagus, ada rencana kemana setelah ini?" tanyanya.

"Tidak ada, tapi ... bisa direncanakan mendadak," jawab Rhys memandang Gianna.

Wanita itu menyelipkan rambutnya di belakang telinga dan tersenyum tersipu, yang seperti ini bukan hal yang sulit bagi Rhys. Beberapa tahun bekerja menjadi seorang host dan merayu banyak wanita untuk menghabiskan uangnya dia mampu, apalagi cuma menebar pesona kepada wanita random yang ditemuinya di sembarang tempat. Rhys kembali meneguk satu shot vodka-nya, tiga shot itu hanya seperti minum air baginya yang sudah terbiasa minum seperti ikan.

Dan wanita itu memandangi Rhys dari ujung kaki hingga rambut, sepertinya yang dia kenakan juga bukan barang sembarangan ditambah lagi dengan orang yang katanya seorang bodyguard. Mungkin dia orang penting tapi tidak mau mengaku karena alasan privasi, dan lagi wajahnya terlihat tampan. Sepertinya alasan itu sudah cukup untuk membuatnya bersedia bila orang ini mengajaknya berkencan, kalau ternyata memang dia seperti yang dibayangkan, jackpot tentu saja.

"Lalu, apa yang bisa direncanakan?" tanya wanita itu memancing.

"Mau temani aku main?" tanya Rhys memandang Gianna.

"Main? Kamu terlalu berterus-terang, untuk yang gitu kita perlu pemanasan." Gianna membalas.

"Pemanasan? Baiklah, ayo." Rhys segera memberi kode Vlad untuk membayar.

"Sekarang?" tanya Gianna terkejut.

"Kapan lagi? And your drink, it's on me," kata Rhys segera bangkit dari kursi.

Gianna tersenyum, agak kaget karena terlalu cepat untuk ajakan one night stand, lagipula sekarang belum malam. Pria ini tampaknya berasal dari kalangan orang berada, membayar yang seperti itu saja dia memerintahkan bodyguard-nya. Tampan dan kaya adalah perpaduan sempurna, kenapa tidak dicoba saja dulu, mungkin permainan ranjangnya juga bagus. Sisanya dipikirkan nanti saja, sekarang dia masih menikmati jok nyaman dari mobil yang juga terkesan bagus ini.

"Sebelum ke hotel, kamu mau kemana?" tanya Rhys.

"Belanja sepertinya bukan ide buruk." Gianna segera memanfaatkan keadaan.

Rhys tersenyum sinis, tapi tidak terganggu. "Baiklah, kamu mau apa?" tanyanya langsung.

"Ada koleksi baru di toko favorit, kalo kamu tidak keberatan," jawab Gianna tanpa basa-basi.

Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang