Sekarang gue masih dirumah sakit, sudah terhitung gue dirumah sakit selama 5 hari. Yaa dokter menyarankan gue untuk istirahat dulu selama seminggu.
Soal sekolah, gue masih sekolah nggak homeschooling asalkan gue rutin check up sama minum obat.
Dan diruangan gue nggak ada siapa-siapa selain gue tentuntunya, gue yang merasa bosan ingin keluar
Gue udah bisa jalan tanpa infus jadi kalau jalan jadi mudah nggak ribet segala bawa-bawa tiang infus.
Gue hubungi mamah dulu sebelum pergi supaya mamah nggak khawatir kalau keruangan gue, gue nggak ada.
Setelah pintu ruangan gue buka pemandangan pertama banyak orang yang lalu lalang disana, gue putuskan untuk ke atap rumah sakit kalau ketaman pasti banyak orangnya.
Satu demi satu tangga gue naikin sampai dipintu besi yang masih terawat gue buka pintunya dan wush angin langsung menerpa wajah gue, gue nutup mata gue buat nikmatin angin segar.
Rambut gue yang tergerai melmbai-lambai terkena tiupan angin. Gue buka mata gue dan senyum muncul dibib-
"Alahh sok drama lo"
Sial siapa yang ganggu gue lagi acting tokoh protagonis. Gue tengok kesamping kanan kiri dan mata gue langsung tertuju pada laki-laki -pengganggu acting protagonis- yang sedang bersandar pada pembatas.
Kalau dilihat dari pakaiannya dia salah satu pasien di rumah sakit ini.
Ck. Kenapa manusia menyebalkan didunia novel ini banyak banget sih. Gue alihkan pandangan gue dari dia dan berjalan menuju pembatas menjaga jarak 1 meter dari silaki-laki menyebalkan.
"Dih sok jutek"
"Apasih, gak usah sok kenal deh" ucap gue tanpa mengalihkan pandangan gue.
Ngomong-ngomong ini gue yang pendek apa pembatasnya yang ketinggian. Gila aja masa pembatasnya cuma sampai dada gue.
Gue jinjit buat tambah tinggi supaya gue bisa lihat kebawah.
"Pendek"
"Brisik" ketus gue. Ya gue tau lo tinggi tapi jangan ngejek gue juga dong.
Brug
Gue lihat ke arah asal suara dan ternyata dia lagi bungkuk sambil taruh sebuah kotak yang gue nggak tau itu kotak apa disamping kaki gue.
"Naik"
"Hah?" jawab gue bingung.
Gue tiba-tiba melayang, dasar kampret nih manusia dia ngangkat gue kaya ngangkat anak kecil yang diangkat lewat lengan atas.
"Kampret" ucap gue setelah diturunkan diatas kotak.
"Dih bukannya makasih malah ngumpat"
"Makasih, ya lo harusnya bilang dong kalau gue suruh naik ke kotak ini" jawab gue
"Ya in aja"
Sialan nih anak. Gue langsung lihat kedepan dan Waaahhhh gue berasa tinggi. Gue tengok ke laki-laki tadi dia juga lihat ke arah depan.
Gue akuin ini laki-laki ganteng, Ganteng banget malahan sebelas dua belas sama tokoh novel cinta lily.
"Gue tau gue ganteng, tapi jangan dilihatin terus nanti baper"
"Iya lo ganteng, tapi sorry gue udah sering dikelilingin orang ganteng jadi nggak bakal baper" jawab gue
"Hm percaya"
"Lo sakit apa?" tanya gue dengan pandangan tertuju kedepan tidak memandang dia lagi.
"Kepo"
"Ah maaf ya gue nggak bermaksud pasti berat banget buat lo, tapi lo harus tetap semangat walaupun penyakit lo sus-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Gue Arletta Bintang Anggrainie hanya seorang pegawai sebuah agensi yang menjabat sebagai perancang busana. Saat asik Scroll ponsel tiba tiba Tuk Wushhh gue langsung ada ditubuh Starletta Alexandria Ryulea Veln seorang figura...